“KEBUTUHAN YANG DIPILIH ORANG SAMA”

“KEBUTUHAN YANG DIPILIH ORANG SAMA”

 [1]

 

Kopenhagen, Merdeka

Presiden Soeharto mengatakan, proses suksesi telah berlangsung di Indonesia sehingga pergantian Presiden sebenarnya telah melembaga sesuai dengan ketentuan­ ketentuan yang tercanturn dalam UUD 1945. Masalah suksesi itu dikemukakan, Kepala Negara di Kopenhagen, Minggu, setelah mendengarkan penjelasan PM RR China Li Peng mengenai kesehatan Pemimpin China Deng Xiao Ping serta, proses pergantian kepemimpinan di negara itu, kata Mensesneg Moerdiono kepada pers ketika menjelaskan pertemuan itu.

“Bahwa kebetulan yang dipilih adalah orang yang sama, maka hal itu merupakan persoalan yang lain, sebab yang penting mekanism enya sudah ada,”kata Moerdiono ketika menjelaskan pertemuan bilateral Kepala Negara dengan Li Peng dan tujuh pemimpin lain yang menghadiri KTT Pembangunan Sosial.

Pada pertemuan itu, PM Li Peng memberitahukan kepada Presiden Soeharto bahwa kesehatan Deng membaik dan proses suksesi di negaranya akan berlangsung normal sebab proses pergantian kepemimpinan itu telah terbentuk dengan baik. Moerdiono mengatakan, dalam pertemuan itu, kedua pemimpin juga membicarakan masalah sengketa Kepulauan Spratly yang diperebutkan RRC, Filipina, Brunei Darussalam serta Vietnam.

“Kedua pemimpin sepakat bahwa cara-cara perundingan secara damai dianggap sebagai cara terbaik terhadap penyelesaian sengketa itu,” kata Mensesneg. Kepulauan itu diperebutkan oleh beberapa negara karena diperkirakan mempunyai cadangan minyak mentah yang besar.

Salah seorang tamu Presiden Soeharto lainnya adalah Presiden Kolombia Ernesto Samper Pizano yang pada sekitar bulan September atau Oktober mendatang akan menggantikan Presiden Soeharto sebagai Ketua Gerakan Non Blok (GNB). Moerdiono mengatakan, dalam pertemuan itu, Pizano memberikan jaminan bahwa negaranya akan melanjutkan asas serta arah baru GNB yang digariskan Indonesia sejak KTT GNB di Jakarta September 1992.

“Presiden Soeharto menjanjikan bantuan sepenuhnya kepada Kolombia baik mengenai substansi (materi, red) maupun penyelenggaraannya,” kata Moerdiono.

Janji Presiden Soeharto itu disampaikan karena Presiden Kolombia menanyakan pengalaman Indonesia mulai saat menyelenggarakan KIT hingga selama memimpin gerakan ini. Di tempat yang sama, Kepala Negara juga menerima Presiden Azerbaijan Heydar Alirza Ogly AJiyev yang minta dukungan Indonesia dalam merebut kembali 20 persen wilayahnya yang direbut negara tetangganya, Armenia.

Sumber: MERDEKA  (13/03/ I 995)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 118-119

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.