ERA PERDAGANGAN BEBAS TAK MUNGKIN DIHINDARI [1]
Batam, Kompas
Presiden Soeharto mengatakan, dunia kinitengah bergerak menuju zaman baru berupa zaman ekonomi terbuka dan perdagangan bebas. “Kita tak mungkin menghindari arus perubahan dunia tadi. Zaman barn itu harus kita anggap sebagai tantangan ya_ng harus kita jawab dengan sikap yang positif dan dengan langkah-langkah nyata,” kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan hal itu saat meresmikan Pengembangan Bandar Udara Hang Nadim dan berbagai proyek pembangunan di Batam hari Senin (11/12). Hadir dalam peresmian bandara yang memiliki landasan pacu terpanjang di Tanah Air yakni 4.025 meter ini antara lain Ny Tien Soeharto, Menristek/Ketua Otorita Batam BJ Habibie, Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung, Menparpostel Joop Ave, Menhub Haryanto Dhanutirto dan Gubernur Riau Soeripto. Menurut Kepala Negara, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia memang berat. Selain harus bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju, juga masih harus mengurangi ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain. “Satu-satunya jawaban adalah, kita harus bekerja keras dan memanfaatkan sebaik-baiknya potensi yang kita miliki,” kata Presiden.
Peran Transportasi
Kepala Negara mengatakan, memasuki zaman baru, peran transportasi, khususnya angkutan udara akan terus bertambah penting. Transportasi yang aman, cepat dan murah akan mendorong proses berlangsungnya ekonomi terbuka dan perdagangan bebas. Menyadari pentingnya peranan angkutan udara, pemerintah memberi perhatian yang besar terhadap masalah ini. “Bandar-bandar udara di Tanah Air telah dibangun di mana-mana, termasuk mengembangkan bandar-bandar udara yang telah ada sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan daerah masing-masing. Salah satunya adalah Bandar Udara Hang Nadim,” tandas Presiden. Bandara Hang Nadim mampu didarati pesawat besar dengan muatan penuh. Selain itu, dilengkapi terminal yang luas dan peralatan penumpang yang canggih, sehingga mampu bekerja lebih cepat dan makin efisien. Dengan demikian, lanjut Presiden, para awak pesawat akan mendapatkan pelayanan teknis yang lebih baik, para penumpang akan lebih merasa nyaman dan pengangkutan barang akan bertambah lancar. Menurut Kepala Negara, di masa mendatang kebutuhan devisa akan terus meningkat, karena harus tems memperluas dan mempercepat pembangu nan serta mengangsur utang. Pulau Batam telah berkembang menjadi kawasan industri dan pariwisata, karena itu Presiden mengajak semua pihak untuk berusaha keras menarik sebanyak banyaknya penanam modal. Pemerintah terus berusaha menciptakan iklim usaha yang sehat dan membangun berbagai prasarana yang diperlukan untuk mengembangkan dunia usaha. Pembangunan Bandara Hang Nadim, fasilitas Telkom, industri elektronika, terminal feri, kawasan industri kecil, menurut Kepala Negara, mempakan wujud nyata penciptaan iklim usaha yang sehat.
Tekad Indonesia
Ketika berbicara tentang Batam yang berhadapan dengan Singapura yang dapat ditempuh dengan feri, Kepala Negara menyebutkan , pembangunan Batam harus dilanjutkan karena Singapura telah menjadi pusat jasa perdagangan dan keuangan internasional.
“Kita bertekad menjadikan Batam dan pulau-pulau disekitarnya sebagai kawasan industri dan pariwisata yang penting di Tanah Air dan bahkan di Asia Tenggara” kata Presiden. Kepala negara menyampaikan rasa gembiranya karena Batam telah mencapai banyak kemajuan, terutama karena berbagai hasil industri manufakturnya telah diekspor ke berbagai negara seta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kita berharap mudah-mudah daerah inidapat memacu pembangunan didaerah segitiga pertumbuhan Sijori (Singapura, Johor, Riau) serta dapat mempererat tali persaudaraan antara bangsa kita dengan Singapura dan Malaysia”kata Presiden.
Ketika menyinggung pengembangan sektor pariwisata di Batam, Kepala Negara menyampaikan harapannya agar para wisatawan khususnya dari luar negeri tidak hanya mengunjungi Batam tapi juga daerah-daerah lain disekitarnya. “Untuk menampung pesatnya perkembangan industri dan wisata di Batam dan sekitarnya maka Bandara Internasional Hang Nadim harus berkembang menja di bandar udara transit penerbangan dari dan ke luar negeri, bandara untuk ekspor dan menjadi pusat angkutan carter,” kata Presiden.
Terus Meningkat
Sebelumnya Menristek BJ. habibie yang juga ketua otorita Batam melaporkan, investasi PMA sampai dengan Oktober 1995 mencapai 1,85 milyar dollar AS serta penanaman modal non fasilitas 1,33 milyar dollar AS. Habibie juga menyebutkan ekspor komoditas non migas selama periode Januari Oktober 95 mencapai 1,8 milyar dollar AS dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 1,1 milyar dollar AS. Diharapkan ekspor Batam tahun iniakan melampaui angka dua milyar dollar AS.
Jumlah wisatawan yang datang selama periode yang sama adalah 760.921 orang dibanding kurun waktu Januari-Oktober tahun 1994 sebanyak 712.105 orang. Kepala Negara dan Ibu Tien, Habibie, Menparpostel Joop Ave, Menteri PU Radinal Moechtar serta Pangab Jenderal TNI Faisal Tanjung mengadakan peninjauan keliling juga nampak pengusaha Eka Tjipta Widjaya serta Ibrahim Risjad. Otorita Batam sekarang tidak hanya mengelola Batam tetapi juga Pulau Rempang dan Galang serta Pulau Galang baru serta 390 pulau kecil disekitamya sehingga luasnya menjadi 115 persen dari Singapura. Penggabungan pulau- pulau itu dinamakan Barelang beberapa j embatan akan dibangun untuk menghubungkan pulau pulau itu misalnya Jembatan Barelang yang menghubungkan Pulau Batam dengan Rempang. Pulau Galang sampai Pulau Galang Baru. (rust/rat)
Sumber : KOMPAS (12112/ 1995)
__________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 408-410.