HASIL PEMBANGUNAN AKIBAT PARTISIPASI

HASIL PEMBANGUNAN AKIBAT PARTISIPASI

Presiden Akui

Presiden tidak menjalankan kehendaknya sendiri melainkan melaksanakan kepercayaan rakyat yang diputuskan melalui MPR, Presiden Soeharto menegaskan Kamis siang, pada kesempatan temu wicara dengan kelompok tani terbaik dari lima Kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Negara berada di Desa Watumilak, Kecamatan Kewapaute, Kabupaten Sikka, NTT, untuk bersama rakyat memulai panen raya jagung hasil operasi Nusa Makmur.

Dikatakan semua yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan GBHN sebagai ketetapan MPR, dan dia adalah seorang warga negara yang dipercayai untuk rnenjalankan GBHN itu dengan dibantu wakil presiden dan menteri-menteri.

Diakui GBHN yang hanya merupakan garis garis besar perlu dijabarkan secara mendetail dan Presiden mendapat mandat itu. Berkata Presiden Soeharto: “Jadi tidak benar kalau ada anggapan bahwa Presiden berjalan sendiri atau semaunya saja”.

Menurut Kepala Negara, semua yang dilakukannya itu berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat, bukan kepentingan Presiden untuk terus ingin jadi presiden seumur hidup.

Ditegaskan, presiden hanya 5 tahun, sesudah itu mempertanggung jawabkan kepada MPR lalu dipilih kembali kalau dipercaya. Tapi kalau tidak dipercaya tidak usah dipilih. “Pilih orang lain yang dipercaya,” ujarnya.

Sungguh pun demikian Presiden kembali mengakui hasil apa yang dilaksanakannya tidak terletak pada Presiden, atau pemerintah saja, tetapi pada partisipasi seluruh rakyat, termasuk sikap mental, kesadaran yang timbul untuk melaksanakan pembangunan disertai disiplin akan apa yang telah diputuskan.

Karena itu, Presiden minta agar bangsa ini jangan cek-cok, bahkan dia kembali mengingatkan bangsa Indonesia sampai bisa dijajah oleh Belanda yang kecil selama 350 tahun karena diadu domba satu sama lain.

Artinya, walaupun bangsa ini berbeda suku bahasa, daerah dan sebagainya, tetapi tetap merupakan bangsa yang satu dalam membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Presiden menguraikan, masyarakat yang adil dan makmur yang dimaksudkannya tidak mempunyai ukuran minimal, hidup aman tenteram lahir batin setidak tidaknya hidup yang paling dibutuhkan. Pangan, sandang, papan dan memperoleh lapangan kerja yang layak serta bisa bersembahyang.

Dikatakan, perbaikan taraf hidup rakyat hanya akan terjamin bila rakyat punya penghasilan yang cukup untuk bisa membiayai hidup. Penghasilan yang cukup itu akan tercapai jika hasil kerja mereka selalu meningkat.

Ditegaskan, pemerintah tidak ragu-ragu mencari jalan guna meningkatkan pendapatan rakyat. Bila bangsa ini mau menikmati masyarakat adil dan makmur maka, petanilah yang harus diutamakan.

Dikatakan, pemerintah Orde Baru meletakkan pusat pembangunan pada sektor pertanian, karena tuntutan rasa keadilan tadi, apabila para rakyat tani tinggal di desa desa dan di gunung-gunung. (RA)

Maumere, Merdeka

Sumber : MERDEKA (05/04/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 702-703.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.