FASILITAS KREDIT EKSPOR PEMBANGUNAN PLTGU DIKAJI KEMBALI

FASILITAS KREDIT EKSPOR PEMBANGUNAN PLTGU DIKAJI KEMBALI[1]

 

Jakarta, Antara

Menko Ekku/Wasbang Saleh Afiff mengatakan, pemberian fasilitas kredit ekspor untuk pembangunan tiga PLTGU di Pulau Jawa akan dikaji kembali mengingat adanya penelitian ulang terhadap harga pembangunan proyek tersebut oleh Departemen Pertambangan dan Energi.

“Kredit ekspor itu bisa lebih rendah, bisa lebih tinggi, karena kredit itu merupakan batasan bagi mereka untuk melakukan perundingan,”katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis malam.

Mentamben IB Sudjana sebelumnya mengatakan, pihaknya berjanji untuk meneliti kembali soal harga pembangunan ke tiga PLTGU di Jawa yang rnenggunakan sistem interkoneksi tersebut. Ketika ditanya tentang kemungkinan ditunjuknya konsorsium lain dalam pembangunan PLTGU tersebut, Afiff mengatakan, “Bisa saja itu dilakukan jika harganya terlalu mahal. Karena kebutuhan listrik mendesak mungkin kita lakukan dengan caraprice order bukan repeat order.”

Menko minta agar pembangunan PLTGU itu dilakukan secepatnya, walupun ia tidak memberi target untuk itu. Ditanya kemungkinan harganya lebih murah dari pembangunan PLTGU Tanjung Priok, ia mengatakan, “Semoga itu terjadi, karena kita memang perlu melakukan penghematan.”

PLN dalam rencana pembangunan tiga PLTGU tersebut yaitu Muara Tawar (Jabar), Tambak Lorok (Jateng), dan Grati, Pasuruan (Jatim) menggun akan harga patokan pembangunan PLTGU Tanjung Priok sebesar 752,26 dolar AS per Kilo Watt (KW).

Sementara harga pembangunan “power plant ” di pasar internasional kini cenderung turun sebagai contoh pembangunan PLTGU di Thailand baru-baru ini hanya menghabiskan biaya sebesar 450 dolar AS per KW. Harga penawaran terakhir yang diajukan kontraktor Asea Brown Bovery (ABB) untuk PLTGU Muara Tawar kapasitas 982 Mega Watt (MW) tercatat 758,63 dolar per KW, untuk PLTGU Tambak Lorok 505 MW Sumitomo menawarkan harga 782,17 dolar per KW, dan Mitsubishi mengajukan harga 736,84 dolar AS per KW untuk PLTGU Grati kapasitas 855 MW.

Sementara GEC Alsthom International, sesuai dengan suratnya kepada Presiden Soeharto tertanggal 3 Juni 1993, menawarkan harga pembangunan PLTG sebesar 500 dolar AS per KW dan bila pembangkit tersebut ditingkatkan harganya 20 persen menjadi 600 dolar per KW. (T.PE02/20:15/EU09/ 7/04/94 20:22/RUl/20:40

Sumber:ANTARA(07/04/1994)

______________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 242-243.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.