KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN TERGANTUNG DALAM PEMBINAAN ANAK2

KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN TERGANTUNG DALAM PEMBINAAN ANAK2

Presiden Soeharto

Terjaminnya kesinambungan arah dan derap pembangunan sebagai kelanjutan usaha kita sekarang sangat tergantung pada keberhasilan kita dalam membina anak­anak dari generasi muda yang sekarang.

Demikian dikemukakan Presiden Soeharto pada pembukaan kursus Penyegar lbu dan Balita angkatan II di lstana Negara, Senin pagi kemarin.

Di katakan oleh Kepala Negara, anak-anak yang sejak balita terlantar kesehariannya dan terabaikan pendidikan rohaninya tentu akan sukar menjadi manusia yang mampu membangun bangsanya.

"Tumbuh kembangnya anak-anak balita merupakan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak-anak itu selanjutnya baik perkembangan fisik mau pun mentalnya, perkembangan kecerdasan mau pun watak serta kesadaran sosialnya," kata Kepala Negara.

Dalam membina anak, tidak cukup kalau baru dimulai pada saat anak dilahirkan. Pembinaan anak bahkan sudah harus disiapkan sebelum anak-anak tersebut dilahirkan, yaitu semenjak anak masih dalam kandungan, karena pemeliharaan anak semasa masih dalam kandungan merupakan pangkal tolok kelahiran anak yang sehat.

Tanggung Jawab Masyarakat

Dikatakan oleh Presiden, pembangunan memerlukan gerak yang dinamis dan dukungan yang bergairah dari masyarakat. Untuk itu, sangatlah perlu ditumbuhkan, dibina dan dikembangkan dinamika masyarakat.

Tujuannya adalah agar masyarakat berkemauan dan berkemampuan mendukung cita-cita pembangunan sehingga tumbuh dan berkembang usaha-usaha swadaya masyarakat sebagai perwujudan dan rasa ikut bertanggung jawab dalam mengatasi masalah yang kita hadapi bersama, termasuk masalah pembinaan anak-anak balita (di bawah lima tahun).

Pembinaan balita perlu benar-benar disadari pentingnya oleh masyarakat. "Tanggung jawab masyarakat dalam membina anak-anak balita ini lebih dirasakan perlunya mengingat anak-anak kita, tunas-tunas bangsa kita, kelak akan meneruskan pembangunan untuk mencapai harapan-harapan kita di masa datang," kata Presiden.

Dengan terselenggaranya kursus Penyegar lbu dan Balita angkatan ke II itu, Presiden menyampaikan penghargaan kepada Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia atas prakarsanya menyelenggarakan kursus.

Bukan Wadah Baru

Kursus Penyegar lbu dan Balita itu berlangsung di bawah pimpinan dr. Ny. Lily I Rilantono. Gagasan dasar berlangsungnya kursus ialah membantu pemerintah dan masyarakat untuk memnpercepat peningkatan pembinaan balita secara menyeluruh dan terpadu di seluruh tanah air.

Menurut perkiraan jumlah Balita di seluruh Indonesia 24 juta. Dari jumlah itu yang memperoleh pembinaan melalui Taman Kanak-Kanak, Taman Gizi, Karang Balita dan Kelompok Bermain barulah 15% sedangkan yang 85% pembinaannya tergantung sepenuhnya pada keluarga masing-masing, terutama ibu. Karena itulah kemampuan para ibu dalam membina balita perlu ditingkatkan. Dengan adanya kursus, diharapkan akan tercipta kader dalam pembinaan Balita.

Peserta kursus angkatan II diikuti 116 peserta, terdiri dari 69 utusan daerah dan 47 utusan pusat.

Materi kursus ialah bidang perkembangan fisik, kesehatan dan gizi, bidang stimulasi mental, bidang sosial budaya dan bidang lbu dan sumber dayanya.

Pelaksanaan kursus di Rumah Sakit Anak dan Bersalin "Harapan Kita", Jakarta. Dalam laporannya, dr.Ny.Lilly I Rilantono mengemukakan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia tidak bermaksud membentuk wadah baru untuk program pembinaan Balita, melainkan menitipkan paket pembinaan melalui jalur yang ada di masyarakat seperti PKK, BKKBN, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan organisasi wanita lain, termasuk kegiatan Taman Kanak-Kanak.

Materi kursus mencakup pengetahuan dasar serta latihan praktis yang dituangkan dalam 36 jam pelajaran, meliputi permasalahan ibu hamil, perkembangan janin, permasalahan kesehatan dan gizi bayi dan anak prasekolah.

Di bidang stimulasi mental, mencakup faktor-faktor penentu perkembangan anak balita, yaitu stimulasi mental masa 0-2 tahun, 2-5 tahun, peranan keluarga dalam perkembangan mental dan alat permainan untuk merangsang anak balita. (DTS)

Jakarta, Suara Karya

Sumber: SUARA KARYA (08/09/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 612-614.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.