INDONESIA SlAP KIRIM BANTUAN LAGI UNTUK PENGUNGSI KURDI
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan Indonesia akan mengirimkan bantuan lagi bagi para pengungsi suku Kurdi misalnya yang berada di Iran, namun bantuan itu nantinya dibawa oleh pesawat komersial.
Masalah pengiriman bantuan itu dijelaskan Menmud/Sekkab Saadilah Mursjid kepada wartawan setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Jl. Cendana, Senin tentang telah diserahkannya bantuan masyarakat dan pemerintah Indonesia kepada Palang Merah Iran.
Sekjen PMI Sutikno Lukitodisastro pekan lalu berangkat ke Teheran untuk menyerahkan bantuan masyarakat dan Pemerintah Indonesia kepada Palang Merah Iran. Bantuan itu kemudian dimanfaatkan untuk membantu pengungsi Kurdi yang berada di negara itu.
Saadilah mengatakan bantuan yang pekan lalu diserahkan itu berupa obat dan alat kesehatan, makanan, serta selimut. Namun ada beberapa jenis barang lainnya yang belum sempat dibawa karena terbatasnya ruang pesawat TNI-AU tersebut.
“Presiden Soeharto minta PMI agar tetap menerima bantuan masyarakat. Pengiriman bantuan itu akan diupayakan diangkut oleh pesawat komersial biasa,” kata Saadilah.
Ia mencontohkan bantuan itu bisa dibawa oleh Garuda Indones ia ke Kuala Lumpur. Dari sana, bantuan Indonesia itu diangkut ke Teheran oleh Iran Airlines.
Seorang pengurus PMI, dr. Susanto yang mendampingi Saadilah mengatakan Palang Merah Iran menghargai bantuan masyarakat dan Pemerintah Indonesia, baik berupa barang maupun uang. Uang itu antara lain berasal dari sejumlah pelajar yang disalurkan melalui Palang Merah Remaja.
“Ada pelajar yang secara sukarela menyerahkan uang Rp 1000,” kata Susanto. Susanto kemudian menjelaskan, Kepala Negara dan lbu Tien Soeharto tanggal 8 Mei akan menyalakan lampu lampion yang dibawa para pelajar ke Monas, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Palang Merah lnternasional.
Sumber : ANTARA (27/04/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 32-33.