Filsafat Hidup Seorang Pemimpin : DARI SOEHARTO UNTUK SEMUA ORANG

Filsafat Hidup Seorang Pemimpin :

DARI SOEHARTO UNTUK SEMUA ORANG [1]

Jakarta, Media Indonesia

Salah satu pemberian Bapak dan Ibu sejak kami kecil, adalah butir-butir Pituduh dan Wewaler. Bapak mencoba menyusun butir-butir

“Pituduh dan Wewaler tersebut dalam satu kumpulan, dengan harapan agar selalu diingat, khususnya oleh putera­ puterinya. Kami merasakan bahwa butir-butir Pituduh dan Wewaler tersebut sangat berharga dan besar manfaatnya sebagai salah satu petunjuk dan pegangan hidup dalam kami meniti kehidupan di dunia ini.

(Siti Hardiyanti Rukmana)

Ketuhanan Yang Maha Esa

  1. Tuhan itu satu, ada di mana-mana, abadi, pencipta alam seisinya, dan menjadi sesembahan manusia sejagad raya dengan memakai tata caranya masing-masing.
  2. Tuhan itu ada di mana-mana juga ada pada dirimu, tapi jangan engkau berani mengaku dirimu Tuhan.
  3. Tuhan itu jauh tanpa ada batasnya, dan dekat sekali tetapi tidak dapat bersentuhan.
  4. Tuhan itu abadi, tidak dapat digambarkan perwujudan-Nya, merupakan sebab yang pertama dan merupakan tujuan terakhir dari segala ciptaan yang ada.
  5. Tuhan itu dapat berwujud ,tapi perwujudan itu bukanlah Tuhan.
  6. Tuhan itu berkuasa tanpa menggunakan alat apa pun ; pencipta alam seisinya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
  7. Tuhan itu tidak membeda-bedakan makhluk-Nya.
  8. Tuhan itu Maharahim dan Mahakasih, dan kebahagiaan semesta ini adalah anugerah Tuhan.
  9. Tuhan itu Mahakuasa, tidak ada yang dapat menggagalkan kepastian atas kehendak Tuhan.
  10. Hidup itu berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan.
  11. Tuhan itu tidak tidur, (Tuhan mengetahui segala-galanya).
  12. Berbeda-beda pemberian, Tuhan kepada ciptaan.
  13. Menyerahkan diri kepada Tuhan bukan berarti tidak mau bekerja, melainkan percaya bahwa Tuhan itu Mahakuasa. Sedang berhasil tidaknya apa yang kita lakukan adalah atas kehendak Tuhan.
  14. Tuhan menciptakan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena itu hormatilah Ibumu.
  15. Yang dapat menjadi utusan Tuhan itu bukan hanya manusia.
  16. Alam Purwa (permulaan), alam Madya (tengah), alam Wasana(akhir).
  17. Perubahan keadaan itu atas kehendak Tuhan.
  18. Tiada kesaktian yang menyamai kepastian Tuhan, karena tidak ada yang dapat menggagalkan kepastian dari Tuhan.
  19. Benar yang berasal dari Tuhan itu apabila tiada sifat angkara murka dan tidak suka menyengsarakan orang lain. (Salah kalau mempunyai sifat angkara murka dan suka menyengsarakan orang lain).
  20. Di dunia ini ada dua macam kebenaran, yaitu benar di hadapan Tuhan dan benar di hadapan yang sedang berkuasa.
  21. Benar di hadapan yang sedang berkuasa, juga ada dua macam yaitu yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan.
  22. Kalau sesuai dengan kebenaran dari Tuhan, itu berarti bathara mengejawantah (dewa yang menjelma), tapi kalau tidak cocok dengan kebenaran dari Tuhan, itu berarti penjelmaan berhala .
  23. Tuhan itu bukan dewa atau manusia, namun segala yang ada ini, termasuk dewa dan manusia, itu berasal dari Tuhan.
  24. Buruk dan baik itu saling berkaitan, semua itu atas kehendak Tuhan.
  25. Manusia itu berasal dari Tuhan oleh karena itu juga mempunyai sifat Tuhan.
  26. Tuhan itu tidak ada yang menyamai. Oleh karena itu jangan menggambar­-gambarkan perwujudan Tuhan.
  27. Tuhan itu berkuasa tanpa menggunakan alat pelengkap apa pun, oleh karena itu jangan beranggapan bahwa manusia itu dapat mewakili Tuhan.
  28. Tuhan itu berkuasa, sedangkan manusia hanya mampu saja.
  29. Tuhan dapat mengubah segala-galanya tanpa mungkin dapat diperkirakan
  30. Tuhan dapat merusak hal-hal yang sudah tidak di perlukan lagi dan dapat menciptakan sesuatu yang baru, yang diperlukan.
  31. Batu dan kayu itu mempunyai zat Tuhan, tetapi bukan Tuhan.
  32. Manusia itu dapat mempunyai zat Tuhan, namun jangan beranggapan bahwa dengan demikian manusia itu dapat disebut Tuhan.
  33. Baik makhluk halus maupun makhluk yang tampak, semuanya ciptaan Tuhan. Oleh karena itu jangan menyembah makhluk halus, tetapi jangan pula menghinanya.
  34. Segala yang dapat dilihat merupakan ciptaan Tuhan yang tampak, sedang yang lain merupakan makhluk halus.
  1. Tuhan itu memenangkan manusia bagaimana pun juga.

(Dari : Butir-Butir BudayaJawa, Soeharto : Penyunting : Siti Hardiyanti Rukmana)

Sumber : Media Indonesia (02/09/1992)

_______________________________________________________________________________

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 716-717

.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.