JALINAN PERSAHABATAN YANG LEBIH ERAT DENGAN INDIA SEJAK KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO
Oleh: Tini Nur Zain
INDIA TELAH LAMA dikenal oleh bangsa dan rakyat Indonesia, bukan saja sebagai negara sahabat dan sama2 berprinsip Non Blok, melainkan juga karena jalinan kebudayaan yang telah lama berpengaruh di tanah air.
Presiden Soeharto yang telah lama direncanakan namun barn terlaksana awal Desember ini bertujuan utama menambah persahabatan dan saling pengertian yang telah ada selama ini. Selain itu juga untuk menyampaikan salam persahabatan dari 140 rakyat Indonesia kepada pemerintah dan rakyat India.
Rakyat dan Pemerintah India tengah sibuk menangani urusannya di dalam negerinya sendiri, namun dengan keramahan dan persahabatan menerima tamunya dari Indonesia.
Presiden dan Ny. Sanjiva Reddy, Perdana Menteri Ny. Indira Gandhi serta pejabat2 tinggi India dan kalangan korps diplomatik menyambut tamu sahabat itu di lapangan terbang New Delhi dengan upacara militer.
Dalam pembicaraan pertama pada jamuan makan malam di New Delhi, India telah menyatakan harapannya yang sungguh2 akan tercapainya perdamaian masalah Kampuchea yang akan diselesaikan secara damai dengan negara2 Asia Tenggara.
Berbagai hasil yang dicapai dengan kunjungan Kepala Negara RI sependiri negara2 Non Blok ini, antara lain lebih ditingkatkannya hubungan ketjasama secara umum.
Dalam kunjungan ini ikut serta Menteri Sekretaris Negara Soedharmono, Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja serta Menko Ekuin Widjojo Nitisastro masing2 bersama nyonya, Sekretaris Militer Presiden Marsekal Kardono dan Ditjen Protokol dan Konsuler Yoop Ave.
Selama kunjungan di India masing2 menteri berunding dengan rekannya, sedang Presiden Soeharto melakukan pembicaraan empat mata bersama PM Indira Gandhi mengenai berbagai masalah, terutama yang menyangkut penyelesaian masalah Afghanistan, perang Iran-lrak dan masalah di Asia Tenggara, di antaranya setuju perlunya dialog antar negara2 di kawasan itu untuk menciptakan suatu kondisi di mana kedaulatan, integritas dan wibawa kemerdekaan semua negara di kawasan itu dapat sepenuhnya dilindungi.
Hubungan bilateral antara kedua negara diutamakan pada masalah ekonomi dan politik. Di bidang politik seperti dikemukakan Mensesneg Soedharmono tidak ada masalah, karena hubungan kita tetap baik sejak permulaan kemerdekaan sampai sekarang. Juga terdapat kerjasama di bidang gerakan Non Blok.
Di bidang ekonomi lebih ditingkatkan arus perdagangan antara kedua negara. India mengharapkan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia serta impor pupuk.
Mengenai ekspor India ke Indonesia misalnya mesin2 untuk pabrik semen. Biasanya mesin2 dibeli Indonesia dari negara2 industri, tetapi sekarang sudah dimulai dibeli dari negara2 berkembang lainnya.
Mengenai masalah pangan, penting bagi kedua negara, antara lain soal penanaman gandum. Biasanya gandum ditanam di daerah dingin. Di India telah dikembangkan penanaman gandum di daerah bagian Tengah dan Selatan, yaitu daerah sub-tropis. Sedangkan di Indonesia hal ini akan dicoba. Pengalaman India akan dicoba diterapkan di Indonesia.
Di samping pembicaraan dan perundingan serius antara kedua negara bersahabat itu, Presiden Soeharto dan rombongan juga berkesempatan mengunjungi tempat2 bersejarah dan yang menjadi kebanggaan rakyat India, yaitu ke Agra untuk melihat Taj Mahal yang dibangun tahun 1631 oleh Shah Jehan serta Benteng Agra yang dibangun sebelumnya oleh kakek Shah Jehan, Sultan Akbar.
Tempat inilah yang amat mengesankan bagi lbu Tien Soeharto selama kunjungannya di India. Karena bangunan ini khusus diperuntukkan bagi seorang isteri yang amat dicintai oleh suaminya. Selain bangunannya yang megah, Taj Mahal dibuat dari batu pualam putih yang diberi hiasan2 batu permata yang diukir pada dinding temboknya.
Benteng Agra yang menggambarkan masa kejayaan bangsa Moghul juga mempunyai cerita sendiri, karena di sini pulalah Shah Jehan menghabiskan sisa2 hidupnya akibat dipenjarakan oleh anaknya sendiri selama kurang lebih tujuh tahun lamanya
Namun bangunan ini dahulu kala terbagi atas berbagai ruangan seperti Istana Putih, air mancur yang mengeluarkan parfum, kamar kaca yang sekeliling temboknya dihias kaca2 kecil dan berfungsi sebagai kolam mandi para puteri, ruang mushola dari batu pualam, balai pertemuan dan lain2.
Satu hal yang tidak pernah terceritakan adalah berapa korban yang berjatuhan selama pembangunan gedung2 tersebut. Hanya disebutkan berapa biaya untuk pembangunan Taj Mahal yaitu sekitar US$ 6 juta saat itu, dikerjakan oleh kurang lebih 20.000 orang selama 22 tahun.
Dalam acara khususnya di India, isteri Kepala Negara RI tersebut juga mempunyai program tersendiri yaitu meninjau Museum Boneka Shankar di kota New Delhi.
Ini pun memberikan kesan tersendiri, karena pemrakarsanya adalah seorang ayah yang semula mengumpulkan boneka2 dari berbagai negara bagi anaknya, yang kemudian menyumbangkannya kepada museum.
Untuk ini, lbu Tien Soeharto juga menyerahkan boneka2 Indonesia dengan berbagai pakaian adat daerah sebagai wakil dari rakyat Indonesia. Kunjungan ke Museum Nehru Memorial dan ziarah ke makam "Bapak Bangsa" India Mahatma Gandhi, mengingatkan masa2 perjuangan melawan penjajahan masa itu.
Berbagai surat dan ajaran2 Mahatma Gandhi yang penuh rasa kemanusiaan dan anti kekerasan (ahimsa) tertulis dalam berbagai bahasa di dinding2 yang mengelilingi makam tersebut serta di Museum bekas Perdana Menteri India, di antaranya Satyagraha.
Pohon persahabatan senantiasa ditanam Presiden Soeharto dalam kunjungannya baik ke Pakistan maupun India, yang melambangkan persahabatan yang semakin erat dengan negara2 sahabat itu.
Kunjungan Presiden Soeharto dan rombongan yang jumlah keseluruhannya 63 orang, menurut reneana semua dilaksanakan tanggal 24-28 Nopember di India, sedang tanggal 28 Nopember – 1 Desember di Pakistan.
Tetapi berhubung kunjungan Pangeran Charles dari Inggris ke India pada waktu bersamaan, maka tamu dari Indonesia mendahulukan kunjungannya ke Pakistan dengan waktu tetap sedangkan kunjungan ke India ditunda mulai 1-4 Desember.
Inimerupakan kunjungan yang amat penting, dalam arti mempunyai sasaran yang pada pokoknya bisa meningkatkan hubungan kedua negara.
Semua perundingan antara Kepala Negara Indonesia dengan PM India serta pertemuan di antara para menteri bersangkutan, dituangkan dalam suatu komunike bersama.
Dengan kunjungan yang telah lama direncanakan itu, hubungan antara kedua negara yang bersahabat sejak lama itu semakin diperkokoh dan jalinan persaudaraan sesama negara pendiri gerakan Non Blok dan sebangsa Asia itu semakin mesra adanya. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (09/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 693-695.