DWIFUNGSI TAK BERARTI ABRI MAU PERANG SADJA

DWIFUNGSI TAK BERARTI ABRI MAU PERANG SADJA [1]

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

Deputy Chusus Pangak Irdjen Pol. Dr. Awaluddin MPA, Sabtu jl. telah menerima Panitya Sajembara Seksi Hankam PWI Djaya diruang kerdjanja dimana hadir pula Kapuspenak KBP Soerojo.

Setelah Panitya menjampaikan idea tentang penjelenggaraan sajembara mengarang mendjelang hari kepolisian bulan Djuli jad. Desus tsb, kemudian memberikan saran2 dan pandangannja, terutama jang menjangkut tugas2 kepolisian.

Dikatakan bahwa disamping memperhatikan segi2 djurnalistik jang akan mendapat penilaian nanti, hendaknja peserta sajembara mengetahui dan memahami benar2 akan tugas2 kepolisian itu terlebih dahulu.

Diingatkan bahwa polisi tidak mau dipudji2, tetapi ia akan senang mendapat kritik jang hebat, kritik2 jang membangun. Sebab menurut Awaludin, terkadang terdapat anggota polisi jang tidak mengerti akan tugas pokoknja.

Berbitjacara tentang kembalinya AKRI ketugas pokoknya ditegaskan bahwa hal itu tidak berarti AKRI sebagai ABRI akan mengurangi tugas2 dwi fungsinja. Dan hal ini hendaknja djangan dianggap seolah2 kita mau perang sadja. Tugas dan fungsi kepolisian adalah universal dan sudah ada dalam masjarakat sedjak dulu, mengamankan norma2 jang ada di masjarakat.

Kalau tugas2 kepolisian dimasa dulu bersifat repressif maka sekarang hal itu lebih dititik beratkan pada tugas2 jang preventif. Dan tugas kepolisian didjaman kemadjuan technology seperti sekarang ini adalah lebih kompleks.

Kepada masjarakat diharapkan agar senantiasa membantu tugas2 kepolisian misalnja dengan selalu memberikan laporan2 tentang perbuatan2 kriminil di daerahnja. Dengan demikian mudah bagi AKRI untuk menentukan ke daerah mana patroli2 polisi harus lebih banjak dilakukan, sehingga polisi memungkinkan masjarakat hidup aman tentram dan damai. Dan pada achirnja ia mendjadi teman terdekat dimasjarakat.

Dalam hal ini tidak dibenarkan adanja petugas2 kepolisian jang berlaku kasar, tetapi hendaknja bertindak dengan sikap saling hormat menghormati, tanpa mengurangi kewibawaan sebagai alat negara. Demikian Irdjen. Pol Awaludin. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (12/05/1969)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 366-367.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.