KHARIS SUHUD: PAMERAN ASMAT DI LONDON LEBIH MENONJOL
Jakarta, Antara
Ketua Umum Yayasan Kemajuan dan Pengembangan Asmat (YKPA), Kharis Suhud, menilai pameran Asmat di Gedung Commenwealth Institute, London, baru-baru ini lebih menonjol dari pada peserta-peserta dari negara lain karena pameran itu terintegrasi.
“Selama Safari Budaya Asmat (SBA) 89 berlangsung, kegiatan pameran di London tersebut melibatkan tiga kegiatan sekaligus secara terintegrasi yaitu tari, pameran dan pemutaran film di tengah-tengah pameran dari negara-negara anggota Persemakmuran sementara mereka hanya berpameran, ” katanya dalam jumpa pers di Departemen Sosial.
Acara jumpa pers itu juga dihadiri oleh Mensos Prof. Dr. Haryati Subadio, dua pakar kebudayaan yakni Prof. Dr. Koentjaraningrat dan Prof. Dr. Budhisantoso, 10 seniman Asmat dan beberapa pengurus YKPA yang turut serta dalam acara SBA 89 ke Inggris, BeIanda, Belgia dan Austria. Kharis Suhud juga mengemukakan, ketika mengadakan kegiatan di Den Haag, Belanda, SBA diundang oleh Ketua Perutusan Indonesia dalam sidang IGGI dan juga Ketua Bappenas, Saleh Afiff, untuk mengadakan pertunjukan khusus bagi seluruh delegasi IGGI.
“Pertunjukan itu mendapat simpati besar dari para perutusan dan duta besar anggota IGGI di sana. Mereka mengagumi kesenian Asmat,” tambahnya. Dikatakannya, SBA 89 yang mengunjungi beberapa negara di Eropa Barat tersebut yang antara lain bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang sifatnya berbeda itu secara umum berhasil.
“Seluruhan acara SBA 89 berlangsung dengan baik dan sesuai dengan rencana berkat kerjasama antara Pemerintah (Departemen Sosial), KBRI dan sektor swasta,” tambah Kharis Suhud yang juga Ketua DPR/MPR. Menurut dia, selama hampir sebulan (30 Mei-25 Juni) SBA 89 mempagelarkan kesenian tradisonal Asmat seperti seni ukir, tari-tarian, pameran foto, pemutaran film dan ceramah mengenai masyarakat itu.
Dikemukakannya, selain untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang sifatnya berbeda kepada masyarakat di negara-negara tersebut, SBA 89 juga bertujuan memberikan pengertian kepada mereka tentang pembangunan masyarakat terasing di Indon esia dan pelestarian kebudayaannya.
“Kunjungan tersebut sekaligus turut mensukseskan Tahun Sadar Wisata yang telah dicanangkan oleh Presiden Soeharto tahun ini. Dan banyak orang di sana ingin melihat daerah Asmat di Irian Jaya dari dekat,” demikian Ketua Umum YKPA itu. Ia menyebutkan kegiatan SBA 89 dapat memberikan informasi sebenarnya tentang usaha yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat Indon esia melalui kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat guna membina, melestarikan, mengembangkan serta mempromosikan seni budaya tradisional.
Dengan demikian, katanya, kegiatan SBA 89 di Eropa itu dan melihat antusias para penonton, dapat dipastikan berdampak positif antara lain dapat meluruskan pandangan yang keliru dari orang-orang Barat terhadap apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI.
“Penampilan budaya Asmat secara utuh ditambah hadirnya secara langsung Gubernur Irian Jaya yang putra daerah asli, Barnabas Suebu SH, telah dapat mematahkan isu antara lain Jawanisasi. Bahkan yang tumbuh sekarang adalah rasa simpati terhadap upaya pemerintah dalam melestarikan budaya tradisional,” ujarnya.
Sumber : ANTARA(04/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 762-764.