INSTRUKSI PRESIDEN NAIKKAN PRODUKSI PANGAN: SEGENAP KEKUATAN HARUS DILIBATKAN

INSTRUKSI PRESIDEN NAIKKAN PRODUKSI PANGAN: SEGENAP KEKUATAN HARUS DILIBATKAN

Presiden Soeharto menginstrusikan kepada semua kekuatan masyarakat baik kekuatan teknis maupun ekonomis, langsung atau tak langsung harus terlibat dalam perjuangan besar menaikkan produksi pangan.

Instruksi itu disampaikan Kepala Negara dalam pesan tertulis mengenai peningkatan produksi pangan yang dibacakan Menteri Muda Urusan Pangan Ir. Ahmad Affandi di depan para anggota Badan Pembina Bimas (Bapel Bimas) tingkat I dan Bapel Bimas tingkat I se Jawa Timur di Pandaan, Senin lalu.

Dalam pesan itu Presiden mengingatkan di tahun mendatang Indonesia masih akan menghadapi perbedaan antara permintaan dan penyediaan produksi pangan.

Kebutuhan pangan dikatakan terus meningkat sedang produksi belum dapat dicapai secara maksimal. Sementara itu gangguan iklim sering melanda, serangan wereng menjadi pelajaran yang patut diperhatikan, sebab hal itu bukan bencana yang tidak dapat dilawan. Untuk itu harus dilawan. Untuk itu harus ditanam VUTW (Varitas Unggul Tahan Wereng) I dan VUTW II didaerah yang diancam biotype wereng II.

Kepala Negara menganjurkan untuk menekan berkembang biak wereng antara lain dengan cara bercocok tanam yang baik dan pengawasan yang diatur dalam tata air. Saluran tertier supaya dibangun dan dipelihara.

Penghijauan DAS (Daerah Aliran Sungai) diminta juga untuk diperhatikan guna mengendalikan banjir dan menjaga persediaan air.

"Dalam Repelita III kita harus berani mengadakan perbaikan dan koreksi atas segala yang telah kita lakukan sampai sekarang”, demikian Presiden.

Berhasilnya produksi pangan menurut Kepala Negara tergantung pada penyaluran dan penyediaan sarana produksi agar sampai di tempat pada waktu yang tepat dan mencukupi pemupukan yang optimal sesuai kondisi dan keperluan tanah.

Presiden mengharapkan agar semua aparatur benar menjamin bahwa petani menikmati harga dasar yang telah ditetapkan pemerintah.

"Mereka akan sangat kecewa jika harga produksi hasil jerih payahnya jatuh di bawah harapannya, padahal petani itu telah bekerja keras untuk meningkatkan produksi", demikian Presiden.

Langkah lain guna mengamankan produksi pangan secara keseluruhan ialah dengan mengembangkan pola makanan masyarakat. Untuk itu Kepala Negara menginstruksikan agar memperhatikan peningkatan gizi masyarakat, pola makanan agar tidak selalu tergantung kepada beras semata-mata.

Gubernur Jawa Timur Sunandar Priyosudarmo dalam kesempatan yang sama menginstruksikan kepada Bupati dan Walikota se Jawa Timur untuk melaksanakan instruksi Presiden tsb.

Dalam laporannya mengenai pemantapan dan peningkatan produksi di Jawa Timur Sunandar mengatakan untuk tahun 79/80 Jatim menyertakan 533 KUD dengan plafond kredit sebesar Rp. 5 milyar lebih. Sedang ancer2 pengadaan pangan untuk tahun tsb. diperkirakan 250 ribu ton. (DTS)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber: SINAR HARAPAN (22/03/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 139-140.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.