IMPOR HASIL INDUSTRI TAHUN 1993 CAPAI 11,2 MILlAR DOLAR

IMPOR HASIL INDUSTRI TAHUN 1993 CAPAI 11,2 MILlAR DOLAR [1]

Jakarta, Antara

Impor hasil industri pada periode Januari-November 1993 mencapai 11,26 miliar dolar AS sehingga merupakan sektor yang paling besar nilai impornya dibanding kelompok lainnya.

Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Amiruddin Saud di Jakarta, Senin mengatakan, impor hasil industri 1993 lebih besar dibanding 1992 sebanyak 10,3 miliar dolar AS. Amiruddin menyebutkan impor kelompok ini antara lain mencakup barang aneka industri 5,2 miliar dolar AS, industri kimia dasar 2,2 miliar dolar AS serta IMLDE 3,7 miliar dolar AS. Sementara itu, impor barang konsumsi 1993 mencapai 3,3 miliar dolar yang justru berkurang. dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 3,4 miliar dolar AS. Menurut Amiruddin, impor barang konsumsi itu antara lain mencakup makanan dan minuman bernilai 466 juta dolar turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 554 juta dolar AS. Impor barang konsumsi itu juga meliputi tekstil termasuk pakaian jadi yang nilainya mencapai 175 juta dolar AS, turun dibanding periode yang sama 1992 sebanyak 193 juta dolar AS. Penurunan nilai impor barang konsumsi juga terjadi pada kelompok vitamin dan obat-obatan dari 166 juta dolar selama Januari-September 1992 menjadi 150 juta dolar pada periode yang sama 1993.

Namun, di lain pihak juga ada barangkonsumsi yang naik nilai impornya misalnya film dan fotografi dari 88 juta dolar AS pada 1992 menjadi 117 juta dolar AS pada 1993. Sementara itu, kenaikan nilai impor juga nampak pada kelompok mainan dan alat olahraga dari bernilai 22 juta dolar menjadi 24 juta dolar AS. Kenaikan tajam teijadi pada impor produk gelas untuk rumah dari 13 juta dolar menjadi 19 juta dolar AS pada 1993. Menteri Perindustrian Tunky Ariwibowo, Sabtu, setelah menemui Presiden Soeharto di Bina Graha kepada pers mengatakan, untuk mengurangi impor, maka In­donesia harus berusaha menarik minat pengusaha asing merelokasi pabriknya ke In­donesia. Tunky menyebutkan impor elektronika 1993 memang mencapai 1,1 miliar dolar AS. Namun di lain pihak, ekspor komponen elektronika juga cukup besar sekitar 800 juta dolar AS, sehingga selisih ekspor dan impor hanya sekitar 300 juta dolar AS. (T/ EU02/EU09/14/03/9417:12/RU1!19:03

Sumber:ANTARA(14/03/1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 225-226.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.