KABINET AMPERA:

TARUHAN BAGI MISSION TNI/AD ^[1]

Djakarta, Berita Yudha

Deputy chusus Men/Pangad Majdjen. Alamsjah pada pendidikan ROHISAD hari Djum’at di Bandung menandaskan, bahwa pengamanan dan bantuan pelaksanaan program Kabinet Ampera merupakan suatu tugas jg mendjadi pertaruhan bagi mission TNI/AD Kabinet Ampera adalah suatu tugas kepertjajaan rakjat kepada TNI/AD melalui MPRS dgn ketetapan no. XIII tahun 1966, jg menugaskan kepada Djendral Soeharto pengemban SP 11 Maret jg dikukuhkan MPRS dgn ketetapan no. IX untuk membentuk Kabinet Ampera lengkap dgn program jg harus dilaksanakan.

Djenderal Soeharto dalam hal ini merupakan suatu personifikasi daripada TNI/AD.

Demikian Majdjen Alamsjah, jang menambahkan bahwa rakjat telah memberikan kepertjajaannja setjara demokratis dan konstitusionil.

Djika sampai terdjadi kegagalan didalam pelaksanaan daripada program Kabinet Ampera jang telah digariskan oleh MPRS itu, maka hal ini berarti suatu hambatan jang besar dalam mission TNI/AD.

Oleh karenaitu, Kabinet Ampera mendjadi suatu taruhan bagi kelangsungan mission TNI/AD dimasa jg akan datang.

Dikatakan lebih landjut, bahwa setelah TNI/AD terus menerus dikerahkan pada tugas2 operatif fisik dan sos-pol, maka sekarang setelah sidang MPRS terdapatlah kelonggaran untuk mempersoalkan konsolidasi.

Konsolidasi AD merupakan keharusan, demikian Alamsjah jang menambahkan harapan akan terbinanja pandangan jang wadjar mengenai fungsi dan kedudukan TNI/AD dalam kehidupan Negara RI.

Dalam tugas pokok TNI/AD tahun 1967/1968 terdapat peranan Imam Militer jang harus dapat bergerak madju setjara serentak dengan unsur2 lainnja daripada TNI/AD. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (19/06/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 750-751.