KEPALA NEGARA MINTA PERS BERSIAP SUKSESKAN PEMILU

KEPALA NEGARA MINTA PERS BERSIAP SUKSESKAN PEMILU[1]

Jakarta, Bisnis Indonesia

Presiden Soeharto menegaskan bahwa seluruh proses perubahan besar yang sedang berlangsung di seluruh dunia kini diliput oleh pers yang makin erat dan luas jaringannya. Dalam kaitan itu Presiden meminta segenap jajaran pers nasional politik ikut mempersiapkan diri menyukseskan Pemilu 1992 dan Pembangunan Jangka Panjang Tahap-II. Kepala Negara berbicara pada puncak peringatan Hari Pers Nasional 1992 di Istana Negara, kemarin.

“Peranan pokok pers dalam keseluruhan gerak bangsa kita adalah membekali rakyat dengan wawasan yang luas mengenai masa depan bangsa dan negaranya, sehingga mereka dapat melakukan pilihan yang setepat-tepatnya dan semantap­ mantapnya, “kata Presiden di depan 325 pemimpin redaksi media massa, para ketua PWI Cabang dan pimpinan LKBN Antara se-Indonesia .

Di depan para peserta Pertemuan Besar Jajaran Pers Nasiona l Indonesia itu, Presiden mengingatkan Pernilu mendatang adalah pemilihan umum ke-6 dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dan pemilihan umum ke-5 dalam kurun Orde Baru. Pemilu mendatang juga berlangsung dalam tahun-tahun terakhir Repelita V, yang mempunyai sasaran utama memantapkan landasan pembangunan nasional.

“Dengan landasan yang kuat dan mantap itulah kita bertekad memasuki Repelita VI, dengan kepercayaan bahwa dalam era tinggal landas kita dapat memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri, menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila,” katanya.

Secara khusus diingatkan bahwa umat manusia sedang berada dalam dunia yang tengah meninjau kembali makna kehidupan berbangsa. Bangsa-bangsa yang lebih tua, yang telah berhasil memantapkan rasa kebangsaannya, kata Presiden, dengan penuh keyakinan mulai merintis kerjasama regional yang lebih kuat dalam bidang sosial ekonomi dan sosial budaya.

Berbagai hambatan telah dilonggarkan. Dasar kerjasama baru diletakkan untuk mewujudkan kerjasama ekonomi yang makin menyatu dan lebih luas dari batas negara masing-masing, untuk makin meningkatkan lagi kesejahteraan masyarakat, Kepala Negara menambahkan.

Sebaliknya, katanya, bangsa-bangsa yang muda, yang masih lemah ikatan kebersamaannya, sedang disibukkan oleh masalah dalam negeri yang berat. Beberapa di antaranya bahkan sedang menghadapi ancaman huru-hara, pergolakan dan perpecahan.

Presiden mengingatkan, Indonesia termasuk dalam jajaran bangsa baru. Namun telah memiliki kebudayaan yang sangat tua, yang berhasil menyatukan latar belakang kebudayaannya sebagai landasan yang kokoh kuat bagi timbulnya semangat kebangsaan. (ta)

Sumber: BISNIS INDONESIA (11/02/1992)

___________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 677-678.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.