Fokus: INDONESIA DAN VENEZUELA
Jakarta, Media Indonesa
KETIKA 1976 Dubes Ferdy Salim mengadakan resepsi sehubungan dengan peresmian Kedubes Indonesia di Caracas, Istri Dubes AS bertanya “Berapa banyak jumlah penduduk Indocina sekarang?”
Ny. Ferdy Salim yang ditanyai cepat tanggap kiranya Ny Dubes negara adidaya itu tidak bisa membedakan Indonesia dan Indocina.
Buru-buru la menjelaskan, di mana letak Indonesia dan Indocina, sehingga Ny. Dubes AS tersipu malu, namun cepat menyahut “Sungguhjauh negara Anda dari sini.”
Bayangkan, jika istri diplomat negara besar di Caracas tidak tahu, di mana letak Indonesia, konon pula rakyat Venezuela. Hal ini terbukti ketika KBRI memasang iklan di harian El Nacional mencari karyawan/staflokal, umumnya yang datang melamar lebih banyak hanya ingin tahu, negara seperti apa Indonesia itu.
Memang menjadi kenyataan, sampai saat ini pun Indonesia masih asing di telinga rakyat Venezuela. Hanya orang-orang pemerintahan, khususnya yang bekerja di Deplu yang tahu Indonesia.
Hal ini bisa dimengerti, karena hubungan diplomatik Indonesia-Venezuela yang kini berpenduduk sekitar 19 juta jiwa itu, termasuk “kelas ringan”. Hubungan perdagangan, boleh dikatakan nihil. Kontak paling akrab Indonesia-Venezuela umumnya karena sama-sama anggota OPEC. Dan kebetulan di OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak), Indonesia dan Venezuela sama-sama selalu bersikap demokrat.
Sik:ap politik Indonesia-Venezuela pada dasamya sama. Di banyak forum seperti Gerakan Non-Blok atau Selatan-Selatan. Caracas-Jakarta selalu seiring sejalan.
Karena itu meskipun hari ini Presiden Soeharto resminya berkunjung ke Caracas dalam rangka KTT Kelompok 15 (G-15) untuk konsultasi dan kerja sama SelatanĀSelatan, betapa pun kehadiran Presiden dan rombongan di Caracas selama 6 hari, sungguh merupakan promosi besar bagi Indonesia di mata warga Venezuela.
lnilah saat pertama kalinya dalam sejarah kedua negara.Seorang Kepala Negara Indonesia berkunjung di Venezuela, sebuah negara federal yang terdiri dari 20 negara bagian dan 2 wilayah federal.
Penduduknya termasuk heterogen 69% suku Mestizo,20% kulit putih (Spanyol, Portugis, Italia), 9% Negro, 2% Indian. Bahasaresmi-Spanyol, Luas negara sekitar 7 kali pulau Jawa, merupakan negara Amerika Latin paling maju dan stabil dengan inĀ come per capita sekitar Rp 37.740.000. Selain itu juga Venezuela merupakan contoh bagi negara Amlat lainnya dalam pelaksanaan demokrasi. Presiden Corlos Andres Perez yang sekarang berkuasa, memangkujab atan itu untuk kedua kalinya. Menurut konstitusi Venezuela, seorang presiden tidak dibenarkan dipilih dua kali berturut-turut, tetapi dibenarkan dipillh kembali, sesudah ada presiden perantara. Andres Perez terpilih kembali 1988, sesudah diantara dua presiden.
Suatu hal yang pasti, Venezuela yang kaya sumber daya alam seperti Indonesia dengan cuaca yang tidak banyak berbeda, memerlukan Indonesia dalam trend percaturan dunia. Sebaliknya Indonesia pun sulit mengelak, bahwa Venezuela diperlukan Indonesia untuk memperkuat posisi globalisasinya.
Sumber : MEDIA INDONESIA (29/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 282-283.