KEPERCAYAAN CGI TIDAK BOLEH DISIA-SIAKAN [1]
Yogyakarta, Antara
Kepercayaan CGI (Consultative Group for Indonesia) yang memberi pinjaman sebesar 5,202 miliar dolar AS tahun 1994 tidak boleh disia-siakan.
“Kepercayaan itu wajib dipelihara dengan menggunakannya secara efisien dalam sistem ekonomi dan pemerintahan yang lebih bersih,” kata pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), DR. Dibyo Prabowo, Msc, Sen in.
Mengomentari pemyataan Presiden Soeharto dengan melarang penggunaan dana CGI untuk keperluan konsumtif, dia mengatakan, larangan itu mutlak harus ditaati aparat pemerintahan agar mengurangi resiko yang merugikan.
Menurut dia, larangan Presiden seperti itu penting untuk dijalankan secara konsisten agar kepercayaan CGI kepada Indonesia terpelihara baik dan mampu dikembalikan pinjaman itu pada saatnya. Untuk menuju kearah itu, pemerintah perlu melakukan pembenahan guna memperbaiki sistern perekonomian makro, perbankan, serta mampu menciptakan sistem pemerintahan yang benar-benar bersih.
“Kalau penggunaan dana CGI ingin efektif, pemakaiannya harus dilakukan seefisien mungkin, dan hal itu hanya akan tercapai bila didukung dengan adanya prosedur birokrasi pemerintahan yang benar-benar bersih ,”tandasnya.
Hapuskan Kolusi
Hal senada juga dikemukakan Direktur Magister Manajemen (MM) UGM, DR. Bambang Sudibyo, MBA, dengan menambahkan, untuk memelihara kepercayaan CGI sistem perbankan dan perekonomian harus pasti.
“Untuk semua itu, segala bentuk kolusi harus dihapuskan sebab antara penguasa dan pengusaha dapat menghancurkan sistem dan kepastian perbankan serta perekonomian nasional,” katanya.
Bila kolusi itu tetap ada dalam tubuh pemerintahan, selamanya produk-produk Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan mata dagangan sejenis buatan luar negeri terutama setelah ketentuan GAlT diberlakukan efektif.
Menyadari pentingnya penciptaan iklim perbankan yang lebih pasti agar segala bentuk biaya tinggi dapat ditiadakan, Bambang menghimbau pemerintah untuk mewaspadai setiap penyimpangannya akibat adanya kolusi. Sebab, selama kepastian ketentuan perbankan tidak terpelihara dengan baik, selama itu pula perekonomian Indonesia tetap tertinggal dari negara lain, demikian Bambang Sudibyo. (U.Ykt-pk01/Ykt-002/EU09 /ll/07/9418:59/re3)
Sumber: ANTARA(ll /07/1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 309-310.