KEMAJUAN EKONOMI HARUS BANGKITKAN USAHA KECIL

KEMAJUAN EKONOMI HARUS BANGKITKAN USAHA KECIL[1]

 

Jakarta, Kompas

“Kemajuan ekonomi yang kita capai sekarang ini harus benar-benar dapat membangkitkan usaha kecil. Bukan malah mengakibatkan usaha kecil makin tertinggal dan tersisih”. Demikian harapan  Presiden Soeharto yang dikemukakan  ketika membuka Pameran Kerajinan Indonesia dalam Interior (KIDD VII di Tiara Graha, arena Parkir Timur Senayan, Jakarta hari Selasa (31/5). Untuk itu, kata Kepala Negara, usaha besar harus mendukung sepenuhnya langkah pemerintah untuk menumbuhkan industri kecil sehingga lambat laun menjadi industri menengah.

“Kita berharap agar makin banyak rakyat kita yang dapat mengembangkan usahanya sendiri dan meningkatkannya menjadi usaha menengah yang makin kuat. Perhatian besar yang diberikan pemerintah kepada industri kecil dan kerajinan rakyat perlu mendapat dukungan masyarakat, khususnya dunia usaha kita,” tutur Kepala Negara.

Berkembangnya industri kecil, kata Presiden, akan meningkatkan penghasilan jutaan para perajin. Mereka yang bergerak di bidang ini umumnya terdiri dari yang berpenghasilan menengah kebawah. Selain itu, berkembangnya industri kecil juga akan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan bertambah besarnya pendapatan, maka kata Kepala Negara, kemakmuran masyarakat akan meningkat dan industri tumbuh makin pesat. Sebab, masyarakat dengan pendapatan tinggi merupakan pasar yang besar bagi barang-barang basil industri.

“Itulah sebabnya, pemerintah  menyediakan berbagai kemudahan untuk menumbuhkan industri kecil dan kerajinan rakyat, baik di bidang tata niaga, investasi maupun pemasukan barang modal. Pemerintah juga terus mendorong keterkaitan usaha antara industri kecil dan kerajinan rakyat ini dengan usaha menengah dari usaha besar,” demikian Presiden.

Kepala Negara juga berharap agar pengusaha industri kecil dan perajin perlu lebih disiapkan, untuk menghadapi perkembangan ekonomi dunia, antara lain dengan pemanfaatan iptek tepat guna. “Mereka perlu disiapkan untuk mengenal pentingnya desain, selera konsumen, kampanye pemasaran, teknologi produksi serta manajemen perusahaan yang rasional dan efisien. Semuanya merupakan hal baru yang harus dipelajari dan disiapkan dengan sungguh-sungguh,” kata Kepala Negara. Sebab itu pula, Kepala Negara menyambut baik penyelenggaraan pameran KIDI ini yang dilakukan berkala setahun sekali. Melalui pameran ini, para pengusaha industri kecil dan perajin dapat mempromosikan karya dan usaha mereka kepada para peminat, pemakai dan masyarakat luas.

Sangat Prospektif

Menteri Perindustrian T Ariwibowo dalam pembukaan yangjuga dihadiri Ny Tien Soeharto, Wapres dan Ny Try Sutrisno itu mengatakan, peranan industri kecil dan perajin dalam industri nasional sangat penting. Industri kecil umumnya mampu menunjukkan ketahanannya, yang dapat dilihat dari sumbangannya terbadap perolehan devisa tahun 1993 yang mencapai 2,6 milyar dollar.

Dikatakan, industri kecil kerajinan memiliki prospek yang baik untuk terus dikembangkan, karena ada beberapa keunggulan komparatif. Pertama, kegiatan produksinya padat karya. Kedua, menggunakan tenaga kerja terampil yang memiliki kualitas khas.

Juga ada kecenderungan masyarakat, terutama di negara-negara maju, untuk kembali ke alam dalam memanfaatkan produk industri, sehingga barang hasil industri kerajinan Indonesia akan makin mendapat tempat “Kemajuan ekonomi negara kita di masa depan akan terus mampu meningkatkan kebutuhan barang hasil industri kerajinan, baik untuk kebutuhan masyarakat umum maupun untuk melengkapi kebutuhan sarana pariwisata,”katanya.

Minta Gedung Permanen

Menurut Ketua Umum Yayasan Bhakti Nusantara Indah pemrakarsa pameran ini Ny Hardiyanti Rukmana, sebanyak 600 perajin ikut dalam 141 stand pameran, mewakili sekitar 10.000 perajin di seluruh propinsi menampilkan karya mereka dalam KIDI VII yang akan berlangsung sampai 13 Juni itu. Untuk mendukung suksesnya pameran ini, pihaknya telah mengundang pembeli dari dalam dan luar negeri, seperti Australia, Brunei, Kanada, Hongkong, Inggris, Malaysia dan bahkan Portugal.

Ny. Hardiyanti yang dikenal dengan panggilan Mbak Tutut, pameran bertempat di Tiara Graha Senayan bekerja sama dengan Gelora Senayan dalam rangka pemanfaatan lahan. “Harapan kami, suatu saat kami diberi izin membangun dan mengelola Gedung Serba Guna yang permanen di Parkir Timur Senayan,” kata Mbak Tutut yang mendapat gelar “Bunga Perajin Indonesia”.(vik)

Sumber : KOMPAS ( 01/06/1994)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 500-502.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.