EMPAT RANDJAU

EMPAT RANDJAU [1]

 

Djakarta, Harian Kami

DISEPANDJANG periode pemerintahan orde baru jang kita tegakkan bersama2 sedjak tahun 1966 telah bertumbuhan banjak matjam ketjemasan seraja menjaksikan ketjenderungan2 perkembangan dibidang politik, militer dan ekonomi.

Dengan menangnja Golkar setjara mutlak dalam pemilihan umum jang baru lalu maka bisa diharapkan suatu pengendapan keadaan. Dan dengan mengendapnja keadaan serta kestabilan perkembangan2 disetiap bidang, maka ketjemasan2 itu ada baiknja diformulir lebih tadjam sehingga bisa lebih djelas terlihat oleh golongan jang berkuasa, dengan harapan tentunja agar dihindarkan ketjemasan2 itu mendjadi penghambat2 jang rill dalam djalannja pemerintahan orde baru.

Randjau jang pertama adalah sikap jang oleh harian Pedoman dalam tadjuknja kemarin disebut “sombong”. Sikap ini bisa didampingi oleh kebidjaksanaan “tidak butuh pada kerdjasama dengan fihak lain dan tidak butuh memperdulikan pendapat2 orang luar”. Ini bisa mematikan setiap bentuk kontrol dan memonopoli pusat2 pengambilan keputusan jang kian lama kian terasing dari kenjataan2 jang berkembang disekitarnja. Peruntjingan dati sikap ini mengakibatkan randjau ke-dua.

Para penguasa mendjadi hiper-sensitif terhadap semua bentuk kritik dan perbedaan pendapat. Segala sesuatu unsur jang malantjarkan kritik atau pernjataan tidak setudju tjenderung untuk dianggap menghambat pembangunan, mengganggu stabilitas politik dan ekonomi. Ke-tidak-stabilan jang senantiasa merupakan konsekwensi dari kemadjuan2 di bidang ekonomi akan ditekan terus-menerus, “so­cial development” jang menundjukkan garis konjunktur meningkat akan di­assosiasikan dengan gangguan terhadap ketertiban, bahkan dalam hal-hal jang ekstrim dianggap sebagai sabotage dan subversi. Pers sepenuhnja didalam kontrole penguasa. lni bisa dilakukan melalui tindakan repressif, maupun tindakan2 jang mematikan kemungkinan kelangsungan kehidupan komunis dari setiap sarana jang tidak mau bergabung dengan “koor” golongan penguasa. Jang terakhir ini merupakan “sub” ­akibat dari randjau ke-3.

Salah satu bahaja dahsjat jang mengantjam negara2 jang sedang berkembang adalah terbentuknja suatu “complex” jang kuat sekali antara kaum modal dan kaum penguasa, Ini sudah terdjadi di Muangthai dan Filipina dan untuk sebagian sudah mulai berlaku di Indonesia. Struktur keadaan jang demikian ini mengakibatkan suatu piramide sosial-ekonomis jang “gendut” diputjuknja jang sempit serta kurus-kering didasarnja jang luas. Gap antara kaum miskin jang berlimpah2 djumlahnja dengan kaum kaja jang terdiri dari beberapa gelintir akan terus-menerus melebar. Perkembangan ini mengisjaratkan hanja satu akibat dihari kemudian: peledakan social seperti jang sudah mulai mem-bakar2 Filipina.

Randjau jang ke-4 bisa timbul kalau angkatan bersendjata jang merasa dirinja berdjasa terhadap stabilitas dan pembangunan menuntut pembagian redjeki terlalu tjepat. Adalah logis kalau kelompok jang berdjasa dalam sesuatu usaha, setelah usahanja agak sukses kemudian menuntut buah-buah hasil dari usaha itu.

Itulah kira2 lampu2 merah jang senantiasa harus kita hadapi dengan kewaspadaan jang militant setjara konstant. Sebab sebagai lawan dari 4 randjau tersebut sebegitu djauh hanja ada dua faktor. Jang pertama adalah sikap dan sifat dasar seorang Presiden jang moderat dan tidak suka pada polarisasi2 kekuatan politik maupun ekonomis. Jang kedua adalah suatu kelompok tehnokrat jang bersih dan amat sadar akan bahaja2 pembagian redjeki jang tidak merata. Dua faktor ini musti didampingi oleh faktor2 pembantu seperti misalnja kontrol dari pers jang dewasa dan bertanggung djawab. Dan kalau sudah 4 randjau itu jang mendjadi soal, maka persoalan “pers­breidel” tidak patut dianggap terlalu menakutkan. (DTS)

Sumber: HARIAN KAMI (17/06/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 739-741.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.