FOTO PAK HARTO DI MEDIA MEMUKAU[1]
Bandung, Media Indonesia
Menteri Penerangan Harmoko manggut-manggut ketika pandangannya terpaut pada foto Presiden Soeharto yang tengah mem baca Media Indonesia. Foto Presiden yang dicetak besar dan berbingkai indah itu mendapat perhatian sejenak Harmoko yang melihat dari dekat stand peserta pameran Hari Pers Nasional di Gedung Landmark, Bandung kemarin.
Tidak jelas kalimat yang keluar dari mulut menteri tetapi satu kata yang tertangkap di sela hiruk pikuk pengunjung adalah Teruskan, lanjutkan. Redaktur Eksekutif Media Indonesia Eddi Elison yang berdiri tidak jauh dari menteri tersenyum simpul. Foto Presiden tengah membaca koran pagi Media Indonesia itu memang pemah dipasang pada halaman pertama Media Indonesia edisi ulang tahunnya ke-23 ( 1993) . Foto itulah yang dipampang di stand Media sebagai satu aba-aba bagi jajaran pers bahwa Pak Harto senantiasa mengikuti terus pemberitaan pers, termasuk tentunya apa yang dihidangkan surat kabar ini.
Ribuan pengunjung memadati ruang pameran, memberikan kesan tersendiri kepada jajaran pers. “Pers sekarang lain dengan pers zaman dulu,” ujar penjaga stand Pemda Jabar yang juga mendapat kunjungan Menteri Harmoko yang didampingi Gubernur Jabar. “Apabila dulu pers perjuangan, maka sekarang pers pembangunan.” Di sebuah stand grafika, pengunjung diberi petunjuk tentang cetak jarak jauh yang mempergunakan satelit sebagai medianya. Cetak jarak jauh memang masih dalam dambaan. “Masih butuh waktu sepuluh tahun lagi baru bisa dimanfaatkan jajaran pers,” ujar seorang tokoh pers. “Soalnya perangkatnya sangat canggih dan memerlukan pengkajian yang sangat detail,” kata Atang Ruswita bos group Pikiran Rakyat.
Strategi
Ada 45 stand di ruang pameran. Hampir seluruh jajaran pers di Indonesia telah terwakili pada pameran ini. Bermacam startegi penjaga stand memikat pengunjung. Ada yang menawark:an hadiah menarik, bonus langganan koran gratis dan pembagian souvenir yang cukup menarik minat, khususnya kaum remaja yang tengah keranjingan bacaan bermutu.
Yang menarik perhatian, anak-anak muda memanfaatkan pameran untuk mengumpulkan koleksi koran terbitan seluruh Indonesia. Corak wajah koran zaman pembangunan ini menarik perhatian Sukowati, mahasiswa, salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung.
Tata letak yang indah, wama yang cerah full colour lagi. Koran Media Indonesia yang dibagi gratis tudes. Tak kalah, gesitnya dalam strategi menarik minat pengunjung adalah apa yang dilakukan group Pikiran Rakyat Bandung. Dengan corongnya Radio Parahyangan, masa ditarik untuk mampir ke stand PR Group. Di pintu masuk tempat berlangsung pameran, Rudy Jamil berdendang dan berjoget, diiringi musik keras. Sederatan artis lbukota dan Bandung turut ambil bagian memeriahkan pameran ini.
Hari pers Nasional 1993 yang berlangsung di Bandung seperti reuni tokoh pers. Soalnya dari pelosok tanah air, tokoh-tokoh pers bertemu dan bertukar pengalaman. Orang pers yang sudah beruban, keliatan berangkulan begitu bertemu di Gedung Merdeka, tempat dipusatkannya acara peringatan HPN.
Ketua PWI Pusat Soegeng Widjaja tak henti-hentinya mendapat jabatan tangan dari Wartawan Senior dari daerah. Sementara Dirjen PPG Subarata tampak mendapat kerumuan wartawan senior. Pimpinan koran Mandala Bandung Krisna Harahap mendekati DirutPT. Telkom Setyanto P Santoso yang banyakandil dalam mendukung program semiran HPN tahun ini.
Gubernur Jabar Yogie S Memet yang mendapat penghargaan Perra Mas karena berhasil menjalin hubungan baik dengan jajaran pers, hanya singkat saja menyampaikan pidatonya.
Sumber :MEDIA INDONESIA ( 10/02/1993)
____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 803-804.