HUBUNGAN AS – R.R.T HARUS DIPERHITUNGKAN

Presiden Soeharto: Agar Langkah Kita Tepat HUBUNGAN AS – R.R.T HARUS DIPERHITUNGKAN

Presiden Soeharto pada pidato tahun baru Minggu malam mengatakan bahwa pembukaan kembali hubungan diplomatik antara Jepang dan Amerika Serikat dengan RRT, merupakan peristiwa dunia yang harus terus diikuti dan diperhitungkan.

”Kita harus terus mengikuti perkembangan keadaan itu dengan seksama, bila pada saatnya diperlukan kita dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat sehingga kepentingan nasional tidak tergoyahkan dan pembangunan dapat berjalan lancar", kata Presiden.

Dalam menghadapi keadaan dunia yang terus berkembang, kita tetap berlandaskan politik luar negeri yang bebas aktif untuk diabdikan kepada kepentingan nasional.

Oleh karena itu, kata Presiden, perkembangan dunia perlu diikuti terus dengan seksama agar pada saatnya apabila di perlukan dapat diambil sikap dan langkah yang tepat, sehingga kepentingan nasional tidak tergoyahkan dan pembangunan dapat berjalan lancar.

Tahun ini dunia mengalami berbagai perkembangan yang mengandung harapan- harapan dan tantangan baru, kata Presiden.

Perkembangan usaha pertanian di Timur Tengah perkembangan yang mencemaskan dikawasan Indocina demikian pula perkembangan dibenua Afrika tidak luput dari perhitungan kita.

Presiden mengatakan secara umum dapat diciptakan, suasana politik, ekonomi, sosial dan keamanan yang melegak:an dan kita telah pula menyiapkan diri untuk memasuki Repelita III.

"Kita harus menyiapkan diri baik di lapangan politik, ekonomi dan sosial, agar tahapan ketiga pembangunan lima tahun kita berjalan dengan lancar". Kata Presiden.

Sudah jelas bahwa perencanaan pembangunan haruslah didasarkan pada persiapan yang baik dan keadaan ekonomi, politik, social dan sebagainya yang kokoh serta dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Dalam tahun terakhir pelaksanaan Repelita II ini keadaan ekonomi cukup baik”, ujar Presiden.

Presiden Soeharto mengatakan meskipun dewasa ini dalam masa paceklik, barang – barang kebutuhan pokok rakyat terutama pangan dan sandang cukup tersedia dan harganyapun terjangkau oleh daya beli masyarakat luas.

"Stabilisasi ekonomi cukup membesarkan hati karena dalam tahun takwim 1978 ini, laju inflasi berada dibawah 7%", kata Presiden.

Cadangan devisa kita cukup, lebih besar dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya, tambah Presiden.

Mengungkapkan "Kebijaksanaan 15 Nopember", Presiden mengatakan, walaupun mungkin dirasakan pahit oleh masyarakat tertentu, tetapi hendaknya disadari bahwa kebijaksanaan itu diambil untuk kepentingan rakyat dan untuk suksesnya Repelita III.

Sehubungan dengan itu Presiden menyerukan kepada para pengusaha produsen dan konsumen untuk turut mensukseskan "Kenop 15" dengan berusaha mengambil manfaat yang maksimal dalam meningkatkan produksi meningkatkan ekspor, mendorong kegairahan menggunakan barang-barang produksi dalam negeri, memperlancar penyaluran barang-barang kebutuhan pokok dan sebagainya.

Hal ini mudah dilakukan apabila kita masing-masing memahami makna kebijaksanaan tersebut, mau serta mampu mengendalikan diri dan kepentingannya untuk memenuhi kewajibannya sebagai mahluk sosial, sebagai warganegara dan warga masyarakat.

Mengawali pidatonya seraya mengucapkan "Selamat Tahun Barn 1979" dan Selamat Hari Natal”, Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk sama- sama menengok kebelakang, melihat dan menilai berbagai peristiwa penting yang terjadi tahun 1978, yang ada hubungannya dengan perjalanan perjuangan Bangsa Indonesia dewasa ini dan dimasa masa mendatang. (DTS)

Jakarta, Merdeka

Sumber: MERDEKA (02/01/1979)

Dikutipsesuaitulisandanejaanaslinyadaribuku "Presiden RI Ke II JenderalBesar HM SoehartodalamBerita", BukuV (1979-1980), Jakarta: AntaraPustakaUtama, 2008, hal. 1-2.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.