JAKGUNG JELASKAN “TEMUAN” DI TELKOM KEPADA MENPARPOSTEL
Jakarta, Antara
Jaksa Agung Sukarton Marmosudjono hari Rabu menemui Menteri Parpostel Soesilo Soedarman di kantornya untuk membeberkan temuan-temuan penyelewengan di Perum Telekomunikasi dan BUMN lain di lingkungan Deparpostel.
“Saya tegaskan kepada Jaksa Agung bahwa saya selalu terbuka dan silahkan terus meneliti sampai tuntas kasus-kasus yang ditemukan,” kata Menparpostel kepada wartawan di Bina Graha Jakarta Rabu siang, setelah melapor kepada Presiden Soeharto.
Atas pertanyaan wartawan, Menteri Soesilo menjelaskan temuan Kejaksaan Agung itu antara lain menyangkut penyelewengan tender pengadaan barang bagi Perum Telkom.
“Ada sebuah firma yang sebenamya tak punya izin usaha dari Departemen Perdagangan tapi memperoleh 33 kontrak pengadaan tanpa melalui tender. Padahal kontrak-kontrak tersebut seharusnya ditenderkan,” kata menteri.
Dijelaskan, kasus itu terjadi selama periode 1979 sampai 1981 dan sampai sekarang sudah 22 orang pegawai/pejabat Perum Telkom yang diperiksa pihak kejaksaan.
Ada lagi kasus penunjukan langsung terhadap sebuah rekanan Telkom dengan alasan bahwa barang-barang yang dipasoknya tergolong spesifik.
”Seharusnya untuk penunjukan langsung itu terlebih dahulu mendapat izin menteri, tapi ternyata hanya ditentukan sendiri oleh pimpinan Perum,” ujar Menparpostel.
Dalam kasus terakhir itu yang menjadi calon tersangka adalah dua bekas direktur perlengkapan Perumtel tahun 1979 sampai 1981. “Tapi tidak tertutup kemungkinan ini akan berlanjut,” demikian Soesilo.
Kasus lain yang diungkapkan menteri adalah pemalsuan barang yang disebutkan buatan Jerman, padahal setelah BPKP mencek ke negara Eropa itu ternyata pabriknya tak ada. Dalam kaitan itu ada pula pertanggung jawaban palsu.
Menurut Jaksa Agung, sebagaimana diungkapkan Menparpostel kepada wartawan, Deparpostel adalah departemen pertama menerima penjelasan tentang hasil-hasil temuan kejaksaan. “Alhamdulillah, maksud kami adalah ingin mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa,” katanya.
Kepada Presiden, menteri melaporkan hasil lawatannya ke Australia untuk menghadiri “Indonesia Day” dalam Expo 1988 Brisbane dan bertemu dengan Gubernur Jenderal Australia serta lima menteri negara bagian dan federal negara tersebut.
Ia merupakan menteri Indonesia pertama yang berkunjung ke Australia sejak tahun 1985.
Setelah bertemu dengan para pejabat negara itu, Soesilo Soedarman menarik kesan bahwa pemerintah maupun rakyat Australia sebenarnya menghendaki terjalinnya hubungan lebih erat dengan Indonesia.
Kepada Presiden iajuga melaporkan adanya tawaran pemerintah Australia untuk memberikan pinjaman lunak bagi pembangunan sektor telkom di Indonesia. Jumlah tawaran itu sekitar 250 juta dolar AS.
Dalam pertemuan setengah jam di Bina Graha, Menparpostel juga pamit kepada Presiden karena ia akan pimpin delegasi Indonesia ke pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Istambul, Turki, awal September mendatang.
Sumber : ANTARA (31/08/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 446-447.