IBRAHIM HASSAN: PETANI JANGAN TAHAN STOK BERAS

IBRAHIM HASSAN: PETANI JANGAN TAHAN STOK BERAS[1]

Jakarta, Antara

Pemerintah minta para petani untuk tidak menahan stok beras mereka, karena pemerintah tetap memerlukan beras dalam jumlah yang besar untuk menjaga stabilitas.

“Saya minta petanijangan menahan stoknya,” kata Menteri Negara Urusan Pangan/Kepala Bulog Ibrahim Hassan kepada pers setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Rabu tentang perkembangan stok nasional.

Ibrahim menyebutkan stok yang dikuasai pemerintah sekarang adalah 700.000-900.000 ton beras yang nantinya akan terus meningkat sehingga mencapai tingkat yang aman 1,2-1,3 juta ton.

Ia mengatakan, pembelian beras terus dilakukan pemerintah selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga untuk menjaga stok termasuk menghindari dampak negatif musirn kemarau. Biro Pusat Statistik (BPS) merama lkan musim kemarau tahun ini akan mengakibatkan berkurangnya produksi gabah sebanyak 2,7 persen. Kebutuhan beras setiap tahun sekitar 2,5 juta ton. Ibrahim juga mengatakan, sekalipun produksi beras menurun, pemerintah sama sekali tidak bermaksud mengimpor hasil pertanian ini.

“Tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan impor secara komersial,”kata mantan Gubernur Daerah Istimewa Aceh ini.

Beras Pinjaman

Sekalipun tidak akan ada impor secara komersia l, Ibrahim Hassan menyebutkan selama beberapa bulan mendatang akan masuk beras antara 500.000-600 .000 ton dari berbagai negara yang merupakan pengembalian pinjaman Indonesia.

Dicontohkan, Filipina akan segera mengembalikan pinjaman beras mereka sekitar 200.000 ton setelah waktunya diperpanjang karena seharusnya dikembalikan bulan Desember tahun 1993.

Beras pengembalian itu harus merupakan hasil panen terakhir dan bisa berasal dari pelabuhan di Asia sendiri misalnya Vietnam ataupun Cina. Ibrahim Hassan juga melaporkan bhasil pertemuan 16 menteri di bidang pertanian dan pangan di Montevideo Uruguay baru-baru ini yang membahas pelaksanaan perundingan Uruguay Round yang disahkan di Maroko baru-baru ini.

Salah satu masalah yang dibahas adalah penghapusan subsidi terhadap hasil-hasil pertanian, baik yang diberikan negara maju maupun negara berkembang selama ini. Ketika mengomentari hasil pertemuan itu, Kepala Negara mengatakan, Indonesia harus tetap melaksanakan ketentuan Uruguay Round namun dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

“Kita harus tetap mengutamakan produksi nasional dan barang impor harus tetap dianggap sebagai pelengkap,” kata Ibrahim mengutip ucapan Presiden.

Sebagai contoh, Indonesia akan tetap melaksanakan kewajibannya mengimpor beras 70.000 ton sekalipun hal itu baru akan dilaksanakan awal tahun 1995. (T-EU02/EU05   /22/06/9414:36/RB2).

Sumber: ANTARA(22/06/1994)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 282-283.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.