HUT PERNIKAHAN PAK HARTO KALI INI AGAK ISTIMEWA

HUT PERNIKAHAN PAK HARTO KALI INI AGAK ISTIMEWA [1]

Jakarta, Merdeka

Hari Ulang tahun pernikahan ke-45 Presiden Soeharto dengan Nyonya Siti Hartinah (Nyonya Tien), Sabtu malam diperingati di Museum Puma Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Peringatan pernikahan malam itu memang agak istimewa bila dibandingkan dengan acara serupa tahun-tahun sebelumnya. Sebab biasanya dilakukan di kediaman Jalan Cendana dan hanya dihadiri keluarga serta kerabat terdekat. Sedangkan malam itu Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) yang bertindak selaku ketua panitia menyebarkan undangan  cukup banyak.

Hadir dalam kesempatan itu Wakil Presiden dan Nyonya EN Sudharmono, sejumlah menteri, para pejabat tinggi tertinggi negara, sejumlah pengusaha serta keluarga dan undangan lainnya.

Penyanyi kenamaan Titik Puspa yang bertindak selaku pemandu acara malam itu mengemukakan bahwa hari ulang tahun pernikahan Pak Harto dan Nyonya Tien kali ini sekaligus syukuran atas selesainya pembangunan gedung Museum Puma Bhakti Pertiwi. Gedung megah berbentuk “Nasi Tumpeng”yang terletak di pintu gerbang TMII.

itu mulai dibangun lima tahun lalu. Museum ini nantinya akan diisi dengan dokumen serta barang-barang yang ada hubungannya dengan perjalanan perjuangan Pak Harto dalam membaktikan dirinya kepada bangsa dan negara.

Pimpinan proyek pembangunan  gedung tersebut Hedijanto atas pertanyaan wartawan mengatakan, museum itu akan diresmikan tahun depan. Namun dia belum bersedia menyebutkan kapan tepatnya museum yang akan dilengkapi dengan komputer mutakhir itu dimulai. “Masih dicarikan, waktu yang tepat, “katanya.

Mbak Tutut dalam kata sambutannya atas nama putera-puteri Pak Harto menyatakan bangga, gembira dan haru atas kelangsungan pernikahan Pak Harto dan lbu Tien yang sudah memasuki 45 tahun itu.

“Bapak dan lbu telah membesarkan kami dengan penuh perhatian. Karena itu kami sulit untuk membalas budi baik Bapak dan lbu yang cukup banyak itu, “kata Mbak Tutut dengan terbata-bata menahan tangis sambil menyeka air mata.

Upacara peringatan ulang tahun pernikahan itu dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh. Pak Harto yang kemudian diberikan kepada Mbak Tutut sebagai anak sulung. Sementara Nyonya Tien memotong tumpeng yang kemudian diserahkan kepada Hedijanto, pimpinan proyek pembangunan gedung, Museum Puma Bhakti Pertiwi tersebut.

Acara kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat dari putera puteri, mantu dan cucu-cucu. Serta pembacaan doa yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Departemen Agama, Tarmizi Tahir.

Peringatan ulang tahun pernikahan ke-45 Pak Harto Nyonya Tien itu ditandai pula dengan penerbitan buku “Jejak Langkah Pak Harto”oleh PT. Citra Lamtorogung Persada yang dipimpin Mbak Tutut. Buku ini merupakan lanjutan dari buku yang diterbitkan sebelumnya. Sementara itu, bekas Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Abdul Gafur juga telah menyusun buku yang berjudul Siti Hartinah Soeharto, lbu Utama Indonesia.

Dalam buku setebal 572 halaman itu Abdul Gafur mengawali tulisannya dengan asal usul Nyonya Tien, yang lahir di daerah Jateng, Solo 23 Agustus 1923. Gafur memaparkan, sebagai lbu Negara Siti Hartinah selain mendampingi suami juga telah tampil sebagai wanita penggerak dan pembangun kaum wanita Indonesia dan generasi muda melalui berbagai kegiatan.

Perkawinan Pak Harto dan Nyonya Tien dilangsungkan 26 Desember 1947 di Solo. Pada waktu itu Pak Harto berusia 26 tahun dan Siti Hartinah dua tahun lebih muda. (ASS).

Sumber: Merdeka (28/12/1992)

________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 729-730.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.