“KATAKAN DENGAN BUNGA” KADO HUT TMII KE-18[1]
Oleh: Irmanto/Zeynita Gibbons Jakarta, Antara
Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) yang akan diresmikan lbu Tien Soeharto, 20 April mendatang merupakan kado penyemarak hari ulang tahun (HUT) Taman Mini Indonesia Indab (TMII) ke-18.
“Katakan dengan bunga”, ungkapan itu kian menjadikan miniatur Indonesia di timur Jakarta itu sebagai kebanggaan bangsa Indonesia, karena menjanjikan begitu banyak cerita tentang budaya dan adat ribuan suku di Tanah Air.
Tidak saja TAIP, HUT TMII pada usia remaja menjelang dewasa itu juga dibanjiri hadiah lain yaitu Museum Penerangan, Museum Serangga, Museum Pusaka, dan Taman Bekisar.
Taman anggrek yang terletak di luar TMII itu merupakan pindahan dari kawasan Slipi, Jakarta Barat. Di TAIP, berkumpul petani anggrek, dan tempat penelitian serta pengembangan anggrek.
Pecinta anggrek dapat menikmati, bahkan membeli ribuan jenis anggrek baik dari tanah lbu Pertiwi maupun mancanegara. Juga dapat disaksikan persilangan dua anggrek. Keceriaan dan keakraban antar petani anggrek juga tersembul diantara keindahan bunga, yang belakangan sangat populer itu.
“Kami dapat saling tukar pengalaman tentang penganekaragaman jenis anggrek, pupuk, dan pemeliharaan anggrek agar tetap segar dan asri,”kata seorang ibu petani anggrek.
Soal harga, barangkali bukan masalah yang perlu dirisaukan, karena siapa pun yang sudah tertarik dengan keindahan anggrek soal harga sudah menjadi nomor ke sekian, katanya.
TMII di HUT-nya ke-18 juga menghadirkan Museum Penerangan sebagai antisipasi terhadap kebutuhan manusia modern akan informasi, baik soal kekinian maupun sebelumnya. Di museum yang akan diresmikan Presdien Soeharto pada HUT TMII ke-18, 20 April itu, pengunjung dapat menyaksikan sejarah perjuangan dan peranan penerangan dari masa ke masa berupa diorama, audiovisual, patung, gambar, dan benda-benda sejarah.
Selain itu di museum berluas bangunan 3.980 meter persegi terletak di areal 10.850 meter persegi itu juga terdapat perpustakaan, teater mini yang menggunakan videoscope dan multislide terpadu, tiga studio mini menggunakan radio, televisi, dan film.
Fauna Kecil
Bagi mereka yang jenuh dengan segala informasi dan ingin melihat kehidupan fauna kecil, dapat melangkahkan kakinya ke Museum Serangga. Di dalam bangunan di atas tanah 500 meter persegi itu pengunjung dapat melihat tidak kurang ribuan jenis serangga, terrnasuk yang langka,di antaranya berbagai jenis kupu-kupu.
Bagi mereka yang datang dari luar Jakarta, di museum tersebut terdapat ruang cenderamata. Beberapa insektisida yang sudah dikeringkan sebagai buah tangan baik untuk kerabat dan sanak keluarga dapat pula dibeli di sana.
Pelajar dan mahasiswa yang tengah dapat tugas dari guru/dosen mengenai tingkah laku dan pengembangbiakan serangga dapat menjadikan museum yang juga akan diresmikan Presiden Soeharto itu sebagai salah satu ajang referensi.
Tidak mau direpotkan dengan tetek bengek soal serangga, pengunjung bisa menyaksikan dan mendengarkan kokok ayam bekisar di Taman Bekisar. Di taman seluas 4.000 meter persegi itu dapat didengarkan lengkingan suara silangan ayam hutan hijau jantan (gallus varius) dengan ayam kampung betina (galus domestica) tersebut.
Di sebuah kandang raksasa setinggi 15 meter bergaris tengah 33,8 meter berarsitektur Madura, pengunjung dapat menikrnati polah dan canda ayam bekisar yang berbulu aneka warna.
Selain kandang raksasa, juga terdapat Kandang Perjodohan Terpisah, yaitu beberapa kandang yang dibangun untuk memelihara sepasang ayam hutan jantan hijau dengan induk ayam kampung dalam suatu kandang dipisahkan oleh sekat berongga.
Pengunjung yang hobi mengumpulkan benda-benda pusaka, dapat beralih ke Museum Pusaka. Di museum seluas 1.535 meter persegi berbentuk limas segi lima terpancung itu digelar benda pusaka seperti keris berbagai bentuk dan tahun pembuatan.
Sekitar 5.000 koleksi pusaka, yang akan bertambah terus, berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan psikologis manusia akan keterkaitannya dengan nenek moyang mereka. Tiga museum dan dua taman yang akan diresmikan oleh Presiden dan lbu Tien Soeharto pada HUT TMII ke-18 itu diharapkan dapat menyemarakkan dan menarik pengunjung sebanyak mungkin, tidak saja wisatawan nusantara, tetapi juga mancanegara.
Di usia remaja TMII, barangkali tidak berlebihan bila ia ingin berbenah dan mempercantik diri agar menjadi “magnet “bagi siapa saja yang melihatnya.
(T-DN08/SP03/SP01/17/04/93 14:39)
Sumber: ANTARA(17/04/1993)
____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 850-852.