JERMAN PERDALAM DIALOG POLITIK DENGAN RI
Bonn, Pelita
Presiden Republik Federal Jerman (RFJ) atau Jerman Bersatu, Richard von Weizsaecker menyatakan, negaranya ingin memperdalam dialog politik dengan Indonesia. Ia menilai, saat ini pun dialog itu telah diresapi dengan rasa kesepakatan yang tinggi.
Wartawan Pelita, H. Azkarmin Zaini yang mengikuti rombongan Presiden Soeharto melaporkan dari Bonn semalam, hal tersebut diutarakan Presiden von Weizsaecker dalam pidatonya pada jamuan santap siang untuk menghormati Presiden dan Ny. Tien Soeharto di Istana Kepresidenan, Villa Hammerschmidt, Rabu (3/7) kemarin. Jamuan diselenggarakan segera seusai pembicaraan resrni kedua presiden yang berlangsung di Ingle Room, juga di istana yang sama.
Dikatakan oleh Presiden RFJ, kerja sama antara negara yang mempunyai pendirian dasar yang serupa akan menghasilkan kestabilan dan jaminan perdamaian dunia. Menyadari hal itu, katanya, Masyarakat Eropa dan ASEAN bekerjasama. Hubungan Masyarakat Eropa dan ASEAN, bagi Jerman, merupakan suatu teladan kerjasama antar kawasan.
“Kami, bangsa Jerman, merasa mempunyai hubungan yang erat dengan bangsa Indonesia. Kami menghargai setinggi-tingginya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai Indonesia, dan dengan rasa simpati kami mendukung usaha-usaha Tuan untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia agar dapat mengecap keberhasilan itu,” ujarnya.
Dikatakan, ia merasa gembira menyambut Presiden Soeharto sebagai presiden pertama yang mengunjungi Jerman yang telah bersatu kembali. “Dengan senang hati saya mengingat kembali pertemuan kita di Tokyo lebih dari dua tahun yang lalu, dan saya berterima kasih bahwa sekarang di Bonn kita dapat melanjutkan pembicaraan kita.”
Selanjutnya Presiden von Weizsaecker menyatakan penghargaan atas peran Indonesia di dalam ASEAN, PBB, kegiatan negara-negara Non Blok dan Organisasi Konferensi Negara-negara Islam. Ia juga memuji peran Indonesia dalam mengupayakan pemecahan persoalan secara damai dalam konflik Kamboja.
“Sejak tanggal 3 Oktober 1990 negaraJerman telah bersatu kembali Dalam masa sulit pertikaian antara Timur dan Barat dan selama perpecahan negara kami, Indonesia senantiasa menghargai keinginan bangsa Jerman untuk bersatu kembali. Untuk itu, saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, kata Presiden RFJ.
Harapan Indonesia
Presiden Soeharto dalam pidatonya pada jamuan makan malam di Schloss Augustusburg antara lain menyatakan kegembiraannya atas baiknya kerjasama kedua negara dengan penuh saling pengertian. Ia juga mengharapkan agar Jerman tetap memberikan perhatian besar bagi pembangunan kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sekalipun sibuk melakukan pembangunan wilayah timur Jerman sendiri dan membantu banyak kawasan lainnya.
“Kami memahami jika Pemerintah Jerman memberikan perhatian besar bagi pembangunan wilayah timur Jerman, juga membantu pembangunan kembali Eropa Timur dan Timur Tengah, disamping mendorong pembangunan bersama Eropa.”
Sejalan dengan itu, Presiden Soeharto memuji dan sangat menghargai bantuan Jerman selama ini bagi pembangunan Indonesia. Dikatakan, Indonesia sangat berkepentingan bagi terciptanya kerja sama antara kedua negara atas dasar saling pengertian dan saling menguntungkan.
Misalnya, kedua pihak sama menggalakkan perdagangan dengan berupaya menyeimbangkan neracanya. Selain itu, ribuan pelajar Indonesia belajar di Jerman, terutama untuk menimba pengalaman dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya, setiap tahun ribuan wisatawan Jerman datang ke Indonesia. “Semuanya itu sangat penting bagi pembangunan kami,” ujar Presiden Soeharto.
Pembicaraan Resmi
Siang kemarin, segera setelah penyambutan dengan upacara kebesaran di Istana Kepresidenan, Villa Hammerschmidt, kedua presiden melakukan pembicaraan resmi di Ingle Room, salah satu ruang istana.Dalam pembicaraan tersebut Presiden Soeharto didampingi oleh Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas.
Pada saat bersamaan, eli ruang yang lain Ny. von Weizsaecker menerima Ny. Tien Soeharto dalam acara temu ramah. Jamuan santap siang berlangsung segera seusai pembicaraan resmi kedua presiden. Seusai jamuan santap siang, di Kantor Menteri Perekonomian RFJ berlangsung pembicaraan tingkat menteri antara Menko Ekuin/Wasbang Drs. Radius Prawiro yang didampingi Menristek B.J. Habibie, dengan Menteri Perekonomian Republik Federal Jerman.
Menjelang pembicaraan tersebut rampung, di Kantor Menlu RFJ berlangsung pula pembicaraan antara Menlu Ali Alatas dan Menlu RFJ, Hans-Dietrich Genscher. Hingga berita ini dikirim menjelang tengah malam WIB, belurn ada penjelasan dari kedua pihak, mengenai hasil pembicaraan-pembicaraan tersebut.
Presiden Soeharto adalah Kepala Negara pertama yang mengunjungi Jerman setelah Jerman Barat dan Timur bersatu akhir tahun lalu. Presiden bertolak dari Jakarta Selasa malam (217) dan akan meninggalkan Jerman 7 Juli. Presiden Soeharto pernah berkunjung ke Jerman pada 1970.
Upacara kebesaran Presiden dan Ny. Tien Soeharto beserta rombongan mendarat di lapangan terbang militer di Koln, sekitar 20 kilometer dari Bonn, pukul 08.46 waktu setempat (13.46 WIB) Rabu (3/7), dalam cuaca cerah dan suhu udara sejuk, 24,6 derajat Celcius.
Di bandara, Presiden dan rombongan disambut dengan penghormatan secara militer penuh, berupa 21 dentuman meriam. Kepala Protokol Negara FRJ, Dr. Erhard Holtermann, beserta istri menjemput rombongan di bandara. Presiden yang mengenakan jas warna gelap didampingi Ny. Tien Soeharto yang berkebaya warna ungu.Ny. Tien Soeharto menerima seuntai bunga dari Ny. Erhard Holtermann. Juga ikut menyambut, Menristek B.J. Habibie yang mendahului tiba di Bonn, Dubes RI untuk FRJ Dr Hasjim Djalal, Kepala Kantor Kepresidenan RFJ, dan para dubes negara-negara ASEAN.
Dari bandara Koln, rombongan langsung menuju Wisma Tamu Negara Petersberg, Koenigswinter , di Bonn. Hanya sempat beristirahat sejenak, Presiden Soeharto dan rombongan meninggalkan Wisma Tamu Negara menuju Istana Kepresidenan, Villa Hammerschmidt, di tempat itu telah menunggu Presiden danNy. von Weizsaecker serta para pejabat tinggi RFJ.
Di sini Presiden von Weizsaecker dan istri memperkenalkan Presiden dan Ny. Tien Soeharto kepada para pejabat tinggi RFJ, disusul oleh Presiden Soeharto memperkenalkan para anggota rornbongannya kepada Presiden RFJ dan istri.
Usai perkenalan ,kedua presiden berjalan menuju podium rendah di halaman Villa Hammerschmidt,di tempat itu keduanya berdiri tegap tatkala korpsmusik militer RFJ mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Deutschland slied. Usai memeriksa barisan kehormatan militer, kedua presiden memasuki Villa Hammerschmidt untuk memulai pembicaraan resmi.Dalam pembicaraan tersebut, Presiden Soeharto didampingi oleh Mensesneg Drs. Moerdiono dan Menlu Ali Alatas.
Sementara pembicaraan kedua presiden berlangsung, di tempat terpisah berlangsung pula acara temu-ramah Ny. vori Weizsaecker dengan Ny.Tien Soeharto. Malamnya,pukul 20.00 (01.00 WIB dini hari Kamis 4/7) sekali lagi Presiden dan Ny.Von Weizsaecker menjamu tamunya, dengan menyelenggarakan jamuan santap malam untuk menghormat Presiden danNy.Tien Soeharto dan rombongan. Jamuan berlangsung di Schloss Augustusburg, Bruehl.
RI-Jerman
Sementara itu Debes Rl untuk Jerman, Dr.Hasjim Djalal mengatakan ,hubungan bilateral Indonesia-Jerman terus berkembang positif “Tidak terdapat masalah rumit dibidang politik dan kedua negara selalu beketja sama di forum-forum internasional,” katanya kepada wartawan di Bonn.
Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jerman terus meningkat. Pada 1990 nilai ekspor Indonesia adalah 472 D-Mark, sementara impor berjumlah 3.890 juta D-Mark. Impor Indonesia terdiri dari berbagai komoditi barang modal dan teknologi canggih. Sedangkan ekspornya adalah tekstil, kelapa sawit dan komoditi pertanian lainnya.
Menurut rencana,Presiden Soeharto akan menandatangani buku emas kota Bonn dan meletakkan karangan bunga di tugu korban perang dan tirani di Nordfriedhof, Bonn. Kamis siang ini Presiden Soeharto antara lain akan melakukan pembicaraan resmi dengan Kanselir Republik Federal Jerman,Helmut Kohl dan pimpinan partai politik di Jerman.
Dari Bonn kepala negara akan mengunjungi galangan kapal di Pepenburg dan pusat uji coba KA Magnetik Transrapid di Lathen. Setelah itu mengunjungi Berlin dan menyerahkan seekor komodo untuk kebun binatang kota itu. Pada hari Minggu,Presiden dan rombongan akan menyusuri sungai Rhein dari kota bingen ke Koblenz. Presiden juga dijadwalkan akan mengunjungi kota Mainz dan Frankfurt. (SA)
Sumber : PELITA (04/07I1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 74-77.