JALAN AKD MEMBUKA “PERUT" SULAWESI UTARA
Oleh: Ismet Rauf
Presiden Soeharto datang dari Manado untuk meresmikan pemakaian Seksi I Jalan Amurang – Kotamubago – Duloduo (AKD) dengan mempergunakan pesawat helikpoter Pelita/Pertamina yang mendarat dilapangan terbang perintis Mopait, 5 km dari Kotamubago.
Upacara dilakukan disebuah tempat dipinggir jalan AKD yang persiapannya terpaksa dipimpin sendiri oleh Menteri PU Dr.Ir. Purnomosidi Hadjisarosa dan baru selesai tengah malam sebelum acara pembukaan.
Disepanjangjalan Seksi I AKD yang diresmikan (panjang semuanya 54 km) banyak berkemah Pramuka sejak sepuluh hari yang lalu, meskipun pada waktu peresmian tgl. 16 Mei bukanlah hari libur. Pengerahan massa di Sulawesi Utara memang nampak berlebihan.
Sepertijuga terlihat ketika Presiden Soeharto datang dan akan berangkat melalui lapangan terbang Mapanget.
Menteri PU dalam berbincang didepan peresmian air minum Kotamobago, ibu kota Kabupaten Bolaang Mongandow, Selasa sore, mengungkapkan ada pengantar yang harus memakan waktu empat jam dari Manado ke lapangan terbang yang hanya berjarak enam kilometer itu.
Pengembangan Jalan
Pengembanganjalan secara besar-besaran di Sulawesi Utara mulai dengan pembangunan jalan Amurang – Kotamobag – Duloduo yang semuanya dijadwalkan akan selesai akhir tahun ini.
Seksi I Kotamubago – Duloduo sepanjang 54 km, seksi II Amurang – Inobonto sepanjang 72 km dan Inobonto – Kotamobago sepanjang 37 km.
Disamping itu kini juga tengah dikerjakan proyek peningkatan jalan Amurang Kotamubago Galan melewati pegunungan, sedang AKD jalan yang sebagian dipinggir pantai), serta proyek peningkatan jalan Inobonto – Gorontao.
Jalur jalan Amurang – Motoling – Kotamubago panjangnya 97,2 km yang menyusuri daerah pegunungan serta dua danau yang indah, adalah jalan negara yang demikian banyak belok dan dan jurang, sedang lebar jalan sudah tak mampu menampung arus lalu lintas yang tinggi.
Jalur jalan Inobonto – Kwandang sepanjang 202 km menuju Gorontalo sebagian berada dipinggir pantai. Jalur ini sudah berubah menjadi jalan setapak, jembatan2 pun sudah banyak tak berfungsi lagi malah ada yang sudah tersapu bersih, hingga hubungan selama ini dilakukan lewat laut.
Gubernur Sulawesi Utara H.V. Worang, dalam rangka pengembangan jalan didaerahnya telah pula meminta perhatian Menteri PU atas tiga jalur jalan.
Pertama, jalan dari Amurang ke Kapitu yang masih sempit sepanjang tujuh km, sedang Kapitu adalah titik dimulainya jalan AKD. Menteri Puronomosidi Hadjisarosa mengatakan, ia sebelumnya memang telah menginstruksikan agar kontraktor AKD mengerjakan dulu jalan sepanjang tujuh kilometer itu bila pekerjaannya sudah selesai akhir tahun ini, sebelum mereka pindah ke proyek pekerjaan baru di Sumatra.
Kedua, akan diusahakan peningkatan jalan Inobonto – Gorontalo, Gorontalo, seperti juga Bolaang Mongandow, adalah lumbung pangan, sehingga adanya jalan akan dapat memudahkan membawa pangan ke Minahasa yang daerah perkebunan.
Menteri PU Purnomosidi menambahkan: "lngat, ya, saya tak berjanj saya hanya akan mengusahakan, sebab setiap menteri dilarang memberi janji apabila belum ada dalam rencana”.
Ketiga, Manado – Amurang lewat Tanahwangko, yang jalannya sekarang sering tergenangi air laut karena berada dekat pantai. Departemen PU mengirim team untuk mempelajarinya.
Menteri mengatakan pula, ia ingin datang lagi ke Sulawesi Utara untuk menjalani jalan Inobonto – Kwandang – Gorontalo terus ke Sulawesi Tengah yang sampai sekarang jalur penghubung antara kedua propinsi itu belum terbuka, sehingga masih banyak daerah potensil yang terisolir.
Daerah Potensil
Presiden Soeharto dalam amanat pada peresmian jalan baru Amurang Kotamubago – Duloduo mengatakan :
”Daerah ini mempunyai potensi besaruntuk maju Daerah ini jelas mempunyai kemampuan untuk membuat surplus daerah pertanian. Daerah ini kaya dengan kelapa dan cengkeh yang merupakan bahan2 yang makin dipetlukan oleh masyarakat kita yang bertambah maju ini; dan sekaligus merupakan sumber penghasilan yang sangat baik bagi masyarakat…”.
"… masih banyak daerah2 ditanah air ini yang subur dan banyak hasilnya akan tetapi tidak dapat berkembang karena beberapa hal, salah satu sebab prasarana atau angkutan yang buruk atau tak ada sama sekali. Sebab itu daerah2 pedalaman yang subur harus segera kita bebaskan dari keterasingan, dengan cara membuat jalan2 baru".
"Memang jalan adalah urat nadi perekonomian dan kemajuan. Saya telah menerima laporan bahwa dengan adanya jalan baru ini kegiatan masyarakat telah makin meningkat. Rumah baru dibangun penduduk disepanjang jalan ini. Tanah2 baru telah dibuka, lalu lintas bertambah ramai, juga pada jalan yang belum selesai pembangunannya," demikian Presiden.
Apabila tgl. 16 Mei yang lalu, Presiden meresmikan seksi I Jalan AKD antara Kotamubago – Duloduo makamanfaat2nya memang telah nampak langsung tersembul.
Yaitu membuka salah satu wilayah lumbung pangan di Sulawesi Utara dengan bertambahnya produksi pangan, sehingga daerah itu yang selama ini bertitik berat pada perkebunan, akan mengalami kehidupan yang lebih mantap.
Apalagi pemerintah benar2 membuka daerah ini secara terarah, disertai pembukaan irigasi2 dan wilayah transmigrasi.
Adanyajalan utama yang sempuma seperti AKD membuka kesempatan pula yang lebih luas dan terarah untuk memperkembangkan perkebunan baru, kedaerah luas yang selama ini belumrn diproduktifkan dengan baik.
Adanya jalan AKD pula mempercepat terbukanya hubungan kewilayah pantai Selatan yang dewasa ini terhubungkan lewat laut saja !
Pembangunan jalan AKD dimulai tahun 1974, akan selesai seluruhnya akhir tahun 1978 ini, dengan biaya sebesar Rp 11,7 milyard yang juga mendapat bantuan pembiayaan dari Bank Dunia. Biaya pembangunanjalan per km rata2 Rp 70 juta.
Hari Senin tgl. 15 Mei, sehari sebelum peresmian maka Menteri PU Pumomosidi Hadjisarosa telah menginspeksijalan AKD yang akan diresmikan serta dua irigasi yang juga akan diresmikan.
Menteri
Menteri dengan teliti meneliti jalan AKD, dibagian yang takrata aspalnya ia turun, meneliti jalan itu, menanyai Kepala Proyek Hartono, betulkan, kata Menteri.
Giat
Pekerjaan pembangunan dua seksi lainnya dari jalan AKD kini tengah giat dikerjakan.
Seksi II Inobonto – Amurang sudah 90 persen selesai, yang dijadwalkan akan selesai semuanya bulan Oktober mendatang, yang terdiri dari jalan sepanajang 72 km, tennasuk 15 jembatan dan 284 buah gorong2.
Seksi III Kotamubago – lnobonto sepanjang 37 km selesai 40 persen yang akan selesai seluruhnya akhir tahun ini.
Seksi III ini adalah medan yang paling berat, dimana banyak badan bukit atau gunung yang harus dipotong serta jurang yang perlu ditimbun.
Medan kerja disana memang berat sehingga penyelesaian telah mengalami kelambatan lebih dari satu tahun. Pertambahan volume pekerjaan tanah berbatu saja nyatanya meliputi jumlah hampir setengah juta m3.
Keadaan cuaca yang banyak hujan juga banyak menghambat. Mengatasi ini biasanya bisa dengan memberi tenda seperti di Jagorawi, tapi AKD tak bisa dilaksanakan begitu sebab jalan itu tak boleh ditutup mengingat jalan itu jalur lalulintas penting.
Tapi tak apalah, InsyaAllah akhir tahun ini semuanya selesai. Bunyi Kolintang sungguh akan makin menarik saja terdengar. (DTS)
Jakarta, Antara
SUMBER : ANTARA (22/05/1978)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 796-799.