KETUA BAPPENAS TTG PENILAIAN PERANAN PERS RI
Denpasar, Antara
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, J.B. Sumarlin menilai, peranan pers sangat penting untuk dapat membantu mengubah sikap dan pandangan masyarakat dari pesimis menjadi positif dalam menghadapi tantangan serta rintangan perekonomian belakangan ini.
Berbicara di hadapan peserta sidang pleno ke-29 Dewan Pers di hotel Bali beach, Sumarlin menandaskan, berbagai macam rintangan yang dihadapi itu tidak jarang menimbulkan kekhawatiran akan kesuraman, akibat merosotnya penerimaan negara dari minyak dan gas bumi.
Presiden Soeharto dalam pidato tanggal 6 Januari 1987 menegaskan bahwa menghadapi keadaan yang suram dan mengecewakan ini “kita tidak perlu terjebak oleh pancingan dan provokasi untuk bersikap pesimis, acuh tak acuh, negatif dan sinis.”
Tantangan dan rintangan itu justru harus dapat merupakan cambuk untuk bekerja lebih keras, tekun dan penuh disiplin, ucap Sumarlin. Dana rupiah bisa diperoleh apabila masyarakat secara keseluruhan mau dan mampu menyisihkan bagian dari penghasilannya untuk ditabung atau untuk pembayaran pajak.
“Meningkatkan tersedianya dana rupiah jelas bukan dengan cara mencetak uang, apabila kita tidak menginginkan terjadinya inflasi,” kata Sumarlin.
Sedang dana devisa hanya bisa diperoleh melalui ekspor. “Ini adalah konsekuensi apabila kita tidak menginginkan untuk makin bergantung pada pinjaman luar negeri, katanya.
Menteri Sumarlin mengatakan, Indonesia harus berupaya meningkatkan tabungan masyarakat, penerimaan pajak dan penerimaan ekspor.
Mengenai ekspor migas sudah tidak mungkin kita harapkan untuk berperan seperti di tahun 1970-an. “Oil boom” jangan kita harapkan, paling tidak untuk beberapa waktu mendatang ini. Oleh karena itu satu-satunya jalan dan peluang adalah meningkatkan ekspor non migas.
Upaya mendorong ekspor non-migas ini harus “all out” dan tidak tanggungtanggung. Dalam hubungan ini ia menekankan mutlak perlu adanya iklim usaha yang sehat, “fair” serta jelas aturan mainnya, tanpa banyak gangguan-gangguan yang menghambat usaha maupun yang menimbulkan rasa tidak pasti diantara para pengusaha.
Secara umum, situasi perekonomian dunia menurut Sumarlin, belum akan membaik dalam tahun 1987, “Meskipun kita mengharapkan adanya perbaikan di tahun-tahun mendatang, terutama apabila negara-negara industri sebagai pelaku dominan dalam perekonomian dunia ini bisa mencapai kesepakatan untuk melaksanakan secara efektif sinkronisasi kebijaksanaan di bidang fiskal, moneter dan perdagangan.”
Dua tahun belakangan ini laju pertumbuhan ekonomi dunia melambat, dan berbagai pertanda menunjukkan bahwa tahun 1987 ini ekonomi dunia barangkali juga tidak akan lebih baik dari pada tahun 1986, Peranan pers sangat vital, yaitu untuk menyebarkan informasi yang benar dalam rangka memperdalam kesadaran dan mempertebal tekad masyarakat kita untuk menghadapi tantangan nasional di bidang ekonomi.
Menteri Sumarlin menegaskan agar pers menghindarkan pemberitaan pemberitaan yang dapat menganggu kelancaran pembangunan, seperti pemberitaan yang bersifat adu domba, menyesatkan atau menambah kesimpangsiuran pandangan masyarakat.
Sumber: ANTARA (18/07/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 750-752