KTT OKI, Presiden Soeharto Meminta Pengesahan “Deklarasi Aceh Mengenai Kependudukan dan Keluarga Berencana” [1]
SELASA, 10 DESEMBER 1991 Presiden Soeharto pagi ini menyampaikan pidatonya didepan sidang KTT OKI di Dakar, dalam acara perdebatan umum.
Kepala Negara telah memutuskan untuk mempersingkat kunjungannya di Dakar, antara lain mengingat bahwa sidang – sidang KTT OKI berjalan dengan lancar dan mendesaknya masalah di daIam negeri, seperti RAPBN.
Dalam hubungan ini Presiden telah memberikan briefing kepada delegasi Indonesia dan para penasihat delegasi.
Dalam pidatonya, Presiden Soeharto antara lain telah meminta kepada sidang untuk mensahkan “Deklarasi Aceh mengenai Kependudukan dan Keluarga Berencana” menjadi dokumen resmi kerjasama antara negara OKI dalam bidang tersebut.
Dalam kaitan ini, Presiden menjelaskan kepada sidang bahwa Indonesia bersama dengan Universitas Al-Azhar Kairo pada bulan Februari 1990 telah menyelenggarakan Konferensi Internasional tentang Islam dan Kebijaksanaan Kependudukan di Lhokseumawe, Aceh.
Dalam konferensi itu dihasilkan “Deklarasi Aceh”.
Di bagian lain pidatonya, Kepala Negara mengatakan bahwa kita perlu memusatkan perhatian pada inti sengketa dan permusuhan di Timur Tengah, yaitu perjuangan sah rakyat Palestina dibawah kepemimpinan PLO untuk memperoleh kembali hak – hak menentukan nasib sendiri dan membentuk sebuah negara.
Dikatakannya bahwa kegetiran keadaan di wilayah – wilayah yang diduduki Israel menuntut seluruh umat Islam untuk mengakhiri penindasan Israel terhadap bangsa Arab. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 484. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003