INDONESIA PERLU MELIRIK DANA PETRO DOLAR TIMUR TENGAH

INDONESIA PERLU MELIRIK DANA PETRO DOLAR TIMUR TENGAH[1]

 

Surabaya, Antara

Indonesia sudah waktunya melirik dana petro dolar dari negara-negara Timur Tengah yang kini “parkir” sekitar 250 miliar dolar AS untuk memperkuat kegiatan perekonomian, kata pengamat ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, DR. Suroso Imam Zadjuli.

“Dana petro dolar dari Timur Tengah tersebut merupakan alternatif guna memperkuat sektor pendapatan APBN diluar bantuan negara-negara industri,” katanya kepada ANTARA di Surabaya, Kamis.

Ketika dimintai tanggapannya tentang pidato Presiden Soeharto tentang RAPBN tahun anggaran 1994/1995, ia berpendapat  bahwa dana-dana dari negara Timur Tengah tersebut diperlukan untuk mengurangi defisit neraca pembayaran.

Dosen Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya itu melihat kemungkinan mendapat dana dari Timur Tengah dengan cara memperkuat perdagangan bilateral dan mengizinkan bank-bank mereka membuka cabang di Indonesia. Beberapa bank di Timur Tengah yang cukup terkenal seperti Jordan Bank dan Egypt Bank sebenamya dapat diajak kerjasama oleh bank-bank pemerintah di Indo­nesia.

“Untuk mendapatkan dana ‘parkir’ di TimurTengah itu memang harus mempunyai keberanian, mengingat beberapa negara industri tidak akan rela dana tersebut digunakan oleh negara-negara berkembang, “katanya.

Ia menunjuk pengalaman negara tetangga Malaysia, yang kinimendapat perhatian khusus dari negara-negara Timur Tengah, karena negara itu dengan tegas menyebutkan dalam pembangunan lima tahunannya memperbesar modal putra muslim.

Malaysia juga mengirimkan pasukannya ke Bosnia. “Tindakan Malaysia tersebut telah menarik simpati negara-negara Timur Tengah guna mempererat hubungan bilateral, khususnya dalam perdagangan luar negeri,” katanya.

Indonesia dengan politik luar negeri bebas aktif justru mempunyai peluang lebih besar untuk mempererat perdagangan bilateral dengan negara-negara Timur Tengah.

Dana dari negera-negara Timur Tengah jauh lebih menguntungkan, karena secara psikologis mereka berkeinginan membantu pembangunan di negara-negara Islam, termasuk Indonesia yang rakyatnya mayoritas Islam.

Bebeberapa Negara Timur Tengah yang masyarakatnya menyimpan uangnya di Inggris. “Untuk menyimpan uang agar aman saja mereka membayar, jika mereka mempunyai cabang bank di Indonesia, tentunya dana seperti itu cukup menguntungkan,” katanya. Di pihak lain, perlunya mencari dana ke Timur Tengah guna mengurangi ketergantungan pinjaman ke negara-negara industri yang pengembalian cicilan beserta bunganya cukup besar.

Dikatakannya, dengan kekuatan RAPBN tahun anggaran 1994/1995 sebesar Rp.69,7triliun, sebesar Rp.17,6triliun diantaranya untuk membayar kembali cicilan dan bunga hutang luar negeri, berarti dana efektif kegiatan perekonomian hanya Rp.52 triliun. Besarnya dana yang digunakan untuk mencicil hutang tersebut tidak bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Karena itu perlu segera dicari dana dengan jatuh tempo pengembaliannya jangka panjang ke Timur Tengah, syukur jika bisa berupa hibah, demikian Suroso Imam Zajuli.(Sby-007/Sby-001/Ykt-003/ 6/01/9415:13)

Sumber: ANTARA(06/01/1994)

___________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 173-174.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.