JEPANG PERTIMBANGKAN DIALOG UTARA-SELATAN

JEPANG PERTIMBANGKAN DIALOG UTARA-SELATAN[1]

 

Tokyo,Angkatan Bersenjata

Jepang akan mempertirnbangkan dengan sungguh-sungguh bagaimana caranya untuk memulai dialog Utara-Selatan dan sepenuhnya akan berkonsultasi dengan Presiden Soeharto mengenai hal itu. Sikap Jepang tersebut dikemukakan Perdana Menteri Jepang Kiichi Miyazawa setelah menerima penjelasan dari Presiden Soeharto mengenai KTT ke 10 GNB di Jakarta baru-baru ini, dalam pertemuan antara kedua kepala pemerintahan itu di Kantor Perdana Menteri Jepang di Tokyo, Senin petang.

Menteri Sekretaris Negara Moerdiono yang menjelaskan hasil pertemuan antara Presiden Soeharto dan PM Miyazawa semalam lebih jauh mengatakan bahwa pertemuan petang tadi yang berlangsung hampir dua jam dapat dianggap sebagai bagian dari dialog Utara-Selatan .

Wartawan “Angkatan Bersenjata” Suryo Pranoto melaporkan dari Tokyo semalam, Mensesneg Moerdiono dalam penjelasannya itu mengemukakan bahwa Presiden Soeharto dalam pembicaraannya dengan PM Miyazawa selain menyerahkan dokumen final hasil KTT GNB, juga menyatakan keinginannya untuk memberi penjelasan mengenai hasil-hasil KIT GNB itu kepada negara-negara G-7 lainnya.

PM Miyazawa, menurut Moerdiono, mengamati bahwa KTT ke 10 GNB di Jakarta mencerminkan adanya pertukaran pikiran yang amat konstruktif diantara negara-negara anggotanya. PM Jepang juga menjanjikan bahwa Jepang akan memikirkan dengan sungguh-sungguh bagaimana dapat ikut melaksanakan hasil-hasil KTT GNB itu.

PM Jepang menyampaikan penghargaan dan kekagumannya pada kepemimpinan Indonesia, khususnya kepemimpinan Presiden Soeharto dalam KTT GNB dan mengharapkan kepemimpinan yang konstruktif dalam masa kepemimpinan Indonesia sebagai ketua GNB tiga tahun mendatang.

Dalam pertemuan yang berlangsung akrab dan bersahabat itu Presiden Soeharto didampingi Mensesneg Moerdiono, Penasehat Pemerintah Bidang Ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro, Dubes RI untuk Jepang Poedji Koentarso dan pejabat lainnya. Sementara PM Miyazawa didampingi Sekretaris Kabinet Jepang, Dubes Jepang M. Kunihiro dan beberapa pejabat tinggi Jepang lainnya.

Kedua pimpinan pemerintahan itu menyatakan puas atas hubungan bilateral yang berlangsung sangat baik selama ini. Presiden secara khusus menyampaikan penghargaan atas pengertian Jepang dan terimakasih atasperhatian Jepang yang besar dalam ikut serta membantu Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.

Presiden juga menyampaikan terimakasih karena Jepang telah mempelopori berlangsungnya sidang CGI (Consultative grup on Indonesia) baru-baru ini sebagai pengganti IGGI dimana lalu. Kepala Negara menekankan bahwa peranan Jepang dalam membantu ekonomi Indonesia dapat dilihat dalam dua sudut yaitu berupa bantuan pinjaman dan investasi yang kedua-duanya berperan sangat positf dalam membantu pembangunan Indonesia .

Diharapkan agar di tahun- tahun yang akan datang peranan jepang itu dapat lebih ditingkatkan lagi. Sementara di tahun-tahun mendatang itu pula Indonesia ingin lebih meningkatkan jumlah dan peranan ekspor non migas.

Sikap Indonesia untuk menaikkan ekspor non migas ini dipahami dan disetujui sepenuhnya oleh PM Miyazawa Bahkan PM Jepang mengatakan bahwa adalah menjadi kepentingan Jepang pula apabila Indonesia dapat meningkatkan perekonorniannya dan makin berhasil dalam pembangunan ekonominya.

 

Khusus mengenai peningkatan ekspor non migas ini, Presiden menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi. Juga mengenai pengendalian pinjaman komersial luar negeri dengan dibentuknya Tim Pengendalian Pinjaman Komersial Luar Negeri.

Dijelaskan, untuk mengimbangi pengendalian pinjaman komersialluar negeri, khususnya untuk kalangan dunia usaha swasta maka pemerintah mendorong adanya proyek-proyek Penanaman Modal Asing (PMA) secara langsung. Dalam hubungan ini, Presiden menjelaskan pentingnya pembangunan proyek olefin, aromatic centre dan alumina terutama untuk mendorong ekspor non migas . Untuk ini diharapkan Pemerintah Jepang dapat memberikan dukungan kepada pihak swasta Jepang yang akan menangani proyek olefin itu.

Dalam pembicaraan itu disinggung pula peningkatan arus wisatawan Jepang ke Indonesia yang terus meningkat. Untuk itu di anggap perlu didukung oleh penerbangan untuk mengangkut para wisatawan itu. Mengenai hasil-hasil KTT GNB, dijelaskan bahwa ada sejumlah hal-hal yang fundamental. Pertama, hilangnya keragu-raguan di antara negara Non Blok maupun bangsa-bangsa lain mengenai relevan tidaknya GNB setelah pasca perang dingin. Dengan bertambahnya jumlah anggota GNB dan peninjau maupun para tamu dan berhasilnya KTT itu maka hal itu menunjukkan GNB tetap relevan. Kedua, ujar Moerdiono, bidang ekonomi merupakan prioritas besar bagi GNB dan bukan lagi bidang politik, meskipun bidang politik tetap dapat perhatian .

Kerjasama Selatan-Selatan akan dapat perhatian besar dan diusahakan lebih konkrit lagi dan ini justru untuk memberi bobot yang lebih besar bagi Selatan dalam berdialog dengan Utara. Demikian pula semangat kemitraan, bukan saja antara Selatan-Selatan, tetapi juga diharapkan antara Utara-Selatan, menggantikan suasana konfrontasi seperti yang terasa pada masa-masa sebelumnya.

 

Bertemu Kaisar

Senin siang kemarin Presiden beserta Ibu Tien Soeharto dan salah seorang putrinya, Ny. Siti Hadiati Prabowojuga telah mengadakan kunjungan kehormatan dan dijamu santap siang oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko yang juga, dihadiri salah seorang putrinya, Putri Norinomiya .

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan itu berlangsung di Istana Akasaka. Kaisar bersama permaisuri dan putri Norinomiya secara khusus menyambut kedatangan Presiden dan Ibu Tien Soeharto serta • Titi Prabowo di beranda depan istana. Kemudian setelah saling betjabatan tangan dan menanyakan kabar masing-masing, kedua kepala negara dan isteri serta putri rnereka menuju ke ruang dalarn. Jamuan santap siang itu berlangsung sekitar satu setengah jam.

Setelah itu, sernentara Presiden rnengadakan pernbicaraan dengan PM Jepang, lbu Tien Soeharto didampingi Ny. Ali Alatas dan Ny. Poedji Koentarso rnenyaksikan peragaan pembuatan mutiara di Hotel Imperial.

Jamuan santap malam untuk meenghormati kedatangan Presiden dan lbu Tien Soeharto juga telah berlangsung semalam yang diadakan oleh PM Jepang danNy. Miyazawa di Wisrna Negara yang terletak di kompleks Istana Akasaka.

Hari Selasa ini, sebelum kembali ke Indonesia, Presiden Soeharto di Hotel Imperial akan menerirna kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Jepang, Michio Watanabe. Kunjungan ini dalarn rangka lebih mempererat hubungan kerjasama kedua negara yang telah berlangsung baik selama ini.

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (29/0911992)

 

_________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 401-404.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.