KOMUNIKE BERSAMA RI – PAKISTAN:
TARIK MUNDUR PASUKAN2 ASING DARI AFGHANISTAN DAN KAMPUCHEA
Indonesia dan Pakistan menyatakan keprihatinan yang dalam atas terus berlangsungnya kehadiran pasukan2 asing di Afghanistan dan Kampuchea dan menekankan perlunya segera pasukan2 asing itu ditarik keluar dari kedua negara tersebut.
Hal itu ditegaskan secara gamblang dalam komunike bersama antara Presiden Soeharto dan Presiden Pakistan Zia-Ul-Haq, yang dikeluarkan di Islamabad, ibukota Pakistan, di akhir kunjungan empat hari Presiden Soeharto di negara tersebut hari Senin.
Kecuali mengenai pertikaian politik di Asia itu, kedua kepala negara juga menyoroti berbagai masalah internasional lainnya seperti masalah TimurTengah termasuk konflik antara Iran dan lrak, peranan negara2 Non Blok serta konperensi Islam.
Masalah hubungan bilateral dalam kerangka IPECC (Kerjasama ekonomi dan kebudayaan Indonesia dan Pakistan) mendapat tekanan penting pula dalam komunike bersama tersebut, dalam hal mana kedua kepala negara sependapat tentang perlunya hubungan bilateral itu ditingkatkan.
Lengkapnya komunike bersama itu adalah sbb. :
1. Atas undangan Yang Mulia Jenderal Muhammad Zia-ul- Haq Presiden Republik Islam Pakistan, Yang Mulia Soeharto, Presiden Republik Indonesia, melakukan kunjungan kenegaraan ke Pakistan dari tanggal 28 Nopember s/d 1 Desember 1980.Presiden Soeharto disertai lbu Tien Soeharto.
2. Selama kunjungannya di Pakistan itu, Presiden Indonesia telah mengunjungi Lahore, Islamabad dan Karachi dan mempelajari proyek2 pembangunan dan tempat2 bersejarah dan kebudayaan.
3. Presiden Soeharto dan rombongan disambut dengan hangat dan ramah tamah oleh rakyat dan pemerintah Pakistan yang mencerminkan perasaan persaudaraan Islam dan persahabatan yang mendalam untuk rakyat dan pemerintah Indonesia.
4. Suatu tukar pikiran yang komprehensif telah diadakan antara kedua kepala negara mengenai hubungan bilateral, perkembangan2 di kawasan mereka masing2 dan masalah2 internasional yang menyangkut kepentingan bersama.
Presiden Indonesia dalam pembicaraan2 itu didampingi oleh:
1. Dr. Widjojo Nitisastro, Menteri EKUIN dan Ketua Bappenas;
2. Mochtar Kusumaatmadja, Menteri luar Negeri;
3. Sudharmono, Menteri/Sekretaris Negara;
4. Soepriardjo Gondoprijono, Dutabesar RI untuk Pakistan;
5. Ch.Anwar Sani, Dirjen Politik Deplu;
6. G Rusli Noor, Dir jen HESBLN Deplu;
7. Marsekal Udara Kardono, Sekretaris Militer Presiden;
8. Murdiono, Asisten Khusus Mensesneg;
9. M. Satari, Kepala Direktorat Asia Pasifik Deplu;
10. Didi Ratman, Counsellor KBRI Pakistan;
11. Soepardjo, Counsellor KBRI Pakistan.
Presiden Pakistan didampingi oleh:
a. Agha Shahi, Menteri Luar Negeri;
b. Ghulam Ishak Khan, Menteri Keuangan, Perencanaan dan Koordinasi;
c. Letjen (Purn.) Ghulam Hasan Khan, Menteri Produksi dan Industri;
d. Laksamana Madya M. Fazil Janjua, Menteri Pangan Pertanian dan Koperasi;
e. Musrafa Gokal, Penasehat Presiden Bidang Pelabuhan dan Perkapalan;
f. S.Shah Nawas, Sekjen Kemlu;
g. Letjen K.M. Arif, Kepala Staf pada Presiden;
h. Riaz Piracha, Sekretaris Kemlu;
i. S.S. Iqbal Hosain, Dubes Pakistan untuk Indonesia;
j. Abdul Majid Mufti, Sekretaris Kementerian Produksi;
k. S.A. Moid, Additional Secretary kemlu;
l. Mujahid Husain, Dirjen pada Kemlu; dan
m. Mahmud Athar Zaka, Sekretaris Bersama Divisi Perencanaan dan Pembangunan.
5. Pembicaraan2 dilangsungkan dalam suasana persahabatan yang hangat, ramah dan pengertian bersama yang mewataki hubungan kedua negara.
6. Kedua Kepala Negara menelaah kemajuan2 kerjasama bidang yang di dalam Kerjasama Ekonomi dan Kebudayaan Indonesia – Pakistan (IPECC).
Mereka menyatakan pendirian mereka bahwa perluasan kerjasama bersama akan merupakan manfaat yang besar bagi kedua negara dan akan mempererat ketahanan nasional mereka. Dengan tujuan ini mereka memutuskan bahwa suatu delegasi terdiri dari pejabat2 senior Pakistan, dalam waktu dekat akan berkunjung ke Indonesia untuk menjajaki dan menentukan bidang2 prioritas dan memformulasikan usul2 konkrit untuk kerjasama bilateral. IPECC akan segera bertemu di Islamabad setelah kunjungan delegasi pejabat2 senior tersebut.
7. Presiden Indonesia menjelaskan kepada Presiden Pakistan tentang situasi di Asia Tenggara dan langkah2 yang diambil oleh Indonesia untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut sebagaimana terwujud dalam usul ASEAN bagi zone damai, bebas dan netral di Asia Tenggara. Presiden Pakistan menegaskan dukungan Pakistan terhadap usul ASEAN tersebut yang adalah sesuai dengan usaha2 yang sedang dijalankan oleh Pakistan untuk memelihara perdamaian dan keamanan di Asia Selatan sebagaimana terwujud dalam usul Pakistan untuk membentuk zone bebas senjata2 nuklir di Asia Selatan dan dukungannya bagi terciptanya zone damai di kawasan Samudera Hindia.
8. Presiden Pakistan menjelaskan kepada Presiden Indonesia tentang kemajuan2 yang telah tercapai dalam menormalisasi situasi di kawasan Asia Selatan dan usaha2 konsisten Pakistan untuk mengembangkan hubungan2 bersahabat dengan semua tetangganya atas dasar prinsip2 yang bisa diakui secara universil daripada kedaulatan yang sederajat, menghormati kemerdekaan dan integritas wilayah masing2 dan non-intervensi di dalam masalah2 dalam negeri masing2.
Presiden Indonesia menyatakan penghargaannya atas sumbangan positif Pakistan bagi hubungan bertetangga baik dan perdamaian yang abadi di kawasan tersebut.
9. Dalam meninjau situasi yang berlangsung di Barat Daya Asia dan Asia Tenggara, kedua pemimpin menyatakan keprihatinan yang dalam terhadap kehadiran yang berkepanjangan dari pasukan-pasukan asing di Afghanistan dan Kampuchea dan menekankan perlunya segera penarikan mundur semua kekuatan2 asing dari kedua negara tersebut untuk memungkinkan rakyat2 Afghanistan dan Kampuchea melakukan hak mereka yang tidak dapat dipungkiri untuk menentukan tujuan mereka sendiri bebas dari intervensi luar, campur tangan dan paksaan.
Mereka menyerukan diadakannya usaha2 yang disetujui bersama oleh semua yang terlibat untuk menemukan penyelesaian segera bagi kedua masalah baik bagi Afghanistan maupun Kampuchea sesuai dengan resolusi2 yang relevan yang diputuskan oleh Konperensi Islam dan Sidang Umum PBB.
10. Kedua pihak berjanji untuk berketetapan hati melanjutkan kerjasama mereka di dalam kerangka organisasi Konperensi Islam.
11. Kedua Kepala Negara menjanjikan kerjasama mereka yang penuh di dalam gerakan Non Blok dalam usaha melindungi dan mengembangkan semangat sejati dari gerakan Non Blok. Mereka secara tegas menolak setiap usaha untuk melemahkan dan memecah gerakan tersebut dengan cara membelokkannya dari tujuan2 dan prinsip2 fundamentilnya.
12. Kedua pihak meninjau situasi ekonomi internasional dan menegaskan kembali ketetapan hati mereka untuk bekerja bersama-sama dengan negara2 Dunia Ketiga lainnya untuk membangun Orde Ekonomi Internasional Baru yang didasarkan pada keadilan dan persamaan.
13. Ketika bertukar fikiran mengenai krisis yang berkelanjutan diTimurTengah, kedua pihak menyatakan pendirian mereka bahwa perdamaian yang adil dan abadi tidak dapat tercapai tanpa penarikan mundur Israel dari semua wilayah2 yang didudukinya, termasuk AI-Quds dan pemulihan hak2 yang tak dapat dipungkiri dari rakyat Palestina, termasuk hak mereka mendirikan negara merdeka di tanah air mereka di bawah pimpinan wakil tunggal rakyat Palestina, yaitu Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
14. Kedua pimpinan menyatakan keprihatinan yang mendalam akan konflik yang berkelanjutan antara Irak dan Iran dan menghimbau kembali kedua belah pihak supaya turut menghentikan peperangan. Presiden RI menyatakan penghargaan sedalam-dalamnya dan mendukung usaha2 yang dilancarkan. Presiden Pakistan atas nama Konferensi Islam untuk memulihkan perdamaian antara kedua negara Islam tersebut.
15. Kedua belah pihak menyatakan bahwa pertukaran pandangan antara mereka memberikan sumbangan penting ke arah memperkokoh hubungan persahabatan dan kerjasama yang akrab antara kedua negara dan memajukan saling pengertian antara rakyat kedua bangsa.
Sambil menekankan pentingnya pertemuan antara pemimpin2 danpejabat2 kedua bangsa, mereka lebih Ianjut menyatakan hasrat untuk melanjutkan pertukaran kunjungan dalam berbagai tingkat.
16. Presiden Soeharto menyatakan terima kasih yang tulus atas keramah-tamahan yang hangat yang diberikan kepadanya dan anggota rombongan oleh rakyat dan pemerintah Pakistan.
17. Dia menyampaikan undangan yang bersahabat kepada Presiden Pakistan dan Begum Zia-ul-Haq untuk mengunjungi Indonesia Undangan tersebut diterima baik dengan perasaan sangat gembira. Tanggal kunjungan itu akan ditentukan melalui saluran2 diplomatik.
Demikian isi komunike bersama tersebut. (DTS)
…
Islamabad, Antara
Sumber: ANTARA (01/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 661-665.