KESEPAKATAN SOEHARTO – SOMARE
Kunjungan Presiden Soeharto ke Papua Nugini telah tambah mengokohkan pengertian serta kerjasama antara kedua negara. Perundingan dengan PM Michael Somare di Port Moresby telah membuahkan kesepakatan antara kedua pemimpin untuk mencapai kesepakatan tentang masalah-masalah paling vital dalam hubungan kedua negara.
PM Somare telah mengusulkan agar kedua negara melakukan pembangunan yang seimbang di sepanjang perbatasan kedua negara. Usul itu sangat disetujui oleh Indonesia. Dan sebagai kesepakatan pokok, Papua Nugini dan Indonesia setuju untuk menindak keras imigran gelap yang memasuki negara masing-masing.
Dalam bidang ekonomi dan pembangunan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan dasar-dasar kerjasama yang sudah diletakkan. Ini tentu akan memberi keuntungan timbal-balik dalam mengatur kepentingan yang kian meningkat dalam hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara.
PNG sedang mengembangkan diri sebagai pasaran yang baik bagi produk-produk industri Indonesia disamping mengharapkan pertukaran, pengalaman dan bimbingan tehnis dalam sektor pembangunan pedesaan. Ini adalah lapangan kerjasama yang dapat mengisi dan memberi makna yang berarti pada hubungan konstruktif antara kedua negara.
Satu hal yang harus dicatat ialah keinginan kedua negara untuk melakukan tukar menukar rencana pembangunan yang hendak dilakukan sepanjang perbatasan masing-masing. Model, volume, standar dan kriteria pembangunan yang hendak direalisir tentulah penting untuk diperhatikan, namun pertukaran rencana itu sendiri berpengaruh untuk menciptakan kesejahteraan psikologis politis sehingga tidak membawa akibat yang dapat memperlanjut keresahan yang ada sekarang ini.
PNG sendiri sudah menyediakan biaya untuk rencana pembangunan perbatasan dan dengan demikian, menurut logikanya, pembangunan perbatasan itu bisa segera dimulai. Negeri itu tidak mempunyai hambatan administratif maupun sosiologis dalam menetapkan dan melaksanakan pembangunan yang direncanakannya.
Pada kita harus ada kemauan tinggi untuk menyiapkan tempo maupun dana yang khusus untuk itu disamping perlu disiapkannya aparat yang sigap dan jujur untuk melaksanakan pembangunan perbatasan itu.
Walaupun begitu, apa yang sudah disepakati oleh Presiden Soeharto dan PM Somare itu kita nilai sebagai suatu contoh landasan yang penting dalam menyelenggarakan kerjasama dan pengertian serta hubungan tetangga – baik antara Indonesia dan PNG Bidang-bidang kerjasama lain masih terbuka luas dalam berbagai kemungkinan, yang perlu dikembangkan diatas landasan politis yang sudah dicapai.
Kodrat hidup berdampingan dan kepentingan untuk mengembangkan hajat hidup masing-masing dalam suatu kawasan yang sedang tumbuh memerlukan inisiatif damai dan penyesuaian serta penyelarasan pandangan antara Indonesia dan PNG secara aktif dan menjangkau ke depan. Langkah-langkah bagi itu harus diselenggarakan dengan penuh tanggungjawab, dengan menyingkirkan kecurigaan maupun perbedaan yang mungkin ada antara kedua negara. Kunjungan Presiden Soeharto ke PNG sebagai balasan kunjungan PM Somare kemarin dua tahun yang lalu, merupakan manifestasi dari keinginan untuk menyatukan pandangan dan meningkatkan kerjasama untuk mengatasi perbedaan-perbedaan antara kedua negara.
Mudah-mudahan buah yang dihasilkan dari peningkatan kerjasama itu dapat lebih mempererat hubungan antara kedua negara di masa depan. (DTS)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (07/06/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 84-85.