HARI INI KE SARAJEVO: PAK HARTO AKAN NAIK PANSER[1]
Zagreb, Republika
Presiden Soeharto beserta Ibu Tien Ahad (12/3) siang tiba di Zagreb, Ibukota Kroasia, untuk kunjungan selama dua hari. Di kota ini Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung telah menunggu untuk bergabung dalam delegasi resmi menuju Sarajevo, Ibukota Bosnia-Herzegovina, hari ini. Sebelumnya Presiden dan rombongan-Menlu Ali Alatas, Mensesneg Moerdiono, dan Duta besar/Kepala Badan Pelaksana Ketua Gerakan Non Blok (GNB) Nana Sutresna-meninggalkan kota Kopenhagen setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Sosial (KIT PS) yang kemarin petang ditutup Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali. Penerbangan dengan pesawat Garuda dari Kopenhagen ke Zagreb tak sampai dua jam. Wartawan Republika Hersubeno Arif kemarin melaporkan, di Bandara Zagreb Presiden dan rombongan disambut Perdana Menteri Kroasia dan Nyonya Nikica Valentic yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Indonesia. Di negara pecahan Yugoslavia ini, selain mengadakan pembicaraan resrni dengan Presiden Franjo Tudjman, Kepala Negara juga akan mengunjungi gedung Parlemen Kroasia. Sedangkan Ibu Tien Soeharto mengunjungi Villa Prekreizje. Dari Zagreb inilah Presiden Soeharto hari ini melanjutkan kunjungan ke Sarajevo, Presiden dan rombongan akan bertolak ke Ibukota Bosnia-Herzegovina dengan pesawat YAK-36 buatan Rusia yang dioperasikan oleh PBB, sekitar pukulll.OO waktu setempat atau sekitar pukul l7.00 WIB.Lama penerbangan hanya sekitar 90 menit. Rombongan didampingi Komandan Pasukan PBB (Unpafor) di Zagreb,Jenderal Betrand Janvier, dan Komandan Unprofor di Bosnia-Herzegovina, Jenderal Ruppert Schrnidth. Ikut mendampingi pula Perwakilan Tetap RI di PBB Nugroho-Wisnumurti dan Dubes RI untuk Hongaria, Kroasia dan Bosnia-Herzegovina, RM Soelaeman Pringgodigdo. Di Bandara Sarajevo,menurut rencana Presiden akan diterima Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi. Kemudian, kata Soelaeman kepada TVRI, Pak Harto dan rombongan berkendaraan panser menuju Istana Kepresidenan. Di sini Pak Harto melakukan perundingan empat mata dengan Presiden Alija Izetbegovic yang pernah berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu kunjungan itu merupakan balasan.
Pertemuan kedua kepala negara itu kemungkinan akan membahas peranan RI bagi upaya penyelesaian konflik di Bosnia-Herzegovina serta bentuk bantuan yang dapat disumbangkan kepada warga Bosnia yang menderita akibat perang berkepanjangan. Selanjutnya Presiden Soeharto akan berkeliling di seputar kota menyaksikan kerusakan prasarana umum dan bangunan akibat konflik antar-etnis yang berlangsung sejak pernyataan pemisahan diri Bosnia-Herzegovina dari Federasi Yugoslavia. Setelah berada sekitar tiga sampai empatjam di Bosnia, Presiden akan kembali menuju Zagreb untuk bermalam di sana. Dia akan melanjutkan kunjungannya sampai Selasa besok, sebelum kembali ke tanah air siang harinya.
Pekan lalu, jamaah Jumat di halaman parkir Wisma Antara di Jakarta Pusat memanjatkan doa bagi keselamatan Presiden Soeharto dan Ibu Tien yang menuju ke Bosnia-Herzegovina, tempat di mana perang saudara dan peluru masih ramai berdesing.
“Ya, Allah, selamatkanlah pemimpin kami dan sukseskanlah misinya,” begitu doa yang dipimpin dai intelektual Drs. Toto Tasmara, yang diamini parajamaah. Hutomo Mandala Putra, yang juga Presiden Komisaris PT. Humpuss, pada kesempatan itu tampak memejamkan mata serta menadahkan tangan memanjatkan doa.
“Ini adalah tugas mulia yang harus dilaksanakan Presiden demi menyelamatkan saudara-saudara kita kaum muslimin di Bosnia. Mari doakan agar pemimpin kita beserta Ibu Tien selamat dan berhasil melaksanakan tugasnya,” kata Toto dalam ceramahnya di depan jamaah, termasuk jajaran pimpinan PT Humpuss.
Menurut Toto yang sering tampil mengisi acara dakwah di televisi swasta itu, kepergian Presiden Soeharto ke Bosnia adalah untuk mengupayakan perdamaian di negara bekas pecahan Yugoslavia itu, selain untuk bersilaturahmi.
Kunjungan ke Bosnia cukup menarik perhatian. Dalam pertemummya dcngan Sekjen PBB, Menlu Ali Alatas menyinggung masalah itu. Sekjen PBB berharap dalam kapasitasnya sebagai Ketua GNB, Presiden Soeharto dapat turut memberikan andil dalam proses peredaan ketegangan di semenanjung Baltik.
Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic juga menyambut baik kunjungan Presiden. Kunjungan ini dinilainya akan memberikan semangat baru dan menjadikan warga kota yang menderita akibat konflik antar etnis berkepanjangan itu merasa tak ditinggalkan oleh sahabat-sahabatnya.
“Kesediaan Presiden Soeharto memberikan dukungan moril sangat besar bagi warga kota Sarajevo khususnya,” kata Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic seperti dikutip RM Soelaeman Pringgodigdo, dubes RI untuk Hongaria, Kroasia dan Bosnia-Herzegovina, di Zagreb, Sabtu. Soelaeman, Febmari lalu bertemu dengan Presiden Alija saat menyerahkan surat kepercayaan pengangkatannya sebagai Dubes RI di Sarajevo. Menurut Dubes, Presiden Bosnia menghargai bantuan moril dan materil yang telah diberikan Indonesia dan berharap RI sebagai ketua GNB ikut berperan mendorong berakhimya konflik di wilayahnya.
Selain dukungan politis dan simpati pada peljuangan bangsa Bosnia-Herzegovina, menurut Dubes Soelaeman, Indonesia melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah beberapa kali menyampaikan bantuan. Ini berupa materil (bahan pangan) maupun beasiswa bagi 60 mahasiswa Bosnia untuk melanjutkan studinya.(• ha)
Sumber: REPUBLIKA ( 13/03/ 1995)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 372-375.