Ketua Presiduim Kabinet Ampera: ORDE BARU SATU KEHARUSAN SEDJARAH
Orde Lama Penuh Sandiwara [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
“Orde Baru adalah suatu keharusan sedjarah dan digariskan UUD 45, jang baru tumbuh sebagai arus sedjarah baru jang selalu mengalir, mengalir, menggilas dan menjeret arus sedjarah lama”. Demikian ditandaskan oleh Ketua Presidium Kabinet Ampera/Men/Pangad Djenderal Soeharto, dalam sambutan tertulisnja dihadapan para peserta Upgrading Course KAMI Djaya jang dibatjakan oleh Pangdam V Djaya MajDjen Amir Machmud, pada malam penutupannja Kamis malam.
Ditandaskan kemudian, bahwa tugas dan tudjuan Orde Baru adalah menegakkan kestabilan ipoleksos berdasarkan Pantjasila. Oleh karenanja tugas Kabinet Ampera sebagai hasil perdjuangan rakjat dan dibentuk berdasarkan ketetapan MPRS adalah membina Orde Baru sesuai dengan djiwa Ketetapan MPRS, Pantja Sila dan UUD 45 serta memelihara sendi2 Orde baru jaitu Pantjasila.
berdasarkan ketetapan MPRS adalah membina Orde Baru sesuai dengan djiwa Ketetapan MPRS, Pantja Sila dan UUD 45 serta memelihara sendi2 Orde baru jaitu Pantjasila.
Selandjutnja dinjatakan, bahwa peranan pembinaan Orde Baru terlihat pada Dwi Dharma dan Tjatur Karya Kabinet Ampera dan pelaksanaannja adalah program untuk mentjapai tjita2 Rakjat. Dimana untuk suksesnja Kabinet Ampera perdjuangan KAMI/ Angkatan ’66 dipertaruhkan.
Orde Baru Djangan Me-niru2
Kepada Orde Baru achirnja diingatkan Djenderal Soeharto, agar djangan me-niru2 tjara2 Gestapu/PKI/Orde lama jg. penuh sandiwara belaka di satu pihak ber-teriak2 progresip revolusioner, hidup Pantjasila, tapi dilain pihak punja maksud tertentu. Ini semua bertentangan dengan djiwa Pantjasila. Orde Baru harus dapat menarik peladjaran dari masa lampau untuk membina sedjarah Revolusi Indonesia, masa kini dan masa datang. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (10/09/1966)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, 219-220.