INDONESIA-MALAYSIA SEPAKAT MENDIRIKAN BANK PATUNGAN 

INDONESIA-MALAYSIA SEPAKAT MENDIRIKAN BANK PATUNGAN [1]

Langkawi, Suara Karya

Indonesia dan Malaysia  sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perbankan, pertanian, industri, pariwisata dan ketenagakerjaan. Di bidang perbankan, kedua negara akan mendirikan bank yang berbentuk joint venture (usaha patungan). Paling lambat akhir 1993, pendirian bank yang akan melibatkan kalangan swasta ini sudah dapat beroperasi.

Wartawati Suara Karya, Nenny Kristyawati dari Langkawi, Malaysia melaporkan rencana pendirian bank itu dibicarakan dalam pertemuan empat mata antara Presiden Soeharto dan Menteri Keuangan Malaysia Datuk Seri Ibrahim Noor di suite ke Presidenan Pelangi Beach Resort, Pulau Langkawi, Kedah, Malaysia, Minggu pagi. Menurut rencana, Minggu pagi sebelum bertolak kembali ke Jakarta Presiden Soeharto memancing bersama PM Mahathir Mohamad. Acara ini kemudian batal karena masih ada beberapa masalah yang perlu dibicarakan, di antaranya dengan Menkeu Malaysia.

Selain pendirian bank, Indonesia akan mengimpor mobil produksi Malaysia Proton Saga jenis Wira. Sementara Malaysia menyatakan keinginannya untuk membeli pesawat terbang buatan IPTN.

Seusai bertemu dengan Presiden Soeharto, Datuk Seri Ibrahim Noer yang dicegat wartawan mengatakan rencana pendirian bank itu sebetulnya beberapa waktu lalu sudah dibicarakan dengan Menkeu Mar’ie Mohammad. Mengapa baru sekarang, menurutnya lebih dikarenakan deregulasi diIndonesia dan persyaratan perbankan yang cukup ketat di Malaysia.

Pendirian bank itu dinilai penting dilakukan untuk lebih meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang perdagangan dan perindustrian. Sedangkan menurut Menko Indag Hartarto seusai diterirna Kepala Negara bahwa berdirinya bank usaha patungan di kedua negara  itu juga untuk membantu para pengusaha nasional yang akan menanarnkan investasinya di Malaysia namun kekurangan modal.

Bagaimana mengenai bentuk kerja sama maupun mekanismenya, Hartarto belum bersedia menyebutkan. Namun berdirinya bank itu sendiri menurut Ibrahim Noor akan melibatkan kalangan swasta.

Sumber di Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia menyebutkan, kemungkinan besar bank swasta yang akan terjun menangani beroperasinya bank patungan ini adalah Lippo Bank. Sementara dari Malaysia Malayan Bank.

Proton  Saga

Dengan dibukanya kran deregulasi di bidang otomotif di samping untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri antara Indonesia dan Malaysia, Minggu kemarin, Indonesia menyatakan keinginannya untuk mengimpor mobil buatan Malaysia Proton Saga tipe Wira. Sabtu (17/7) seusai bertemu empat mata dengan Mahathir, kepada Presiden sempat diperlihatkan mobil tersebut. Kepala Negara beberapa saat mengamat-amati mobil Proton Saga yang dipajang di halaman depan hotel Pelangi. Sambil duduk di kursi depan di sebelah Mahathir yang memegang kemudi, Presiden tampak serius mendengarkan penjelasan Mahathir mengenai Proton Saga.

Sebagai gantinya, Malaysia kemungkinan akan membeli barang-barang produksi Indonesia, di antaranya pesawat terbang buatan IPTN, Bandung.

Pertanian

Di bidang pertanian, masih banyak peluang antara kedua negara yang masih bisa dikembangkan Indonesia sudah mulai merintis ekspor sayuran ke Malaysia. Impor sayuran Malaysia tercatat sekitar 200 juta dolar AS.

Sedangkan Malaysia mengusulkan agar Indonesia yang mempunyai laban luas menyediakan diri untuk mengembangkan peternakan domba sehubungan dengan permintaan domba dari Arab Saudi cukup besar. Per tahun, tidak kurang dari 3 juta domba dibutuhkan Arab Saudi.

Di bidang pariwisata, kata Menparpostel Joop Ave, perlu dikembangkan kerjasama Segitiga Pertumbuhan Utara dengan kebijakan-kebijakan yang mendasar. Kerja sama antara Indonesia dan Malaysia di bidang itu sebetulnya sudah cukup maju. Sebanyak 336.000 wisatawan Malaysia datang ke Indonesia 1992. Angka ini menempati posisi ketiga setelah wisatawan Singapura dan Jepang.

Menurut Joop Ave, ada peluang Indonesia untuk meningkatkan ketenagakerjaan dibidang pariwisata. Dari tenaga kerja Indonesia di Malaysia dewasa ini, bisa diperoleh dana sekitar 1-2 milyar dolar AS. “Apa lagi kalau kita bisa meningkatkan ketenagakerjaan bidang pariwisata ,”kata Joop Ave.

Tenaga  Kerja

Mengenai TKI, menurut Menaker Abdul Latief, masih dibutuhkan dalam pembangunan Malaysia. Untuk melancarkan pengiriman TKI ini perlu ada tatanan pengaturan administrasi dan seleksi yang baik.Kedua negara sepakat bahwa masing­ masing membentuk komite untuk meningkatkan pengiriman tenaga kerja sehingga menjadi lebih baik. Oleh karena itu kedua belah pihak segera akan mengadakan pembicaraan intensif dalam upaya meningkatkan mutu tenaga kerja sesuai yang diharapkan.

Jumlah TKI di Malaysia yang resmi adalah 630.000 orang. Yang sedang dalam proses tercatat sekitar 300.000 orang. Minggu pagi, Ibu Tien berkesempatan mengunjungi kerajinan marmer Langkawi dengan didampingi Datin Seri Dr. Siti Hasmah, istri PM Mahathir. Sehari sebelumnya, sementara Kepala Negara bertemu dengan Mahathir, Ibu Negara berziarah ke makam Mahsuri dan meninjau petemakan buaya.

Tiba Kembali

Presiden Soeharto dan rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu sekitar pukul 16.45 WIB, setelah mengadakan kunjungan tiga hari ke Pulau Langkawi.

Presiden tiba di Pulau Langkawi Jumat sore (1617) dan selama di Langkawi mengadakan pembicaraan dengan PM Malaysia Mahathir Mohammad yang antara lain membahas masalah kepemilikan Sipadan dan Ligitan. Tampak menjemput Kepala Negara dan rombongan di Bandara Halim Perdanakusuma, Wapres Try Sutrisno serta sejurnlah menteri kabinet Pembangunan VI.

Sumber  : SUARAKARYA(19/07/1993)

___________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 502-504.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.