KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN SOEHARTO DI TIMOR-TIMUR

KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN SOEHARTO DI TIMOR-TIMUR

Selama dua hari, Presiden Soeharto telah mengadakan kunjungan ketja di Timor Timur. Kunjungan kerja ini dilakukan Presiden Soeharto bersamaan pula dengan peringatan dua tahun Propinsi ke-27 Timor Timur.

Presiden Soeharto demikian terkesannya dengan Timor Timur, sehingga dalam kunjungan kerjanya itu beliau membawa rombongan yang terbesar yang pernah turut dalam kunjungan ketja ke daerah-daerah.

Dalam pidato Presiden di muka DPRD Tingkat I Timor Timur di Dili, beliau mengemukakan dengan resmi, pembukaan daerah Timor Timur. Pelabuhan laut maupun pelabuhan udaranya kini terbuka untuk umum.

Pernyataan pembukaan Timor Timur sekaligus juga menunjukkan kepada dunia luar bahwa keamanan Timor Timur telah pulih dan pembangunan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyat akan terus ditingkatkan.

Para diplomat ASEAN yang dibawa oleh Presiden dalam kunjungan kerjanya itu juga memberikan tanggapan bahwa integrasi Timor Timur kini sudah bukan masalah lagi, dan dalam waktu yang singkat daerah Timor Timur akan mengalami kemajuan seperti daerah-daerah Indonesia lainnya.

Duta besar Singapura Othman Wok menjelaskan kepada pers, bahwa Pemerintah Indonesia telah memberikan banyak kepada daerah ini untuk usaha-usaha pengembangan dan pembangunannya.

Bagi rakyat Timor Timur, kedatangan Presiden untuk pertama kalinya berkunjung merupakan suatu kejadian besar, karena untuk pertama kalinya rakyat Timor Timur yang telah memutuskan bergabung dengan Indonesia melihat dan menyaksikan Kepala Negaranya.

Bagi Presiden Soeharto dan sejumlah Pimpinan Tertinggi Negara, kedatangannya ke Timor Timur adalah untuk menerimakembali “si anak hilang”, yang dipisahkan penjajahan dari saudara-saudara sekandungnya.

Sekarang masalah-masalah besar di bidang pembangunan yang dihadapi oleh Timor Timur. Dalam waktu dua hari kunjungan Presiden Soeharto telah pula diresmikan pembukaan studio relay tv, sehingga keterasingan daerah Timor Timur kini telah dipecahkan dengan siaran-siaran langsung televisi.

Adalah amat bijaksana menurut kami bahwa prioritas pembangunan dimulai dengan pembukaan jaringan komunikasi dan media massa. Media massa, radio, televisi dan suratkabar merupakan wahana yang paling efektif untuk mengintegrasikan penduduk Timor Timur. Penelitian menunjukkan bahwa media massa merupakan sarana yang efektif untuk integrasi bangsa.

Di samping dari pembangunan studio relay tv, Menteri PU, dalam keterangannya kepada pers juga menyatakan bahwa jalan tembus Atambua Dili – Lospalos sepanjang 327 km sudah akan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun mendatang.

Kita menganggap pembangunan jalan tembus itu demikian pentingnya, karena pembukaan jalan tembus itu akan tidak saja memperlancar arus komunikasi di pulau Timor, akan tetapi juga akan mempunyai efek penyatuan yang besar sekali.

Sudah pasti dalam perencanaan pembangunan Timor Timur ini haruslah diperhatikan pula pertimbangan­pertimbangan strategi militer, karena Timor Timur merupakan ujung perbatasan kepulauan kita dengan Australia.

Kita tidak pula boleh menutup mata terhadap masalah-masalah keamanan dan sisa-sisa Fretilin yang meskipun kecil sekali, namun dapat menimbulkan gejolak yang tidak diinginkan.

Sudah sewajarnya jika pemerintah daerah Timor Timur maupun di pusat harus selalu menjaga gerak pembangunan di Timor Timur. TimorTimur yang selama ratusan tahun terabaikan dan dipisahkan oleh pagar penjajahan, kini memasuki ambang pembangunan seperti daerah-daerah lainnya di seluruh Nusantara. (DTS)

Jakarta, Suara Karya

Sumber: SUARA KARYA (19/07/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 695-696.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.