DUBES JERBAR TTG MASA DEPAN JALAN TOL DI INDONESIA

DUBES JERBAR TTG MASA DEPAN JALAN TOL DI INDONESIA

 

 

 

Medan, Antara

Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, Teodore Wallau, berpendapat, masa depan jalan tol di Indonesia cerah karena pasti merupakan kebutuhan baru akibat pertumbuhan penduduk dan ekonomi.

Ia mengemukakan pendapat itu di Medan, Kamis malam, setelah menyaksikan jalan tol Belmera menghubungkan pelabuhan Belawan dengan gerbang utama kota Medan di selatan, Tanjung Morawa, yang “masih sunyi”.

Jalan itu mulai dibangun tahun 1981 dengan pinjaman Jerman Barat dan Kuwait untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di pusat kota Medan, melancarkan arus keluar­ masuk barang ke pelabuhan, serta mempermudah pengembangan wilayah ekonomi.

Jalan sepanjang 34 kilometer yang dirancang bebas hambatan itu, mulai dibuka untuk umum pertengahan Desember tahun lalu, sebelum diresmikan Presiden Soeharto, Maret tahun lalu .

Jalan tol pertama di luar Jawa itu, mampu menampung 20 ribu satuan-bus sehari, dan semula di perkirakan akan dilalui 7.000 kendaraan setiap 24 jam, tahun tahun pertama.

Tetapi, ternyata kini baru dilalui kurang dari 5.000 kendaraan, sehingga beberapa pihak menyebutnya “proyek rugi”.

Pihak PT Jasa Marga, badan usaha milik negara yang secara khusus membangun dan mengelola jalan tol di Indonesia, mengakui jalan tol Belmera masih terus mengalami defisit, dalam arti penghasilannya yang kurang dari Rp 4 juta sehari, belum cukup untuk membayar cicilan pinjaman, serta biaya operasional.

Tetapi seorang pejabat jasa marga yang menyerah terimakan jabatan kepala cabang Belmera, dari Ir. Warbini kepada pejabat sementara Ir. Arman Panjaitan, sebulan lalu, sangat yakin kalau jalan tol yang bernilai Rp 52 miliar itu pasti jadi kebutuhan, pada tahun-tahun mendatang.

Dengan nada yang sama, Duta Besar Wallau, juga menegaskan pada wartawan, jalan tol Belmera dan bahkan jalan tol lain di Indonesia, akan berkembang pesat mengingat pertumbuhan penduduk dan ekonomi Indonesia tergolong pesat.

Di masa datang, katanya, waktu akan semakin berharga dan mahal, sehingga setiap pelaku ekonomi membutuhkan kecepatan, ketepatan dan keamanan dalam setiap gerak.

“Pada saatitulahjalan tol menjadi pilihan utama”, katanya.

Dalam suatu percakapan terpisah, Ir. Warbini yang memimpin pembangunannya, mengatakan, jalan tol Belmera dirancang dan dibangun di Jawa. Jalan atau jembatan tol dibangun untuk memenuhi kebutuhan mendesak sekarang. (LS)

 

 

Sumber: ANTARA (04/09/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 523-524.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.