KEBULATAN TEKAD ALIM ULAMA KOTAMADYA BANDUNG

KEBULATAN TEKAD ALIM ULAMA KOTAMADYA BANDUNG

Sebanyak 1.250 orang alim ulama Kotamadya Bandung terdiri dari pondok pesantren, pimpinan mesjid, dan para utusan daritiap kecamatan, Sabtu pagi, di gedung Serbaguna, jalan Wastu Kencana, menyatakan kebulatan tekad untuk mendukung Jendral Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Nasional dan mengusulkan kepada MPR RI agar mengangkat kembali sebagai Presiden Republik Indonesia tahun periode 1983-1988.

Acara tersebut dihadiri para pejabat teras Pemda Kotamadya Bandung, anggota Muspida, Ketua DPRD dan Walikota Bandung Haji Risen Wangsa Atmadja dan para anggota mesjid se-Kodya Bandung.

Kepala Kanwil Departemen Agama Kamaludin dalam sambutannya mengatakan landasan ideologi Pancasila merupakan masalah fundamental yang harus diamankan, karena pembangunan tidak bisa dilaksanakan bila timbul kekacauan.

Ulama dan umat Islam harus mawas diri, jangan terlampau melihat keluar, karena banyak tugas ulama dan umat Islam yang belum dilaksanakan. Fasilitas dakwah yang diberikan pemerintah, harus dimanfaatkan oleh umat Islam, pembangunan agama yang mempunyai anggaran tertentu harus betul-betul dimanfaatkan.

Ia menegaskan, pada masa pembangunan sekarang ini tidak perlu banyak tuntutan terhadap pemerintah, tapi lebih tepat tuntutan itu ditujukan pada diri sendiri secara maksimal.

Walikota Bandung pada kesempatan itu mengatakan, dengan lahirnya Orde Baru yang dilandasi Pancasila dan UUD 45, maka tampil program pembangunan dalam jangka 25 tahun yang disebut "area pembangunan 25 tahun" dibagi dalam Pelita secara bertahap.

Dengan kepemimpinan nasional di tangan Orde Baru, mutlak perlu dipertahankan dan melanjutkan, karena pembangunan nasional termasuk pembangunan dibidang hidup termasuk kehidupan beragama.

"Sarana dan prasarana agama, maupun kuantitas dan kualitasnya sangat menggembirakan," katanya. (DTS)

Bandung, Antara

Sumber: ANTARA (30/11/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 291.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.