INDONESIA SlAP HADAPI KEMUNGKINAN TERBURUK SIDANG CGI[1]
Jakarta, Antara
Indonesia siap menghadapi kemungkinan terburuk hasil sidang Consultative Group for Indonesia (CGI) berupa tidak tercapainya jumlah bantuan yang diharapkan dari negara donor dan dimasukkannya masalah hak azasi manusia (HAM) dalam sidang tahunan itu.
“Kita siap saja, jika masalah hak azasi dibicarakan,” kata Menko Eku/Wasbang Saleh Afiff menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu dengan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Gautarn Kaji di Kantor Menko Eku, Jakarta, Kamis.
MenurutA fiff, dalam pertemuan itu tidak dibicarakan kemungkinan terburuk itu. Namun, ia menilai masalah itu perlu dibicarakan lebih lanjut dalam pertemuan pertemuan mendatang sebelum dilaksanakannya sidang CGI itu.
Sementara Gautam Kaji tidak bersedia menjawab secara terinci tentang basil pertemuannya dengan Menko Eku. Ia hanya mengatakan, seperti biasa, pembicaraan itu produktif.
Saleh Afiff mengatakan, jika sidang yang akan berlangsung di Paris pada 28 hingga 30 Juni 1993 itu akhirnya memutuskan untuk memberikan bantuan lebih sedikit dari yang diharapkan Indonesia, maka pemerintah akan menghapus sejumlah proyek yang terdapat dalam “Buku Biru” yang saat ini sedang disusun Bappenas.
Ia kembali mengatakan, jumlah bantuan CGI untuk tahun ini diharapkan sama besamya dengan tahun lalu yaitu sebesar 4,94 miliar dolar AS atau sekitar Rp 9,88 triliun.
Tentang besamya jumlah bantuan yang diharapkan Indonesia, katanya, saat ini sedang dibahas oleh Tim Teknis laporan Bank Dunia kepada CGI yang hasiln ya akan diketahui sebulan sebelum sidang CGI diselenggarakan. Menurut dia, besarnya jumlah permohonan bantuan itu akan disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Tentang kemungkinan terbatasnya dana negara donor, seperti terjadi pada Bank Pembangunan Asia (ADB), Afiff mengatakan, “Itu yang akan diperjuangkan.”
Tinjau Proyek
Afiff juga menegaskan, kegiatan peninjauan proyek pembangunan yang dibantu Bank Dunia yang akan dilakukan Kaji tidak akan menjadi acuan dalam menyetujui besarnya bantuan CGI dalam sidang mendatang karena hal itu tidak terkait.
“Besar kecilnya bantuan itu tidak bisa dikaitkan dengan kunjungan proyek,” katanya.
Menurut Afiff, kegiatan tersebut tidak bisa disamakan dengan yang dilakukan oleh Menteri Kerjasama Pembangunan Belanda J.P.Pronk beberapa waktu lalu ketika IGGI belum dibubarkan Indonesia.
“Ia (Gautam Kaji, Red) bukan politisi, hanya bankir yang tidak akan macam macam. Jadi, mereka lain,”kata Afiff. Selain itu, kata Afiff, kegiatan yang dilakukan Kaji itu selain posisinya dalam rangka CGI juga sebagai Wakil Presiden Bank Dunia yang ingin melihat proyek di Indonesia yang menggunakan bantuan bank tersebut.
Menurut Afiff, selain bertemu dengan sejumlah menteri di Indonesia, Wakil Presiden Bank Dunia itu dijadualkan akan bertemu dengan Presiden Soeharto pada hari Sabtu, (15/5). (T.PE02/14:15/RE3)
Sumber:ANTARA (13/05/1993)
___________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 435-436.