HJ. HALIMAH TRIHATMODJO[1]
Jakarta, Kompas
KENDATI ia berdarah Thailand dari pihak ibu, tapi kini ia menelusuri akar keturunannya dari pihak ayah yang asal Minangkabau. Beberapa kali sudah ia bertemu dengan bako, yakni anggota keluarga pihak ayah menurut garis keturunan ibu, dari Desa Tanjung Alam, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar. Terakhir, tiga hari menjelang masuk bulan puasa (Senin 2/3) lalu, Hj Halimah Trihatrnodjo (30) bersama ibunya Ny. Hj Achara (70), datang ke Padang.
Selama ini hampir tidak terdengar bahwa ia pandai berpidato di atas mimbar. Tetapi di ibu kota Propinsi Sumbar itu, kalimatnya mengalir dengan baik ketika ia mengucapkan pidato di hadapan masyarakat Kelurahan Purus Selatan, Kecamatan Padang Barat, Kotamadya Padang. Dia pun mengomentari ayat-ayat AI Quran yang dibacakan seorang qari, meski tidak diterjemahkan. Berarti ia dapat menafsirkannya. Pada bagian lain ia mensitir hadis Nabi Muhammad, yang menyatakan bagaimana seharusnya umat meramaikan masjid.
Namun di pertengahan pidato, bila ia menyebut-nyebut nama ayahnya, H. Abdullah Kamil yang wafat 11 Juli 1991 lalu, suaranya tersendat-sendat. Matanya berkaca-kaca. Sebentar-sebentar ia mengusap wajahnya yang anggun. Hadirin pun terhening dibuatnya.
Halimah yang menantu Presiden Soeharto dan akrab dipanggil Baby bersama Ny. Achara, janda almarhum H Abdullah Kamil, disertai keluarga besar, hari itu menyerahkan sebuah masjid wakaf keluarga. Membangun masjid di sana untuk keperluan masyarakat memang sudah diniatkan mantan diplomat kawakan itu semasa hayatnya. Masjid megah tersebut mampu menampung 250 jemaah, dilengkapi menara, perpustakaan, Taman Pendidikan Al Quran dan sebagainya. (mdp)
Sumber: KOMPAS (15/02/1992)
____________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 787-788.