KOMUNIKE BERSAMA INDONESIA – BANGLADESH
Indonesia dan Bangladesh sepakat untuk meneruskan kerjasama dalam eksplorasi minyak dan gas serta kemungkinan2 usaha patungan dibidang2 lainnya yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Hal itu dinyatakan dalam komunike bersama Indonesia – Bangladesh yang dikeluarkan ketika kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto berakhir di Dakka, Rabu pagi pada tanggal 21 Nopember 1979.
Kedua pihak juga menjajaki kemungkinan2 bagi peningkatan hubungan dagang dan kerjasama ekonomi. Khususnya mengenai impor semen, bahan baku semen (clinker) dan pupuk dari Indonesia ke Bangladesh cukup memberikan prospek yang cerah.
Bangladesh
Indonesia danBangladesh sepakat untuk meneruskan kerjasama dalam eksplorasi minyak dan gas serta kemungkinan2 usaha patungan dibidang2 lainnya yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Hal itu dinyatakan dalam komunike bersama Indonesia – Bangladesh yang dikeluarkan ketika kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto berakhir di Dakka Rabu pagi pada tanggal 21 Nopember 1979.
Kedua pihak juga menjajaki kemungkinan2 bagi peningkatan hubungan dagang dan kerjasama ekonomi. Khususnya mengenai impor semen, bahan baku semen (clinker) dan pupuk dari Indonesia ke Bangladesh cukup memberikan prospek yang cerah.
Bangladesh dapat mengekspor ke Indonesia antara lain kertas, kertas koran, jute dan permadani jute dan sejumlah barang2 lainnya.
Mengenai hubungan kedua negara, komunike itu menyebutkan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama antara Bangladesh dan Indonesia telah diperkuat sebagai hasil dari kunjungan Presiden Ziaur Rahman ke Indonesia tahun lalu dan kunjungan Presiden Soeharto ke Bangladesh tahun ini.
"Kunjungan Presiden Soeharto mernpakan kerjasama dan dialog yang terus menerus antara Indonesia dan Bangladesh dan telah bermanfaat bagi mempererat ikatan persahabatan danpengertian dan dalam memperluas ketjasama kedua negara".
Menghadapi situasi ekonomi internasional kedua Presiden menyatakan tekad mereka untuk terus bekerjasama dan berusaha keras bagi terciptanya orde ekonomi internasional baru berdasarkan persamaan dan keadilan.
Kedua Presiden juga menekankan perlunya memberikan perhatian bagi pemecahan masalah yang sulit yang dihadapi negara2 yang kurang berkembang.
Dailam komunike itu Presiden Soeharto menyatakan bahwa Bangladesh karena faktor geografi sejarah dan kebudayaan, merupakan jembatan antara kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Kedua Presiden menegaskan kembali dukungan mereka bagi terciptanya wilayah damai di Samudera Indonesia (Hindia) dan daerah damai, bebas dan netral di Asia Tenggara.
Tentang situasi internasional dewasa ini, kedua Presiden menekankan perlunya semua negara pencinta perdamaian untuk meningkatkan usaha2 mereka bagi meningkatkan dan memperkuat perdamaian dan keamanan internasional berdasarkan prinsip2 persamaan kedaulatan, integritas wilayah, tidak ikut campur tangan dalam urusan negara2 lain dan mencari penyelesaian damai dalam segala perselisihan dan persengketaan.
Kedua Presiden juga menekankan perlunya mempertahankan prinsip2 dan tujuan gerakan Non-Blok sebagai alat yang penting dan bagi perdamaian dan kemajuan.
Kedua Kepala Negara itu menekankan pentingnya persatuan, solidaritas dan kerjasama di antara negara2 Non-Blok.
Tentang masalah di Timur Tengah, dikatakan; bahwa penyelesaian masalah itu hanya dapat dilakukan jika ditariknya semua pasukan Israel yang menduduki daerah Arab, mengembalikan kota suci Jerusalem kepada kekuasaan Arab serta mengakui hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara yang merdeka di tanah air mereka.
Mengenai Afrika selatan, kedua Presiden memandang dengan cemas terlalu yang makin menjadi di Afrika Selatan dan mengulangi dukungan mereka kepada perjuangan yang heroik bagi rakyat untuk pemindahan kekuasaan dari pemerintahan rasial minoritas kepada wakil2 dari rakyat di Zimbabwe, Namibia dan Albania.
Perundingan2 di London masing-masing diharapkan akan menghasilkan perbaikan bagi rakyat Zimbabwe. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (22/11/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 241-242.