KEBIADABAN DI PAGI BUTA

KEBIADABAN DI PAGI BUTA [1]

 

 

Pak Yani Jg. DIm. Keadaan Luka Diseret Dari Rumah Sampai

Kedjalan Djeritan Sedih…..”Papa…..” Terdengar Diantara

Rentetan Tembakan

Djakarta, Berita Yudha

Rentetan peristiwa pentjulikan2 jg. dilakukan oleh serigala2 “Gerakan 30 September” jg. teIjadi pada hari Djum’ at pagi2 buta terhadap perwira2 tinggi TNI / AD kita, djelas memperlihatkan suatu tindakan jang kedjam dan tidak berperikemanusiaan. Pada pagi2 buta hari Djum’ at tgl. 1 Oktober, keadaan masih sangat sunji dan tenang se-olah2 tidak akan terdjadi sesuatu peristiwa jang mengerikan.

Akan tetapi ketika djam menundjukan waktu disekitar 04.00-05.00 pagi didjalan Lembang tiba2 terdengar tembakan2 gentjar. Ternjata tembakan ini berasal dari segerombolan manusia memakai pakaian seragam dan ditudjukan langsung kerumah Menteri/Panglima AD kita LetdjenA.Yani. Pegawai pak Yani tidak tinggal diam dan membalasnja. Didalam usaha untuk meloloskan diri dari penembakan2 jang membabi buta dari gerombolan itu, Men/Pangad mendapat suatu tembakan. Tidak dapat di elakan lagi, bahwa achirnya pak Yani dapat ditangkap dan ditjuliknya. Tjara2 pentjulikan oleh gerombolan kontra revolusi ini sangat kedji dan dtidak berperikemanusiaan, telah menjeret pak Yani yang telah terluka itu dari rumah sampai ke pintu gerbang halamannja. Penganiajaan2 dilakukan oleh gerombolan tsb. Dari mulai beliau dinaikkan kesebuah kendaraan sampai ketempat penjiksaaan terachirnja di Lobang Buaja. Hal ini temjata dari luka2 jang terdapat dimuka dan dileher, serta anggauta2 tubuhnja jang tidak sempurna lagi.

Pentjulikan terhadap Majdjen Soeprapto terdjadi pada djam 04.30 pagi2 buta pula. Pentjulikan ini di lakukan dengan setjara paksa dan tanpa menghiraukan permintaannja.

Seluruh rakjat Ibukota telah berkabung. Bendera2 Merah Putih dipasang setengah tiang. Suasana kehidupan nampak diliputi oleh keprihatinan jang mendalam. Inilah gambaran suasana di Ibukota pada hari Selasa tgl. 5 0ktober 1965 kemarin, hari dilangsungkannja pemakaman ketudjuh Pahlawan Revolusi, korban-kebiadapan aksi kontra-revolusioner dari “Gerakan 30 September”.

Dari djam 07.00 pagi, rakjat telah berdujun-dujun menudju ke djalan2 jang akan dilewati iring-iringan djenazah. Sampai djam 09.00 rakjat sudah penuh sesak, menanti ditempat dengan penuh kesabaran. Suatu bukti akan perasaan turut berduka tjita jg. Mandalam.

Sumber: BERITA YUDHA( 06/10/1965)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 6.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.