IMPOR PANGAN DILAKUKAN JIKA BENAR – BENAR DIPERLUKAN

IMPOR PANGAN DILAKUKAN JIKA BENAR – BENAR DIPERLUKAN

Presiden Soeharto mengingatkan, syarat kejujuran dalam lingkungan Bulogjelas perlu, demikian dikemukakan dalam pidato pengarahannya pada pembukaan Rapat Kerja Badan Urusan Logistik di Istana Negara Senin pagi.

Menurut Kepala Negara, untuk mendorong kejujuran para pejabat dan pegawai Bulog, hendaknya diadakan pengawasan yang ketat, di samping usaha untuk selalu mawas diri dan apabila perlu mengambil langkah2 penertiban ke dalam.

Pada bagian lain dari pidato pengarahannya ini, Kepala Negara juga mengingatkan tugas Bulog dalam pembangunan cukup penting dan berat Untuk mensukseskan tugas yang berat tadi, diminta agar para pejabat dan pegawai Bulog dapat memadukan tiga syarat kerja yang penting yaitu kemampuan, tekad yang kuat untuk bekerja keras dan tekun serta jujur.

Kemampuan bekerja berarti pengerahan seluruh organisasi sebagai satu kesatuan agar dapat bekerja melaksanakan tugasnya.

Untuk itu harus ada perencanaan yang baik, pengolahan data yang tepat, serta laporan2 yang benar.

Koordinasi di pusat maupun di daerah, antara Bulog dan Dolog harus benar diperhatikan. Dalam membuat perencanaan hendaknya telah diperhitungkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.

Masalah Impor

Ditambahkan kemampuan bekerja saja belum cukup dan harus disertai tekad untuk bekerja keras dan tekun. Tekad itulah yang akan mendorong keberhasilan pekerjaan dan dengan tekad yang kuat untuk bekerja keras dan tekun, maka para pejabat dan pegawai Bulog akan selalu mengambil inisiatif mengadakan koordinasi, konsultasi dengan aparat2 yang lain bahkan apabila keadaan memerlukan, meminta bantuan instansi lain guna kelancaran pelaksanaan tugas.

"Banyak kesulitan yang sesungguhnya dapat segera diatasi apabila inisiatif yang didorong oleh tekad untuk bekelja keras dan tekun itu benar2 kita miliki", kata Kepala Negara.

Mengawali pidato pengarahannya ini, dinilai bahwa Rapat Kelja yang diadakan oleh Bulog amat penting artinya.

Menurut Kepala Negara, rapat kerja ini mempunyai arti penting karena berlangsung pada saat perekonomian kita sedang mengalami tekanan-tekanan keras akibat resesi ekonomi dunia yang berkepanjangan.

Resesi ekonomi dunia telah menyebabkan merosotnya ekspor kita sehingga

devisa yang diterima juga berkurang dalam jumlah yang tidak kecil.

Hal ini demikian ditambahkan oleh Kepala Negara, mengharuskan kita untuk menggunakan devisa dengan lebih efektif dan efisien lagi, yang dalam hal ini termasuk juga impor bahan pangan.

"Oleh sebab itu, hendaknya impor baru kita lakukan jika kita memang benar­benar memerlukan", kata Kepala Negara.

Repelita IV

Dikatakan, janganlah kita menggunakan devisa yang diperoleh dengan susah payah dan yang sangat diperlukan bagi pembangunan jika tidak benar2 diperlukan. Arti penting daripada rapat kerja ini juga antara lain karena dewasa ini kita akan memasuki tahap-tahap yang menentukan dalam gerak pembangunan kita.

Tidak lama lagi, kita sudah akan memasuki Repelita IV di mana kita telah bertekad agar dalam kurun waktu Repelita IV ini kita dapat meletakkan kerangka landasan yang akan kita mantapkan lagi dalam Repelita V sehingga dalam Repelita VI kita dapat tinggal landas dengan kekuatan sendiri dalam pembangunan nasional menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

Karena itu, demikian Kepala Negara, dalam hal ini kita harus berusaha agar dapat benar2 mampu berswasembada pangan dan mengendalikan harga pangan Tugas utama Badan Urusan Logistik adalah memelihara stabilitas harga bahan kebutuhan pokok rakyat, khususnya harga beras.

Usaha memelihara stabilitas harga tsb, dilaksanakan sejajar dan bersama-sama dengan usaha meningkatkan produksi padi dan memperlancar pemasarannya.

Stock Nasional

Dalam produksi pangan, termasuk beras, diakui selalu terdapat unsur-unsur yang tidak pasti karena dipengaruhi oleh iklim, cuaca, curah hujan, hama, bencana alam dan lain sebagainya.

Namun diingatkan, hendaknya hal tsb jangan dijadikan alasan jika kita sampai mengalami penurunan produksi dan Ketidakstabilan harga. Sebab, demikian tambahnya, kemungkinan2 tsb sudah harus kita ketahui dan diperhitungkan jauh sebelumnya.

Untuk mengatasi hal tsb tidak ada cara yang lebih baik selain mengadakan stok nasional pangan dalamjumlah yang cukup yang berada ditangan pemerintah.

Dikatakan, bahwa stok nasional pangan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang teramat pesat yang disebabkan oleh meningkatnya produksi pang an didalam negeri dari tahun ke tahun.

Jika pada masa-masa lalu komposisi stok nasional terdiri atas 80 pCt dari impor dan 20 pCt pengadaan dalam negeri, maka sejak tahun 1980/1981 komposisi stok nasional terdiri dari 20 pCt impor dan 80 pCt pengadaan dalam negeri.

Dengan demikian, menurut Kepala Negara, fungsi impor pangan telah berhasil kita rubah dari sarana untuk menutupi jurang yang lebar antara kemampuan berproduksi yang terbatas dengan kebutuhan konsumsi yang besar menjadi hanya sekedar sarana untuk menambah stok nasional saja.

Hal ini menunjukkan keberhasilan kita dalam melaksanakan pembangunan di bidang pertanian. Namun diingatkan, keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai di bidang pertanian tsb harus terus ditingkatkan karena hal itu merupakan kunci penting bagi keberhasilan seluruh pembangunan nasional kita

Hal ini menurut Kepala Negara, sangatjelas sebab sebagian terbesar rakyat kita hidup dari kegiatan di bidang pertanian.

"Lebih dari itu, pembangunan di bidang pertanian memang merupakan medan juang utama pembangunan kita, karena masyarakat maju dan sejahtera yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila itu, tidak bisa lain haruslah masyarakat yang memiliki industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang kokoh".

Harga Wajar

Salah satu cara yang harus ditempuh oleh Bulog dalam ikut mendorong pembangunan di bidang pertanian ini menurut Kepala Negara, adalah menjaga tingkat harga dasar padi yang telah ditetapkan.

Untuk itu diminta agar dipahami sedalam­dalamnya bahwa penetapan harga dasar padi merupakan usaha untuk mendorong kegairahan petani dalam menaikkan produksinya dan sekaligus merupakan usaha yang penting dalam menaikkan taraf hidup para petani.

Petani pasti akan enggan meningkatkan produksi padinya jika apa yang telah mereka hasilkan dengan bersusah payah tidak mendapatkan harga yang wajar di pasaran.

Oleh karena itu, kata Kepala Negara selanjutnya, agar petani dapat benar-benar menikmati harga, dasar yang telah ditetapkan dan memperoleh keuntungan yang lebih besar, maka pembelian beras dari para petani hendaknya dilakukan oleh KUD.

Adapun hasil pembelian KUD hendaknya dijamin pasarannya oleh Bulog. "Oleh sebab itu saya minta agar para Kepala Depot Logistik benar2 berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menampung beras yang telah dibeli oleh KUD­KUD tersebut," tambahnya.

Mengakhiri pengarahannya ini Kepala Negara menyatakan keyakinannya bahwa dengan bekal kemampuan, tekad untuk bekerja keras dan tekun dan kejujuran, maka Bulog pasti akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sementara itu Menteri Koperasi/Kabulog Bustanil Arifin dalam laporannya

mengatakan bahwa rapat kerja ini diikuti oleh seluruh Kepala Dolog dan Kepala Sub Dolog yang meliputi 130 orang dan akan berlangsung dari 1 sampai 3 Agustus 1983. (RA)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (01/08/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 295-298.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.