GOLKAR ACEH MOHON: PRESIDEN SOEHARTO DITETAPKAN SEBAGAI BAPAK PEMBANGUNAN NASIONAL
Keluarga besar Golongan Karya (Golkar) Daerah Istimewa Aceh, mohon kepada Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia (MPR-RI) agar menetapkan Presiden Republik Indonesia Jenderal Purnawirawan Soeharto sebagai "Bapak Pembanguuan Nasional".
Selain itu mohon kepada MPR-RI hasil Pemilu 1982, agar memilih kembali Jenderal Purnawirawan Soeharto menjadi Presiden.
Hal tersebut merupakan pernyataan kebulatan tekad keluarga besar Golkar Daerah Istimewa Aceh yang disampaikan pada acara memperingati hari ulang tahun Golongan Karya ke-17, Minggu malam, di Desa Arafah, Banda Aceh.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I Golkar Aceh Dr. H. Yulidin Away, DTPH, menyerahkan naskah kebulatan tekad tersebut kepada ketua dan pimpinan Golkar tingkat I Aceh, Gubernur Aceh. H. Hadi Thayeb, untuk disampaikan kepada Lembaga Tertinggi Negara.
Dinyatakan, kebangkitan orde baru merupakan suatu koreksi secara menyeluruh terhadap segala bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh orde lama, dan telah menyelamatkan bangsa dan Negara kesatuan RI dari malapetaka kehancuran.
Hasil2 pembangunan disegala bidang yang meliputi, ideologi, politik khususnya pelarangan paham komunis di Indonesia, ekonomi sosial, budaya, agama dan pertahanan keamanan, telah dirasakan langsung oleh segenap lapisan masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Keseluruhan upaya pembangunan dan keberhasilan pemerintah orde baru tersebut tidak dapat dipisahkan dari kebijaksanaan dan kepemimpinan Soeharto, selaku Presiden RI, guna memelihara kesinambungan nasional tersebut merupakan keharusan kepemimpinan nasional tetap berada ditangan orde baru.
Peringatan HUT Golkar ke-17 tingkat Daerah Istimewa Aceh dipusatkan di Desa Arafah, Banda Aceh, dengan menampilkan sejumlah artis ibu kota, dan kesenian daerah ini. (DTS)
…
Banda Aceh, Antara
Sumber: ANTARA (26/10/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 214-215.