“ISLAMIC CENTER INDONESIA” SAMPAIKAN TERIMA KASIH PADA PRESIDEN SOEHARTO

"ISLAMIC CENTER INDONESIA” SAMPAIKAN TERIMA KASIH

PADA PRESIDEN SOEHARTO

Presiden Soeharto mengemban Supersemar baik selaku pribadi maupun selaku Presiden Republik Indonesia telah menyelamatkan bangsa Indonesia Pancasila dan UUD 45 bersama-sama dengan kekuatan ABRI serta kekuatan Orde Baru lainnya.

Dengan diselamatkannya Pancasila dan UUD 45 sekaligus menyelamatkan eksistensi Islam di Indonesia dan memberi landasan terhadap pengembangan dan pengalaman ajaran Islam.

Hal itu dinyatakan oleh KHS Muhammad Alhabsy sebagai bagian dari pernyataan yang dibacakan dengan dukungan spontan puluhan ribu jemaah haji Kwitang, Minggu pagi.

Sebagai puncak isi pernyataan tersebut, secara tandas Alhabsy nyatakan bahwa segenap ulama yang tergabung dalam "Islamic Center Indonesia" atas nama atau mewakili umat Islam barisan Orde Baru menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya diiringi ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jenderal TNI (Purn.) Soeharto, Presiden Republik Indonesia.

Menurut Alhabsy, para ularna di seluruh Nusantara yang bergabung dalam Islamic Center Indonesia juga telah menemukan kesepakatan menyampaikan isi pernyataan tersebut kepada Pimpinan MPR-RI

Sebelum Alhabsy membacakan bunyi pernyataan tersebut yang disambut gegap gempita oleh para jemaah, KH Habib Noval menyampaikan sambutannya yang juga memberikan motivasi disarnpaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Soeharto.

Dikatakan oleh Habib Noval, dapat dibayangkan nasib umat Islam di Indonesia apabila rencana pengkhianatan dan pemberontakan G-30 S/PKI berhasil.

Tidak hanya menggantikan Pancasila dan UUD-45 dengan paham komunisme tetapi seluruh umat Islam di Indonesia apabila rencana pengkhianatan dan pemberontakan G-30 S/PKI berhasil.

Tidak hanya menggantikan Pancasila dan UUD-45 dengan paham komunisme tetapi seluruh umat Islam yang telah termasuk daftar hitam terutama para ulama dan tokoh-tokoh Islam akan punah.

Ajaran Islam akan dihapuskan dari Indonesia atau paling tidak ditekan, bahkan azan lima waktu mungkin lenyap dari pendengaran umurn.

Bukan Latah

Sebelum keluarnya pernyataan tersebut telah timbul cetusan pikiran dari Dr. H. Moslim Taher SH yang disampaikannya kepada pers Jum’ at lalu di Kampus Universitas Jayabaya.

Dikatakan, menjelang 11 Maret 1983 hendaknya segenap lapisan masyarakat dan golongan masyarakat Orde Baru Indonesia menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada Presiden Soeharto.

Pengemban Supersemar yang telah menyelamatkan Pancasila dan UUD-45 negara dan bangsa Indonesia. Menurut Dr. Moslim Taher SH yang juga Rektor Universitas Jayabaya dan Ketua Umum Majelis Rektor Universitas dan Institut Swasta Indonesia (MR-UISI) itu, dia tidak ikut latah dalam mengemukakan cetusan pikirannya tersebut. Tetapi berjuta rakyat Indonesia selamat dari ancaman PKI dengan G-30-S nya.

Selanjutnya dikatakan bahwa 11 Maret hari yang sangat bersejarah itu sudah mendekat jadi momen yang sangat tepat untuk bangsa Indonesia, khususnya kekuatan Orde Baru menyatakan terimakasih tersebut.

Moslem Taher yakin cetusan pikiran tersebut tidak mandiri melainkan pencerminan hati nurani penggalang Orde Baru.

Penyarnpaiannya kepada Presiden Soeharto menurut Muslim hanya tinggal soal waktu. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (08/12/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1048-1049.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.