IRJENBANG TTG ANGGARAN INPRES DESA UTK NTB

IRJENBANG TTG ANGGARAN INPRES DESA UTK NTB

 

 

 

Mataram, Antara

Presiden Soeharto menaruh perhatian besar terhadap PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), sebab organisasi itu punya andil dalam menyukseskan pembangunan demi kesejahteraan  bersama,  Inspektur Jenderal Pembangunan, E. Soekasah Somawidjaja mengatakan hari Rabu.

Presiden memberikan anggaran melalui Inpres desa yang jumlahnya terus meningkat dari Rp 100.000 tahun 1980/1981 menjadi Rp 250.000 dewasa ini, Itjenbang proyek proyek sektoral/departemental menjelaskan ketika meninjau pusat kerajinan bambu di desa Loyok dan kerajinan bordir di desa Kelayu, Lombok Timur, NTB.

Ia menyerukan agar kerajinan bambu dan bordir di Lombok Timur terus ditingkatkan baik produksi maupun kwalitasnya, sehingga dapat menambah pendapatan mereka.

Para pengrajin disamping memproduksi motif – motif baru yang diperoleh melalui latihan maupun studi perbandingan, juga tetap memproduksi dengan motif khas Lombok guna mempertahankan kebudayaan daerah.

Bupati Lombok Timur, H. Saparwadi mengatakan, hasil kerajinan bambu di desa Loyok ini disamping dijual di pasaran lokal juga ke luar daerah bahkan ke luar negeri, seperti Jepang, Amerika Serikat dan Australia.

Untuk itu tahun lalu mendapat bantuan dari Duta Besar Selandia Baru sebesar Rp 20 juta. Dana tersebut dipergunakan untuk membangun pusat promosi dan informasi, balai kerja, biaya latihan dan ketentuan bahan baku.

Kerajinan bambu tersebut merupakan mata pencaharian masyarakat, khususnya kaum wanita sebagai tenaga pengrajin, keterampilan juga mendapat bimbingan dan latihan dari pihak perindustrian, katanya.

Di Loyok hingga kini tercatat 260 unit usaha melibatkan 464 tenaga kerja, investasinya Rp 7,67 juta dengan produksi 142.844 buah antara lain berupa tempat kaca mata, tempat lampu dan ternpat rokok.

Sedang nilai produksi Rp 50,81 juta, bahan baku 25.734 buah bambu nilai tambah Rp 91.189.

Untuk kerajinan bordir di desa Kelayu hingga kini tercatat 27 unit usaha, tenaga kerja 110 orang, investasi Rp 15,41 juta produksi 9.415 unit dengan nilai produksi Rp 113,63 juta.

Produksinya terdiri atas telekung (mukena) ukuran besar dan kecil, sarung bantal, taplak meja, sprei, kerudung, baju, kaos dan lain lain. (LS)

 

 

Sumber: ANTARA (25/06/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 477.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.