HARMOKO – KHOMEINI DISKUSIKAN STABILITAS, KERUKUNAN BERAGAMA

HARMOKO- KHOMEINI DISKUSIKAN STABILITAS, KERUKUNAN BERAGAMA

 

 

Jakarta, Pelita

Menteri Penerangan Harmoko mengatakan, dalam kunjungannya ke Iran beberapa waktu yang lalu, putra Ayatollah Khomeini, Ahmad Khomeini menanyakan kepadanya, mengapa Indonesia mampu memelihara kerukunan beragama dan stabilitas nasional. Pertanyaan itu diajukan putra pemimpin besar revolusi Islam Iran, seusai mengadakan ziarah ke makam Khomeini.

“Saya jawab dengan singkat, karena Indonesia mempunyai ideologi Pancasila,” kata Harmoko ketika membuka Penataran P4 untuk organisasi-organisasi masyarakat Angkatan CXIII (seratus tiga belas), di Kantor BP7, Pejambon, Rabu (9/10).

Lebih lanjut Hannoko menguraikan bahwa Pancasila mampu memelihara kerukunan beragama dan stabilitas nasional karena paling tidak memiliki tiga aspek (dimensi), yaitu dimensi realitas, idealisme dan fleksibilitas.

Di depan 154 petatar P4 tingkat nasional, Harmoko menjelaskan, dimensi realitas Pancasila bisa dibuktikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan akar budaya bangsa sendiri dan berkembang dalam masyarakat. “Karena itu, bila ada paham atau ideologi lain selain Pancasila maka akan mendal (ditolak – Red),” katanya.

Selain itu, Pancasila juga memiliki dimensi idealisme yang keinginan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur. “Karena itu cita-cita masyarakat Pancasila itu selalu melakukan pendekatan prosperity (kemakmuran) dan security (keamanan),” katanya.

Pancasila juga memiliki dimensi fleksibilitas, artinya psikologi itu kenyal, tahan uji terhadap perkembangan zaman. Hal ini dimungkinkan karena Pancasila merupakan ideologi terbuka. Terbuka bagi pengembangan aspek pelaksanaannya. “Tetapi Pancasila tidak terbuka untuk diganti sila-silanya,” tegas Harmoko.

Ketiga dimensi (realitas, idealisme dan fleksibilitas) itulah yang menjadikan bangsa Indonesia mampu memelihara ketahanan dan stabilitas nasional. Tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Harmoko, bagaimana komentar Ahmad Khomeini setelah mendengar penjelasannya itu.

 

 

Keruntuhan Komunisme

Sementara itu, ketua BP7 Pusat, Oetoyo Oesman, secara terpisah kepada wartawan mengatakan, dengan adanya keruntuhan komunisme di Eropa Timur tidak berarti bahwa ideologi itu telah mati. Boleh jadi ini merupakan suatu pemurnian kernbali komunisme, karena perkembangan di negara-negara itu masih terus berlangsung. “Karena itu masih perlu terus waspada,” katanya.

Ia mengatakan, ideologi komunisme memang tidak punya lagi kreadibilitas di dunia, tetapi perlu diingat bahwa kini masih terdapat sekitar 3 juta mantan aktivis partai komunis di Eropa Timur.

Selain itu, paham materialisme yang menjadi ajaran pokok komunisme masih tetap hidup. Paham itu menolak adanya agama dan keberadaan Tuhan. Mereka berpendapat bahwa Tuhan telah mati.

Dalam hal ini BP-7 mengantisipasi perkembangan tersebut melalui badan penelitiannya dengan mengembangkan metode moving repair. Dengan cara ini suatu metode akan digunakan bila dipandang bermanfaat.

 

 

Sumber : PELITA (10/11/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 163-164.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.