KHARIS SUHUD: SISTEM PEMILU SEKARANG SULIT DIUBAH
Jakarta, Antara
Ketua DPR/MPR Kharis Suhud berpendapat, sistem Pemilu yang sekarang agaknya sulit diubah karena kalau sistern proporsional atau distrik secara murni diterapkan akan “njomplang” (timpang).
“Karena itu, kita pasti akan mengikuti sistem gabungan (seperti saat ini) sebab ada daerah, misalnya Irian Jaya, yang tidak bisa disamakan dengan Jakarta,” kata Kharis Suhud ketika dimintai komentarnya mengenai pidato kenegaraan Presiden menyangkut soal sistem Pemilu di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu.
Presiden Soeharto menyebutkan, tidak ada halangan bagi kekuatan sosial politik untuk memperjuangkan pandangannya tentang sistem Pemilu jika hal itu lebih baik dari pada sistem yang disepakati bangsa Indonesia sekarang ini.
Menurut Kharis Suhud, sistem harus dibahas dulu oleh Badan Pekerja MPR, tidak bisa diramalkan semaunya.
“Kita tidak bisa meramalkan harus begini atau harus begitu, sebab nanti saya dicap diktator,” tegasnya.
Mengenai GBHN, Kharis Suhud mengatakan, sumbangan pikiran baik yang datang dari Presiden maupun dari fraksi-fraksi akan diserahkan kepada BP. MPR untuk dibahas lebih lanjut.
Sumber : ANTARA(16/08/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.288.