GOLKAR HARUS MENDEWASAKAN DIRI

GOLKAR HARUS MENDEWASAKAN DIRI

Ulang Tahun ke-17 Golongan Karya, 20 Oktober, Selasa pagi, diperingati dalam satu upacara di halaman Kantor Walikota Administratif Palu yang dihadiri ribuan warga Golkar dan organisasi2 pendukungnya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Sulawesi Tengah Haji Hasan Tawil. BBA dalam sambutannya menyatakan, menghadapi tuntutan aspirasi rakyat, Golkar harus mendewasakan diri dengan cara meningkatkan kemampuan menyalurkan tuntutan rakyat.

Menurutnya, hakekat kedewasaan berarti meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri sendiri dalam melaksanakan tugas2 perjuangan. Golkar tampil dan berperan bukan semata-mata karena alasan kekuasaan melainkan lebih bersifat tanggungjawab pengabdian dan panggilan perjuangan untnk menunaikan amanat bangsa dan memahami peranannya.

Golkar menyadari sepenuhnya bahwa ia berasal dari rakyat, bersama rakyat dan berkarya untuk rakyat, kata Hasan Tawil. Pengabdian Golkar bersifat manusiawi, sebagai semangat jiwa dan moral politik perjuangan Golkar.

Gubernur Sulteng Drs. Haji Galib Lasahido menilai, dalam usia 17 tahun Golkar telah membuktikan kemampuannya menjalankan peranan sebagai pionir dalam konsepsi maupun operasional pembangunan.

Dikatakan, Golkar telah tampil di barisan terdepan bersama kekuatan Orde Baru lainnya untuk melaksanakan Pancasila dan Undang2 Dasar 1945 dalam seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa dan negara secara murni dan konsekuen.

Perjuangan orde baru yang berhasil menghimpun kemauan dan kemampuan rakyat Indonesia dalam berkarya dan membangun selama 15 tahun terakhir ini, kata Gubernur, mengalami kemajuan pesat dan merata sampai ke pelosok desa. Tanggungjawab meneruskan kesinambungan pembangunan, menurut Gubernur, harus kita pertahankan sebagai jawaban yang paling patriotik terhadap amanat kemerdekaan menurut konsepsi Orde Baru.

Mengakhiri acara HUT Golkar pagi itu, Yahya Patiro SH dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulteng membacakan kebulatan tekad yang isinya antara lain mengusulkan kepada MPR hasil Pemilu 1982 mendatang untuk menetapkan Jenderal Purnawirawan Soeharto selaku bapak pembangunan, dan dipilihnya kembali sebagai Presiden RI untuk masa jabatan. (DTS)

Palu, Antara

Sumber: ANTARA (23/10/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 204-205.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.