JOOP: INDONESIA HOUSE DI MYANMAR BUKAN ALAT BIROKRASI[1]
Jakarta, Antara
Pembentukan forum para pengusaha Indonesia yang akan beroperasi di Myanmar “Indonesia House”sama sekali tidak bertujuan menghambat/ birokrasi bagi pengusaha yang tidak bergabung di dalamnya.
“Indonesia House dibentuk agar para pengusaha Indonesia tidak saling berebut sehingga jangan ditafsirkan sebagai alat yang birokratis,”kata Menparpostel Joop Ave di Istana Merdeka, Rabu.
Setelah bersama Menko Indag Hartarto dan Menhub Haryanto Dhanutirto melapor kepada Presiden Soeharto tentang hasil kunjungan ke Myanmar baru-baru ini, Joop menjelaskan kepada pers bahwa forum itu dibentuk untuk memudahkan kontak pengusaha Indonesia dengan pejabat setempat.
Joop mengatakan,bisa saja seorang pengusaha Indonesia mencoba langsung menghubungi para pejabat Myanmar tanpa melalui petugas” Indonesia House.” “Tapi persoalannya adalah apakah para pejabat Myanmar itu mau, terutama karena mereka mendukung penuh wadah ini,”katanya. Pemerintah Myanmar telah menunjuk menteri perencanaannya untuk memimpin tim yang sejenis dengan “Indonesia House” itu.
Bantu Pariwisata
Joop menjelaskan Indonesia akan membantu Myanmar mengembangkan sektor pariwisata, karena pemerintah setempat mencanangkan tahun 1996 sebagai “Tahun Kunjungan Myanmar”. Myanmar sekarang setiap tahunnya menerima 60.000 wisatawan asing dan pada tahun 1996 diharapkan datang 500.000 orang.
Untuk mewujudkan target Myanmar itu, Indonesia bersedia memberikan bantuan terutama bea siswa dan kesempatan magang bagi orang-orang Myanmar.
“Para pengusaha kita tidak akan mendirikan hotel di sana. Selain memberikan bea siswa, kita bisa memberikan bantuan dengan mendirikan pusat pendidikan latihan keparwisataan,”kata Menparpostel.
Sementara itu, Menhub Haryanto mengatakan, perusahaan penerbangan swasta “Gatari” telah menyampaikan keinginannya untuk melayani jalur domestik ke sana termasuk untuk mengangkut wisatawan asing.
“Gatari mengajukan tawaran itu karena kelebihan seat (kursi -red) di dalam negeri,”kata Haryanto ketika menjelaskan tawaran Gatari, sebuah perusahaan carter pesawat yang dipimpin Hutomo Mandala Putra Soeharto.
Sementara itu, ketika menjelaskan hasil pertemuan para pejabat Indonesia, Thailand, Malaysia tentang kerja sama tiga pihak itu di Medan baru-baru ini, Haryanto mengatakan mereka sepakat untuk meningkatkan frekuensi penerbangan diantara ketiga negara itu.
“Peningkatan frekuensi penerbangan itu diharapkan bisa mendorong peningkatan kegiatan perdagangan dan bisnis diantara Thailand, Malaysia dan Indonesia sendiri,” kata Haryanto. (T/ EU02/EU05/15/06/94 14:17/RB2).
Sumber: ANTARA(l5/06/1994)
_________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 275-276.